Summer Breezes (1)

5.6K 57 8
                                    

"Bagaimana?" tanyaku kepada bos baruku itu.

Sedikit gugup menunggu komentarnya.

Sudah dua hari ini aku melakukan riset dan membuat draft proposal tersebut. Dan kini setelah semalaman berusaha menyelesaikannya, aku menyerahkan hasil kerja pertamaku sebagai sekretaris Mas Rezzy.

Sebenarnya aku begitu percaya diri dengan hasil kerjaku tersebut, namun Mas Rezzy yang berhati dingin dan gila kerja itu bisa saja mengeluarkan hinaannya tanpa peduli dengan kerja keras dan usaha yg telah kulakukan semalaman. Jadi tentu saja kini aku tetap menunggu dengan harap-harap cemas!

Ia diam sejenak, menilai dengan serius proposal penawaran kerjasama yang kubuat.

Ia membolak-balik halaman dengan teliti. dan aku semakin gusar melihatnya. Ditambah lagi ia mengernyit di beberapa bagian.

 ...........

............

"hhmm.. bagus" akhirnya meluncurlah kalimat tersebut dari bibirnya yang merah.

fiiiuuuhh.. aku menghela napas lega mendengarnya. Rasanya seperti ketika menanti ucapan dosen pembimbing kita skripsiku diterima!

"tapi perbaiki bagian ini. kau seharusnya bisa lebih menjual profil perusahaan kita" ucapnya datar. huuufff.. tetap saja ada yang kurang sempurna di matanya! ya, tak apalah.. setidaknya ia tidak mencemooh hasil kerjaku.

Aku menatap deretan tulisan yang sedang ia tunjuk. Karna aku agak kesulitan membaca tulisan terbalik, aku pun sedikit memiringkan kepalaku agar dapat membacanya.

Mas Rezzy kemudian memutar proposal itu agar aku dapat membacanya dengan mudah.

diprakarsai oleh dua pemuda dengan latar belakang pendidikan yang memadai, serta diperkuat oleh team work solid yang juga masih berusia muda, membuat Aurors Advertising selalu menghasilkan ide-ide yang fresh dan inovative

Aku menaikan sebelah alisku. Ini yang ia maksud? apanya yang salah?

"Bukankah ini juga kelebihan kita, mas? maaf, maksud mas Rezzy kata-kata dari kalimatnya yang kurang menjual atau inti kalimatnya?" tanyaku tak mengerti.

"tentu inti kalimatnya. Di dalam industri periklanan, para pemain berpengalamanlah yang menguasai pasar. Kalimat  Ini justru mempertegas kalau kita hanya anak baru tak berpengalaman yang sedang mencoba-coba peruntungan dalam dunia periklanan" ucap Mas Rezzy menerangkan.

Ia memutar lagi proposal tersebut menghadap ke arahnya.

Kemudian ia menyuruhku berdiri di samping kursinya, agar memudahkan kami sama-sama mudah membaca proposal tersebut.

"coba kamu lihat, di sini tertulis jelas bahwa Aurors Advertising memang sebuah perusahaan periklanan baru yang belum berpengalaman, terutama hanya didirikan oleh pemuda-pemuda yang masih bau kencur" ucapnya menerangkan seraya kembali menunjuk deretan huruf yang kutulis tadi.

"tapi kalimat selanjutnya ku rasa akan membuat pembacanya berpikir ke arah lain, mas. Ku rasa mereka pun akan berpikir perusahaan ini pilihan yang tepat untuk mereka, karna selama ini sudah terbukti teori bahwa memang benar, anak-anak muda akan cenderung memiliki ide-ide segar dan lebih peka terhadap perkembangan zaman. Bukankah justru itu yang lebih penting dalam industri periklanan? terutama untuk perusahaan yang menginginkan sesuatu yang berbeda" ucapku berargumen. Mas Rezzy tampak berpikir seraya sesedikit mengangguk. Ia mendesah pelan.

"itu benar, ya. Kamu benar. Kekurangan bisa jadi sebuah kelebihan bila kita mau" ucapnya seraya tersenyum tipis. sangat tipis. Namun tetap saja terlihat sangat menawan di mataku!

Part of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang