💄21: Dimintai Bantuan

558 62 13
                                    

Selaku mantan ketua eskul renang yang berprestasi tahun lalu, kini Daun dimintai bantuan untuk mengurus acara perlombaan. Katanya, sih, kalau ia mau membantu, Pak Tayo siap memberikan nilai tambahan untuk ujian praktik nanti.

Guru yang dikenal nama Senamio Lantayo itu memang sering memanfaatkan murid tahun lalu yang sudah tidak bertugas, sebab ia selalu saja merasa bahwa persiapan acara tak pernah terlihat baik.

Kini semua murid yang bertugas menjadi panitia sudah berkumpul di depan kolam renang persegi panjang tersebut. Mereka semua disuruh 'tuk berbaris. Entah apa yang akan Pak Tayo lakukan, tapi ini adalah kali pertama mereka dipaksa melakukan kegiatan pramuka dadakan.

Seorang lelaki berdada bidang dengan rambut jabrik, serta hoodie berwarna hitam datang menghampiri Pak Tayo. Ia berdiri di samping guru renang tersebut. Pandangannya kini mengarah ke sekitar. Banyak juga panitia tahun ini.

"Perkenalkan dia adalah Daun Klorofil Hijau yang siap membantu kalian. Sebab saya rasa kalian belum siap untuk acara perlombaan besok."

"Siang semuanya, gue Daun—anak kelas XII IPA. Gue di sini diminta Pak Tayo buat bantuin, gue harap kerja samanya!" ucap Daun lantang sembari menatap satu persatu murid dari kejauhan.

Ini adalah pertemuan yang pertama bagi mereka, terkecuali Regan. Mendengar nama mantan ketua eskul yang unik nyatanya membuat mereka harus menahan tawa. Bagaimana bisa sang orang tua memberikan nama aneh seperti itu? Ada-ada saja.

Regan yang sedang berdiri di barisan sontak mengacungkan tangan. Ingin terlihat keren hingga akhirnya ia menyapa Daun dari kejauhan, bahkan juga mengucapkan terima kasih pada Daun yang sudah merekomendasikan dirinya.

Daun yang masih berdiri hanya mengangguk kaku tanpa senyuman.

Sebenarnya ada yang membuat ia merasa janggal, bagaimana bisa ada sesosok gadis yang mirip dengan Edel? Apakah mungkin gadis itu juga ikut dalam eskul renang? Ah, tak mungkin. Sepupunya itu tak 'kan mengambil sesuatu yang berkaitan fisik seperti ini. Tubuhnya mudah merasakan lelah.

Sementara Edel yang sedari tadi menggunakan masker kain berwarna abu-abu tersebut hanya terdiam saat menyaksikan kehadiran Daun di sana.

"Oke selesai sudah perkenalan kita hari ini dan kalian teruskan tugas masing-masing!" teriak Pak Tayo.

Mendengar teriakan Pak Tayo barusan, Daun jadi dibuat sedikit kesal. Padahal ia sedang fokus memperhatikan Edel, tapi dalam hitungan detik seketika buyar.

"Regan!" panggil Pak Tayo .

"Iya, Pak?" Dengan cepat cowok itu melangkah menghampiri kedua orang penting di tempat ini.

"Saya sangat berharap sama kamu. Saya harap acara besok bisa berhasil. Kalau kamu berhasil membuat acara ini berjalan dengan lancar, saya angkat kamu jadi ketua eskul untuk tahun ini dan kelas sebelas nanti."

Regan mengangguk paham, bahkan jiwa semangatnya sudah berkobar.

"Saya harap kamu tidak berperilaku seperti ketua eskul yang saya pecat kemarin."

Regan mengangguk paham. Pantas saja akhir-akhir ini selalu dipimpin oleh Pak Tayo sendiri. Ternyata ini penyebabnya.

"Oh, ya, Daun. Kamu tenang saja. Kamu akan saya berikan sertifikat untuk kebutuhan pendaftaran di universitas nanti."

Daun mengangguk paham. Tapi pandangannya sedang tak fokus. Bola matanya terus mengarah pada seorang gadis bermasker abu-abu.

"Dia sakit?" tanya Daun sembari menunjuk Edel.

"Dia sakit?" tanya Daun sembari menunjuk Edel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading!

Sengaja pendek karena di outline juga pendek banget bab ini misal dieksekusi. Cuman 500 kata lebih🤣.

Oh ya hari ini mau rekomendasiin punya manusia ketjam nan malas (iya masa dia semangat di awal doang tiap bikin cerita, kalian demo aja tuh). Oke judulnya adalah Apel Untuk Dewa punya AzuraRyn .

Yasudah kalian kepoin aja, kalau suka, tapi nggak diupdate sama doi, santet juga nggak apa.

Love u,

Bong-Bong❤️

Edelweiss [Completed]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang