Gulf mengerjapkan matanya perlahan membiaskan cahaya masuk indra penglihatannya, ia tak berniat keluar dari kamarnya kepalanya sedikit pusing karna menangis kemarin, beruntung hari ini tak memiliki jadwal kuliah.Tok Tok Tok
"Gulf apa aku boleh masuk?"
"Kharb Phi tak di kunci" Serunya seraya mendudukan diri di ranjangnya
"Kudengar kata Mae kemarin seharian kau mengurung dirimu di kamar?" Tanya Thorn, pasalnya kemarin ia lembur sampai tengah malam di kantornya.
"..."
"Kenapa? kau sakit?"
"Tidak, aku tak apa Phi" Serunya sendu, Thorn berjalan menuju ranjang Gulf dan mendudukan dirinya di sebelah adik semata wayangnya itu
"Aku tau kau menyembunyikan sesuatu dari ku, apa ini tentang Mew?" Tanya Thorn, Gulf hanya mengangguk lemah seraya menunduk, lama keheningan diantara mereka hingga Gulf membuka suaranya
"Dia pergi phi" Cicitnya
"Maksudmu?"
"Dia pergi ke Jepang, selama 3 minggu"
"Kau ingin menyusulnya? aku bisa bantu dengan membelikan mu tiket jika kau mau"
"Bahkan aku tak tahu dia di jepang di kota apa phi" Serunya seraya tersenyum miris, Thorn hanya terdiam menepuk bahu Gulf seolah memberikan kekuatan
"Hahh Kau bisa Gulf, 3 minggu itu waktu yang singkat kau pasti bisa melewatinya" Seru Thorn berusaha menyemangati Gulf
"Hahhh aku tahu itu waktu yang singkat tapi bagaimana jika ia pulang dan sudah melupakan semuanya" Tanya Gulf sendu tanpa sadar air mata itu menetes lagi, mengingat kembali mimpinya waktu itu melihat Mew bahagia bersama orang lain itu membuatnya sesak sangat sesak hingga sulit untuk bernafas.
"Tidak mungkin secepat itu Gulf jika dia sangat menyayangi mu, tidak akan secepat itu dia melupakanmu" Seru Thorn seraya memeluk Gulf membuat air mata Gulf semakin turun dengan derasnya, setelah beberapa saat Gulf mulai tenang dan berhenti dari tangisannya, Thorn melepaskan pelukannya
"Ingin jalan-jalan?" Tanya Thorn berharap mengajak Gulf jalan bisa membuat adiknya melupakan sejenak masalahnya, Gulf menggelengkan kepalanya
"Kau yakin?" Tanya Thorn yang diangguki Gulf
"Baiklah jika kau membutuhkan aku, telpon aku na, aku akan pulang dari kantor" Serunya seraya mengusak rambut Gulf, Gulf hanya bisa mengangguk, Thorn berlalu keluar dari kamar sang adik, hingga beberapa saat kemudian
"Nak"
"M-mae"
"Aku tak sengaja mendengarkan obrolan mu dengan phimu, apa yang kau sebut dia kemarin adalah Mew?" Tanya sang Mae, cukup lama untuk Gulf menganggukan kepalanya, nyonya Kanawut mendudukan dirinya di sebelah Gulf mengelus punggung sempit itu berusaha memberikan kenyamanan
"Mae tahu kau lebih nyaman bercerita dengan Phimu, tapi apa kali ini bisa bercerita dengan Mae juga?, Mae tak bisa melihat mu seperti kemarin Gulf" Seru sang Mae menatap anaknya sendu
"Aku tak tahu Mae harus mulai dari mana" Seru Gulf tertunduk
"Bercerita sebisa mu nak"
Dengan perlahan Gulf menceritakan awal mula hubungannya dengan Mew, awal yang menurutnya menjadi seperti penjahat, ia menceritakan semuanya pada sang Mae, hingga kejadian dirumah Mew yang membuatnya sesak, membuatnya terlihat seperti orang paling jahat di dunia ini.
"Aku bingung Mae, aku tak tahu harus bagaimana, ia egois Mae membatalkannya tanpa tahu perasaanku" Seru Gulf kembali meneteskan air matanya
"Apa kau juga tahu nak, perasaannya saat melihat mu jalan dengan senior mu?" Tanya sang Mae
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir | MewGulf
RandomPhi aku ingin kita putus -Gulf Kanawut Seberapa ingin pun kau pergi dari ku itu tak akan pernah berhasil karna tuhan telah mentakdirkan kita bersama! -Mew Suppasit Dan setelah semuanya terjadi hanya satu kata yang menghampiri Gulf yaitu 'Penyesalan...