Summer Breezes (2)

5.7K 86 19
                                        

"proposal kamu apa kabarnya, Nya?" tanya mas Radit disela-sela acara makan siang kami.

"wah, iya, mas! tahu ga, mas Radit ga akan percaya! proposalkuuu..... diterima!!" ucapku kegirangan. seraya mengangkat kedua tanganku seperti anak kecil yang berhasil menggambar balon di buku gambarnya yang baru.

"ohya?! waaaaawww.. sekali buat langsung oke?? kamu hebat banget, Nya! tuh khan, aku bilang juga apa. kamu pasti bisa kok, kamu itu orang yang mau belajar dan cepat belajar" puji mas Radit membuat pipiku kontan memerah. aaaahh.. lelaki satu ini memang paling hobby membuat pipiku memerah..

"dan ada satu lagi yang hebat mas, kali ini mas Radit benar-benar akan sulit untuk percaya. Tahu ga, mas Rezzy bahkan tersenyum lebar saat aku memberi usul padanya! unbelieveble banget khan?! haahaa.. ku rasa aku pantas mendapatkan rekor MURI!" ceritaku begitu antusias.

"senyum? Rezzy tersenyum padamu??" tanya mas Radit tak percaya.

"ho oh.." jawabku dengan mulut penuh makanan seraya mengangguk yakin.

"mm.. ya.. memang sulit dipercaya.." gumamnya pelan, disertai senyum yang menurutku.. terlihat pahit. "ehm.. memangnya kamu usul apa, sampai ia bisa tersenyum lebar begitu?" tanya mas Radit kaku.

"pertama aku mendebatnya soal profil perusahaan yang kujabarkan dalam proposal. Menurutnya aku tak perlu mencantumkan bahwa perusaaan ini didirikan dan dikelola oleh para anak muda, karna pemain berpengalamanlah yang menguasai pasar dan dipercaya para klien. Tapi menurutku tidak begitu, justru dengan profil perusahaan kita ini, kita malah akan membuat mereka berpikir bahwa iklan-iklan yang kita buat semuanya fresh dan inovative. Karna dihasilkan oleh anak-anak muda! betul khan?" jelasku bersemangat, sementara mas Radit hanya mengangguk-anggukan kepala seraya berpikir.

"lalu?" tanyanya. Ia tahu kalau aku masih belum selesai menjelaskan.

"lalu aku mengusulkan untuk membuat proposal multimedia, Mas! jadi kita mengiklankan jasa pengiklanan kita lewat iklan yang kita buat. Jadi sejak awal kita sudah menunjukan bagaimana kualitas kita daam membuat iklan. Semua terlihat gamblang di mata mereka. Mereka tidak lagi hanya menebak-nebak hasil kerja kita, karna kita sudah membuktikannya dari awal. Jadi gampang saja menilainya, jika mereka tertarik untuk memakai jasa kita maka itu artinya konsumen pun akan tertarik dengan produk yang akan mereka iklankan nanti, jika kita yang mengiklankan. Bagaimana menurut mas Radit?" ucapku panjang lebar pada mas Radit.

Dan tanpa ku sangka, aku melihat tanggapan yang sama seperti ketika aku mengatakannya di depan mas Rezzy.

Mas Radit tersenyum lebar dengan mata berbinar. Ia kemudian menatapku penuh kekaguman seraya mengacak-acak rambutku.

"Vanyaku memang hebat!" gumamnya pelan. sangat pelan. Hingga aku berpikir mungkin aku hanya salah dengar.

"apa?" tanyaku.

"apa?" ucapnya balik bertanya.

"mas Radit bilang apa?" tanyaku kembali

"apa? memang aku bilang apa?" tanyanya kembali seraya mengerutkan dahinya.

"iihh.. mas Radit.. aku khan lagi nanya, kenapa mas Radit malah ikutan nanya!" omelku sebal.

"tapi aku ga bilang apa-apa kok.." ucapnya dengan wajah murung yang dibuat-buat. Dan hal itu membuatku semakin kesal.

"huh.. yaudah kalo engga.." jawabku asal seraya mengerucutkan bibirku. sebal.

Dan dengan wajah tanpa dosa, mas Radit justru tergelak melihat tingkahku. tergelak! Ia malah tergelak! ya tuhaaaann.. ternyata ia bisa begitu menyebalkan seperti ini!

Part of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang