"Naik.. Naik.. Ke puncak gunung.. Tinggi.. tinggi sekali.. Naik.. Naik.. ke gunung nona.."
"heh! kok gunung nona sih?!" protes Sisca membuat Ega menghentikan nyanyiannya yang asal dengan suara yang benar-benar fals!
"Abis, masa gunung abang? abang khan ga punya gunung.." jawab Ega semakin tak karuan.
"hahahaaa Ega! parah nih.. Wahh wahhh.. Gini deh kalo kelamaan jomblo, bawaannya jadi ngeres melulu pikirannya.." sahutku tak kalah asal yang disambut tawa yang lainnya.
"wahh.. Van, itu ngomongin aku atau kamu sih? padahal maksudku tuh, ada juga tanah abang, mana ada gunung abang.. apanya yang ngeres coba? wah berarti kamunya aja tuh yang pikirannya ngeres! wahaahhaaa.." tepis Ega dengan cerdasnya. Hah! bagus, kini justru aku lah yang jadi bulan-bulanan mereka! hahhahaaa.. tak apalah, suasana seperti ini lebih baik daripada awal kami memasuki mobil ini. Tegang dan benar-benar membuatku salah tingkah!
Ya, pada akhirnya di sinilah aku berada kini. Di mobil van milik kantor.
Saat Mas Rezzy dan Mas Radit menatapku tajam, menunggu jawabanku untuk pergi bersama mas Rezzy atau mas Radit, Aaaa.. Aku benar-benar pusing rasanya! Mana mungkin aku membiarkan salah satu dari mereka kecewa?
Aahh.. bukan, bukannya aku sepercaya diri itu hingga berpikir salah satu dari mereka akan kecewa jika aku tak memilihnya. Bukan karna apa-apa, tapi ku rasa mereka hanya sedang bersaing, seperti dua sahabat lainnya. Aku mengerti, ada kalanya dua orang sahabat justru
akan berubah menjadi rival. Dan menurutku itu manusiawi..
Aku sengaja berpikir sambil menunduk untuk menghindari tatapan mereka. Aku berpikir keras, jika aku memilih untuk pergi bersama mas Radit sudah pasti akan menyenangkan. Berada di dekatnya selalu membuatku nyaman dan tenang. Ia pun selalu membuatku tertawa dengan gurauannya.Tapi ada keinginan yang begitu besar dalam diriku untuk pergi bersama mas Rezzy. Bagaimana ini? Mereka semua memperhatikanku dan menunggu jawabanku dengan tegang.
Ahh.. tentu, saja. Aku tahu mana yang harus ku pilih!
"mmm.. Kurasa jika kita berangkat dengan 3 mobil kurang efektif, mungkin akan lebih baik jika kita berangkat bersama dengan mobil van kantor. Selain agar lebih menghemat waktu, kita juga turut membantu pemerintah dalam menghemat bahan bakar minyak! Bagaimana Sisca, hari ini mobil Van kita ada yang tidak dipakai?" ucapku dengan antusias, sementara yang lainnya hanya dapat menatapku dengan tatapan tak mengerti.
"eh? mm.. Van ya? kurasa hari Van putih hari ini kosong. Tim produksi baru akan mulai syuting commercial video minggu depan" jawab Sisca yang masih sedikit bingung.
"bagus! mari kita berangkaaattt.." ucapku ceria seraya berjalan menyeruak kerumunan mereka. Sedangkan mereka masih menatapku dengan tatapan tak percaya."Biar aku yang mengemudi. Dan Vanya, kamu duduk di sampingku ya.." ucap mas Radit seraya berjalan ke arah pintu kemudi. Belum sempat aku menjawabnya, tiba-tiba mas Rezzy berjalan mendahului mas Radit menuju arah yang sama.
"Tidak, biar aku yang mengemudikannya. Kau istirahat saja di belakang.." ucap mas Rezzy santai sambil menahan tangan Mas Radit yang sedang membuka pintu kemudi van besar tersebut.
"Mengapa harus? Apa karna kau direktur?" tanya mas Radit kesal.
"ya, karna aku yang memimpin di sini" jawab mas Rezzy tenang.
Bruukk.. Mas Radit pun membanting pintu yang sudah setengah terbuka tersebut dengan keras. Ia mendengus kesal seraya berjalan cepat ke arahku yang masih terpaku menatap tingkah mereka.
"kalau begitu kamu juga duduk di belakang" ucap mas Radit seraya menggandeng tangan kiriku. Ia menarikku berjalan ke arah kiri mobil, menuju pintu tengah van tersebut.
Tiba-tiba saja dapat kurasakan mas Rezzy menarik tanganku yang lainnya.
"Tidak, Vanya bersamaku" ucap mas Rezzy penuh penekanan.
"Ada apa denganmu? kekanak-kanakkan!" ucap mas Radit kesal.
"Cih.. Kau yang kekanak-kanakkan.." balas mas Rezzy tak mau kalah. Dan detik selanjutnya dapat kurasakan kilatan amarah yang saling menyambar di antara kedua mata mereka.
"Hei, ada apa dengan kalian berdua sih? kalian berdua kekanak-kanakkan!" omel ku kesal.
"Kalian sama sekali tak bertanya apa mauku, kalian hanya peduli dengan diri kalian sendiri! Sisca, ayo kita duduk di kursi belakang. Aku muak jika harus duduk di depan mauun di tengah!" omel ku lagi. Aku benar-benar kesal dengan tingkah mereka yang benar-benar kekanak-kanakkan itu. Mereka benar-benar berhasil membuatku malu di depan teman-teman yang lainnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Part of Life
RomanceAndra, cinta pertama Vanya. Laki-laki yang sudah sejak awal masuk SMP ia sukai tiba-tiba saja menghilang ketika mereka masih duduk di kelas 2 SMA. Vanya yang merasa benar-benar kehilangan pun terus berusaha mencarinya hingga ia bertemu dengan Radit...