"Phi Hitt, kenapa kalian hanya berdua dimana Phi Mew?" Tanya Gulf saat melihat Hitter hanya berdua dengan Boat"Au apa kau tak tahu gulf?" tanya Boat
"Kenapa phi?" Tanya Gulf dengan hati tak tenang
"Sudah beberapa hari ini Mew tak masuk..." Belum selesai Boat dengan kalimatnya Gulf sudah berlalu lebih dulu
"Hoi aku belum selesai" Seru Boat saat melihat Gulf meninggalkan mereka berdua
"Tunggu kenapa Gulf malah berlalu bahkan kau belum menyelsaikan perkataan mu?,apa ia bertengkar dengan Mew?"Tanya Hitter
"Hoi memangnya aku peramal mana ku tahu, ayo pulang aku lapar" Seru Boat
"Perut mu selalu saja" Kesal Hitter
Gulf berjalan mencari halte bus terdekat, ia mencoba menghubungi Mew berkali-kali tapi ternyata selalu tersambung pada operator, melihat jam yang melingkar di tangannya menunjukan pukul 9 malam, pikirannya kosong saat ini, entah kenapa ia merasa gundah, saat Gulf menunggu bus tiba-tiba ponselnya bergetar menampilkan nama senior nya
Bright is calling
"Hallo phi"
"Apa kau sudah tidur?"
"Belum, ada apa phi?"
"Tidak aku hanya sedang berada di depan rumahmu"
"untuk apa?"
"Apa kau bisa keluar sebentar?, tunggu apa kau sedang diluar kenapa ada suara kendaraan?"
"Aku di..."
Tut Tut
Gulf menghela nafasnya kasar melihat ponselnya mati karna kehabisan baterai, Gulf menaiki bus terakhir dan duduk di bagian paling belekang, memandang sendu keluar jendela, yang sekarang tiba-tiba diguyur hujan deras, lagi-lagi hanya helaan nafas kasar yang keluar, ia bingung, bingung dengan yang ia rasakan saat ini, tatapan matanya kosong memandang jalanan.
Bus yang ditumpangi Gulf berhenti di salah satu halte, Gulf turun tanpa ada niatan untuk meneduh ia terus berjalan pikiran kosong, memandang sendu jalanan yang ada di depannya, mengbaikan orang-orang yang meneduh yang melihatnya aneh berjalan ditengah hujan deras, hingga langkah kakinya terhenti pada sebuah rumah megah, ia tak tahu kenapa langkah kakinya membawanya kemari, tubuh kurus itu tak berniat beranjak dari tempat nya berdiri, memandang sendu kearah rumah itu, hingga sorot lampu mobilpun tak ia hiraukan, sampai suara lembut menyapa indra pendengarannya dan memayungi tubuhnya membuat ia menoleh.
"Gulf apa yang kau lakukan disini? kenapa hujan-hujanan" Serunya
"Astaga ayo masuk" Serunya, Gulf hanya dapat memandang sendu orang itu dan mengikutinya
"Mandilah aku akan mengambilkan ganti untukmu" Serunya seraya berlalu, Gulf hanya menatap kosong wanita paruh baya itu
"Eoh mandilah dan ganti pakaian mu dengan ini, nanti kau sakit" Serunya, Gulf hanya menuruti dan masuk kedalam kamar mandi itu.
Hingga tak lama kemudian ia keluar setelah selesai mandi dan berganti pakaiannya, ia sempat terpaku karna wangi dari yang menguar dari pakaian yang dipakainya, ia tau ini milik siapa, seketika dadanya sesak.
"Gulf duduklah disini, minum teh ini na agar kau merasa hangat nak" Serunya memberikan secangkir teh hangat pada Gulf
"T-terima kasih" Seru Gulf seraya mengambil secangkir teh yang diberikan kepadanya
"Apa kau sudah makan nak?" Tanyanya yang hanya dijawab gelengan oleh Gulf
"Au kenapa kau melewatkan makan malam mu, kalau begitu tunggu sebentar na aku akan buatkan sesuatu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir | MewGulf
CasualePhi aku ingin kita putus -Gulf Kanawut Seberapa ingin pun kau pergi dari ku itu tak akan pernah berhasil karna tuhan telah mentakdirkan kita bersama! -Mew Suppasit Dan setelah semuanya terjadi hanya satu kata yang menghampiri Gulf yaitu 'Penyesalan...