Tentang Nama Yang Hilang.. (2)

4.8K 62 28
                                    

"Vanya! Ya ampun, kamu ke mana aja? Kita tuh nyari kamu ke mana-mana!" omel kak Verly begitu menemukanku yang masih terpaku menatap arah kepergian lelaki tersebut.

"Vanya! Kamu kenapa sih? Malah bengong begini?" tanya kak Verly lagi membuatku akhirnya mengalihkan pandangan padanya.

"Andra, kak. Aku bertemu Andra! Aku menemukan dia kak!" ucapku tak terbendung.

"Andra siapa?" tanya kak Verly heran.

"Andra.. dia.. mm.. Dia adalah cinta pertamaku yang hilang, kak.." ucapku menerawang. Ada rasa rindu di benakku ketika ku ucapkan namanya. Aku ingat betapa aku menyukainya dulu..

Aku memang masih sedikit ragu akan kebenarannya, tapi ada sesuatu di dalam diriku yang meyakini bahwa lelaki itu memang benar-benar adalah Andra..

"hah! bagus! pantas saja kamu meninggalkan kami begitu saja.." ucap kak Verly tak habis pikir.

"Andra? Andra teman SMP kamu itu?" tanya mama memastikan.

"iya, ma! mama masih ingat khan? Ya, Andra yang menghilang waktu kami kelas dua SMA itu ma!" jawabku girang. Rupanya mama masih ingat padanya. Tak ada yang begitu mudah melupakan sosoknya bagi setiap orang yang pernah mengenalnya. Ia begitu hebat dalam segala hal dan sanggup membuat setiap orang kagum pada kejeniusannya.

"Lalu apa karna itu pula kamu tidak menjawab telepon kami?" tanyanya kak Verly sebal.

"Ah ya ampun, aku jadi lupa! Tasku, kak. Tasku dijambret!" ucapku seketika panik.

"Hah? dijambret? kok bisa? kamu ini bagaimana sih?" omel kak Verly lagi. Ya tuhan, kakakku yang satu ini bahkan lebih cerewet dari mamaku!

"iya, itu.. aduh.. gimana donk?" ucapku panik.

"kamu tuh ada-ada aja deh! Lalu sekarang bagaimana?" Tanya kak Verly sebal. Ah.. Ia pasti semakin menganggapku ceroboh!

"Sudahlah Ver, adiknya sedang kena musibah kok malah dimarah-marahi.." ucap mama menenangkan.

"Habis Vanya tuh dari dulu ceroboh banget, ma. Ga berubah-berubah deh.." Hah.. benar khan dugaanku, kakak selalu menganggapku ceroboh!

"Apa saja yang ada di dalam tas itu, Van?" tanya mama kepadaku.

"Handphone dan dompet mam.. Di dompet ada beberapa uang tunai, kartu ATM dan kartu kredit.." jawabku murung.

"ya tuhan! Kartu kredit! Ahh.. kamu tuh.. Ayo cepat, itu harus segera kamu blockir!" ucap kak Verly terkejut.

"ya sudah sekarang kita ke bank, minta agar semua rekening dan kartu kredit kamu dibekukan untuk sementara" ucap mama memberi saran.

"iya, setelah itu kita ke kepolisian, minta surat keterangan hilang. Kamu butuh itu untuk mengurus semuanya" tambah kak Verly.

"tapi.. kurasa aku harus menunggu sebentar dulu kak.." ucapku ragu.

"hah? tunggu? tunggu apa? tunggu pencopet itu mengembalikan tas kamu?" tanya kak Verly heran.

"tunggu Andra, kak.. Aku yakin ia akan kembali.." ucapku ragu. Sebenarnya secara logika memang tak masuk akal, dan aku sendiri meragukannya. Tapi perasaanku mengatakan bahwa ia akan kembali..

"Vanya, kamu jangan konyol deh ah!" omel kak Verly tak percaya.

"Vanya, ayolah.. Kamu harus cepat, sebelum pencopet itu mungkin menggunakan kartu kredit kamu untuk hal yang tidak benar" nasihat mama.

Dan mau tak mau aku menuruti mereka, ya itu memang benar. Tapi bagaimana kalau Andra mencariku karna berhasil mengejar copet itu?

Ah.. Tapi itu bukan alasan yang kongkrit. Belum tentu lelaki itu berhasil membawa tasku kembali, dan belum tentu pula bahwa dia adalah Andra..

Part of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang