Prologue

1K 70 10
                                    

"Aza, bisa bangun nggak? Lo udah tiga puluh menit rebahan sambil diem doang begitu. Nggak capek apa?" tanya Lubna, gadis berusia lima belas tahun yang lebih kerap dipanggil Una oleh beberapa penghuni bumi lainnya.

"Gue capek, Una!" Akhirnya, Aza bangkit dari posisi telentangnya diatas sofa. "Gue capek disuruh jadi anak rajin."

Aza menyandarkan bahunya ke sofa, netranya menyapu langit-langit rumah yang sedikit dihiasi sawang laba-laba.

"Jadi rajin itu enak lho, Za. Hidup lo teratur. Lihat gue! Jam segini udah nyampe rumah lo, harum, bersih, kenyang, rapi, dan udah selesai ngerjain tugas." Una menyelipkan rambutnya ke belakang telinga.

"Lo nggak tahu nikmatnya rebahan sih!" bantah Aza yang masih berbalut piyama tidurnya.

"Mandi mandi mandi, Azaaa!!!" seru Una geram sambil menyeret bahu sahabatnya itu. Tak segan-segan bagi Una untuk menyeret Aza ke kamar mandi sekalipun temannya itu harus terjatuh dulu dari sofa.

"Una, gue bisa jalan sendiri."

"Nungguin lo jalan sendiri itu sama kaya nonton balapan keong, lamaaa!" Una menyerah. Gaya gesek menghambat penyeretan Aza ketika melewati ruang tengah rumahnya.

"Aza, gue baru inget, hari  ini ada Meet and Greet-nya Kak Jein di toko buku. Buruan mandi!" pekik Una heboh.

"Serius?" Aza langsung mengangkat tubuhnya, berdiri setegak tiang bendera. "Sebentar ya, Una. Kamu tunggu di kamar aja, aku mandi dulu," ucap Aza dengan penuh bunga di otaknya, terlihat dari cara bicaranya yang melembut.

Berbicara soal Jein, Aza adalah penggemar beratnya. Jadi, momen apapun soal penulis favoritnya itu adalah momen paling dinanti oleh Aza.

Una menggeleng ketika Aza hilang dari hadapannya dan pindah ke kamar mandi tanpa harus diseret-seret lagi. Gadis itu kemudian beranjak ke kamar Aza untuk merapikan kamar sahabatnya.

Kamar Aza tidak kotor, tidak juga tampak seperti kapal pecah. Hanya saja, jendelanya belum dibuka. Setelah cahaya matahari memasuki kamar Aza, barulah tampak kalau selimutnya teruntal disamping kasur, buku-buku karya Jein berceceran di samping bantalnya, dan seprainya yang sedikit kusut.

Sudah kebiasaan Una di hari Minggu membantu Aza membuka jendela dan merapikan kamarnya. Una sangat suka mengunjungi rumah Aza, sebenarnya hanya di rumah Aza lah Una bisa sejenak melupakan kegiatan akademik yang memenatkan otaknya.

Setelah membersihkan kamar Aza, si pemilik kamar itu masuk dengan wajah dan badan yang segar. "Una enaknya gue pakai baju apa ya?"

"Emang mau kemana?" tanya Una.

"Loh bukannya kita mau ke Gramed?" Aza menghentikan aktivitas mengeringkan rambut dengan handuknya. Menunggu jawaban Una.

"Aza, Kak Jein itu meet and greet-nya di Toga Mas."

"Oh, yaudah kalo gitu ke Toga Mas." Aza berjalan menuju lemarinya, memilah dan memilih pakaian.

"Aza, maksud gue Toga Mas, Bogor."

Aza yang baru saja berhasil mendapat baju terbagusnya dari dalam lemari itu mendadak jadi patung. "UNAAAAA!!!!"

***

Tujuh puluh lima persen orang yang mengetahui persahabatan antara Aza dan Una merasa bingung. Kenapa dan bagaimana bisa seorang Oxana Zada alias Aza yang hobinya rebahan, corat-coret buku, dan ngopi itu bisa bersahabat dengan Lubna Fairuzia alias Una yang ambisius dan berusaha perfeksionis. Kepribadian mereka benar-benar saling bertolak belakang, layaknya kutub utara dengan kutub selatan.

Nyaris tidak mungkin hal itu terjadi di dunia nyata, bukan? Memang, karena dibalik persahabatan mereka tersimpan rahasia besar yang tidak bisa diprediksi.

"Yeah, we are unpredictable. UNPREDICTABLE US."
—Aza, Una—

.

.

.

So yeah, hai, hello.. ehe,

Perkenalkan work Collab ini.. bersama sang penulis yaitu Ayazee_07/Ay sebagai Lubna Fairuzia dan AyyisaK_14/Cha/Kay sebagai Oxana Zada.

Cool right?? yeah, i know,

Oiya, makasih juga buat emejing covernya by alReschaa_ paling tercantuiqq seduniaaa~~♡♡

nah, jangan lupa juga mampir ke work kita berdua--eh bukan, tapi bertiga yang lainnya.. jangan lupa lho ya! kalau lupa kamu pikun kalau sengaja kamu males tingkat dewa. Titik. >3< canda seyy..

Vote+Comment-nya selalu kita tunggu.

Happy Reading, stay safe everyone! and, See ya~~

-Salam unyu Ay dan Cha.

Unpredictable UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang