Next Measures Fade Away the Previous Step

5.4K 78 15
                                    

fiuuhh..

sekali lagi aku menghela napasku. Berharap hal ini akan membuat perasaanku menjadi lebih baik.

Semenjak kejadian tempo hari, mas Rezzy semakin mengacuhkanku. Bahkan ia tidak memberi instruksi apapun padaku. Huuff.. bila terus-menerus seperti ini aku bisa makan gaji buta!

Ini jelas lebih buruk dari sebelumnya. Akan lebih baik jika ia kembali memerintahku macam-macam dari pada ia membuatku merasa bahwa kehadiranku sudah tak dibutuhkan lagi di kantor ini.

Dan mungkin aku akan merasa lebih baik jika ia terus memerintahku tanpa menyebut namaku sekalipun dari pada ia tidak bicara sama sekali terhadapku.

Ya, tapi memangnya apa lagi yang kuharapkan? Ini saja sudah bagus, karna mas Rezzy tidak memecatku. Tapi kurasa mas Rezzy juga tak akan memecatku, karna ia orang yang sangat profesional. Ia bukan tipe orang yang suka mencampur adukkan masalah. Terutama bertindak berdasarkan perasaan.

Ya, harus kuakui bahwa aku memang salah. Sangat salah. Aku sudah sangat lancang terhadapnya. Aku berani mengkritiknya, membentaknya di depan umum, mengatakan bahwa ia berhati dingin dan tak berperasaan, dan yang paling parah aku mengatakan bahwa ia tidak memiliki kriteria sebagai seorang direktur yang baik!

Aaahh.. itu sama saja aku berkata 'kau tidak pantas menjadi direktur!'

Oh tuhaaaannn.. Kalau ia seorang raja, ku rasa aku memang pantas dihukum mati. Benar-benar kesalahan fatal.

Aku benar-benar tak bisa menahan emosi. Itulah bodohnya aku.

Siang ini seharusnya kami ada jadwal meeting, tapi tiba-tiba saja pihak klien meminta untuk memundurkannya menjadi esok siang. Jadi sekarang aku tak tahu ke mana perginya mas Rezzy. Semoga saja tak ada yang datang mencarinya, karna aku tak akan bisa menjawab di mana mas Rezzy sekarang.

Semenjak peristiwa tempo hari itu, setiap kali menghadiri pertemuan atau apapun yang mengharuskanku untuk ikut, aku selalu pergi dengan mobilku sendiri. Kami berangkat terpisah, dan ketika tiba di sana pun kami sama sekali tak berkomunikasi. Aku hanya sibuk menulis notulen. Itu saja. Ini benar-benar tak wajar. Mana ada seorang direktur dan sekretaris lain di dunia ini yang tak pernah saling bicara? Buat apa ada sekretaris kalau sama sekali diacuhkan seperti ini? Aahh orang ini rupanya berusaha membuatku mengundurkan diri secara perlahan..

tuuut.... tuuuuutt..... tuuuut.....

"hai! it's me, Vanya.. i can't answer your call at this time. would you mind to send a message for me or call me later? thanks"

Part of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang