Keduanya menghela napas kasar. Hampir saja jantungnya copot kalau tak segera berlari pelan ke samping dan bersembunyi di balik pohon usai menuruni motor.
Terus menunggu di bawah rindangnya daun hijau sambil memperhatikan langkah Daun, apakah sudah memasuki lobby atau belum.
Untung saja Daun sampai terlebih dahulu, jadi Regan masih sempat memelankan gasnya.
"Seru, nggak?"
Edel yang masih mengatur napas dibuat terkejut. Ya ampun pertanyaan Regan sungguh berada di luar logika. Mana ada sisi seru kalau sudah hampir tertangkap basah seperti ini?
"Enggak," balasnya sembari mengusap tetesan air mata yang jatuh karena merasa panik.
Regan dibuat menoleh saat menyaksikan hal yang sudah sering kali ia lihat. "Jangan nangis dulu, Edel."
"Iya, ini lagi dihapus, kok, biar nggak keluar-keluar. Maaf, ya, Regan."
"Ngomong maaf lagi awas."
"Kenapa?"
Tiba-tiba saja dua orang lelaki yang kali ini berhasil dalam menjalankan misi—datang seawal Regan—berlari menghadang keduanya.
"Anjing!" pekik Regan bersama sekali kedipan mata dan jantung yang semakin berdebar. Untung saja ia tidak memiliki riwayat penyakit, jadi aman dari kematian.
Sementara Edel—seperti biasa—masih saja terdiam kaku tanpa mengerjap selama beberapa detik.
"Edel, lo kok malah pacaran sama Regan? Nggak sama gue aja?" tanya Josh sembari memanyunkan bibir. Tak sadar berapa jumlah cewek yang sudah dibuat jatuh hati dan masih ingin menambah koleksi.
Sebuah pukulan langsung ia dapatkan saat itu juga di bagian bahu. Tentu saja berasal dari Doxy yang gemas akan perilaku sahabatnya yang satu ini. Lebih baik semua pacarnya disumbangkan daripada harus dibiarkan menderita seperti itu. Contohnya si Boboho.
Baru saja kemarin datang memohon di atas telapak kaki Josh untuk kembali menjalin kasih. Namun, tentu saja semuanya gagal.
"Gila, lo serakah amat jadi cowok!" balas Doxy.
"Udah, misi. Gue mau ke kelas." Regan segera bergeser ke samping sembari menyelipkan jemarinya di sela jari Edel, lalu berjalan santai tanpa menghiraukan pekikan dari belakang.
Walau terdengar suara langkah kaki yang cepat pun, mereka semakin tidak peduli. Yang ada, langkah Regan semakin dipercepat.
"Pacaran, 'kan, lo berdua?" teriak Josh dari belakang yang masih berusaha menyejejerkan langkah.
Tangan kiri Regan kini berlari ke balik punggung, kemudian mengacungkan jempol agar kedua temannya puas. Padahal rencana untuk menembak saja belum ada. Tak tahu, sih, besok. Lihat situasi dan kondisi juga.
Seketika langkah Josh dan Doxy terhenti. Baiklah mereka akan segera berdiskusi untuk memalak pajak seperti apa.
🌽🌽🌽
Entahlah, kali ini semuanya berbalik. Josh dan Doxy kini menjadi nyamuk di antara mereka. Lagi pula sudah dilarang Regan untuk ikut ke kantin, tapi malah memaksa. Ya sudah terima nasib saja.
"Beliin gue sama Edel bakso, dong."
"Ogah," balas Josh dan Doxy yang masih terduduk di hadapan Regan sambil menatap kosong keduanya. Wajahnya tampak kesal, tapi mau bagaimana lagi? Salah sendiri pula sudah tidak menjalankan rencana dengan baik.
"Cepet, kalau nggak, besok nggak gue kasih contekan ulangan."
Kalau sudah seperti ini, mana berani lagi mereka menolak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Edelweiss [Completed]✔️
Roman pour Adolescents-Dia yang abadi bersama air mata dan jalan menuju kematian Ini adalah kisah tentang Edel, seorang gadis yang selalu mengekspresikan senang atau sedih melalui air mata. Selama hidupnya, ia tak pernah berani berkata "Tidak". Terlalu sering menuruti s...