Diary Vanya, Januari 2005
Hari ini ulang tahun Andra. Seperti yang sudah-sudah aku selalu mengirimkan kartu pos tigaa hari sebelum hari ulang tahunnya yang ku prediksi akan tiba tepat pada hari ulang tahunnya.
"selamat ulang tahun.. jadilah yang terbaik, selalu.."
Hanya dua kalimat itu yang selalu ku tuliskan setiap tahunnya. Tanpa nama ataupun alamat pengirim. Aku tak dapat memastikan apakah kartu pos kartu pos yang ku kirimkan setiap tahunnya sampai di rumah Andra, karna aku tak mungkin menanyakan hal tersebut padanya. Aku hanya dapat berharap kartu-kartu itu sampai padanya, dan Andra selalu ingat bahwa ada seseorang yang akan selalu mendukungnya.
Diary Vanya, Juni 2005
"selamat ya, Vanya.. kamu juara dua lagi! Aku dengar kamu selalu bersaing dengan Andra sejak kalian SMP, apa itu benar?" tanya seorang teman dari kelas tetangga kepadaku ketika kami sedang makan siang di kantin. Aku tersenyum malu mendengar namaku disandingkan dengan nama Andra.
"iya, susah sekali untuk mengalahkannya! Haha.. ku rasa aku harus belajar lebih giat lagi di semester berikutnya" tahun ini Andra dan aku menduduki dua peringkat teratas lagi di sekolah baru kami ini. Aku sangat berharap tahun ini kami bisa sekelas. Aku akan mengambil jurusan IPA kelas sebelas ini, dan aku yakin Andra pun begitu.
"Vanya, lo sadar ga sih.. sejak tadi Andra memandang ke arah lo!" bisik Alika tiba-tiba membuatku hampir tersedak. Kemudian aku berpura-pura tak sengaja menoleh ke arah tempat duduk Andra. Kami saling memandang untuk beberapa detik, kemudian aku segera memalingkan wajahku darinya. Aku tak sanggup menatap matanya lebih dari sepuluh detik! Sepertinya aku akan meleleh jika melihatnya lebih lama. Aku gugup! Aku takut ia melihat wajahku yang memerah karna malu. Oh tuhaaaann.. bagaimana bisa wajahku berubah seperti tomat begini setiap kali aku malu, marah, menangis dan bahkan karna terlalu banyak tertawa?!
"oh my god! Al.. muka gue pasti merah ya? Gimana donk? Ya ampun.. gue gugup banget.. kelihatan ga?" bisik ku pada Alika dengan nada panik. Tapi aku berusaha terlihat setenang mungkin. Aku tak ingin Andra melihatku yang gugup karna menatapnya.
"engga sayaaang.. kenapa lo buru-buru berpaling sih? Seharusnya lo senyum dulu ke dia, siapa tahu dia langsung nyamperin lo ke sini.."
"senyum? Ga ah.. nanti dia tahu kalo gue suka dia. Khan malu.."
"ya ampun, lo kuno banget sih.. ga segitunya ah! lagi pula emang lo suka khan ama dia? Setidaknya lo harus kasih sinyal-sinyal ke dia kalo lo itu suka sama dia"
"ga mungkin, Al.. itu memalukan banget! Apalagi dia udah punya pacar.. cewe macam apa yang menggoda cowo yang sudah punya pacar?"
"lalu cewe macam apa yang diam-diam masih menyimpan rasa suka kepada cowo yang sudah punya pacar?"
GLEEKK..
Aku seperti sedang menelan pil sakit kepala super pahit di tenggorokanku. Sindiran Alika siang tadi jatuh tepat pada sasaran. Aku tertegun. Memang benar, Andra memang sudah memiliki seorang pacar. Lalu apalagi yang ku harapkan? Mengapa aku masih saja menyukainya? Aku bahkan begitu kesal setiap kali menyaksikant obrolannya dengan si perempuan di jejaring sosial. Mereka terlihat mesra dan bahagia. Tapi bagaimana? Tetap saja aku bahkan tak bisa memutuskan pertemanan kami di jejaring sosial! Oh tuhan.. maafkan aku, aku sudah berusaha melupakannya tapi aku masih tetap saja menyukainya. Aku benar-benar menyukai Andra..
Diary Vanya, Agustus 2005
Sudah hampir dua minggu pelajaran dimulai. Seharusnya sudah dua minggu pula aku berada dalam satu kelas dengan Andra. Akhirnya kami masuk dalam kelas yang sama!
ohh.. Ini benar-benar keajaiban! Setelah empat tahun kami berada dalam satu atap sekolah akhirnya memasuki tahun kelima kami akan berada dalam satu ruang kelas..
Tapi..
Rupannya kebahagiaan ini tak kunjung tercapai. Karna sudah dua minggu Andra bahkan tak masuk sekolah. Aku benar-benar khawatir. Andra tak pernah tak hadir tanpa keterangan sebelumnya. Apalagi selama dua minggu! Hal itu pula lah yang kemudian membuat pihak sekolah menghubungi kediaman Andra. Dan tanpa disangka dua hari kemudian aku melihat ibunda Andra datang ke sekolah. Dan menurut kabar yang beredar beliau datang untuk mengurus kepindahan Andra ke sekolah lain.
Seketika lakiku terasa lemas setelah mendengarnya.
Mataku panas.
Dan tiba-tiba saja dunia ini terasa begitu gelap.
Seakan seluruh kebahagiaan di dunia ini pun turut hilang setelah kepergiannya.
Andraku telah pergi..
"bu Ameliaaa.. apa kabar? Wah.. ibu terlihat semakin muda aja deh! Ibu pakai kosmetik apa sih? Pasti pakai krim mahal ya?" tanyaku ceria kepada seorang ibu staf tata usaha yang sudah akrab denganku. Aku sengaja memujinya dan membuat moodnya semakin baik karna aku ingin menggali informasi tentang kepindahan Andra padanya. Oh, maafkan aku Bu Amel.. aku tak bermaksud memanfaatkan ibu, sungguh..
"ah, Vanya.. kamu bisa aja! Tapi memang benar ibu terlihat lebih muda? Padahal ibu ga ganti kosmetik kok.. " jawab Bu Amelia terpancing.
"yang benar bu? Wah.. kalau begitu itu pasti karna ibu murah senyum pada semua orang, jadi ibu terlihat awet muda! oh, ya.. kemarin kakak ibu datang ya? Saya melihat seorang wanita cantik yang masuk ke ruangan ini kemarin pagi"
"kemarin? Oh.. bukan. Itu ibunda Andra. Dia mengurus kepindahan Andra"
"Oh ya, Andra. Aku sudah mendengarnya dari teman-teman. Sayang sekali ya Bu, siswa terpandai di sekolah kita harus pindah sekolah.. memangnya Andra pindah ke mana sih, Bu? Di Jakarta ini sekolah negeri terbaik khan sekolah kita"
"sebenarnya ibu juga ga tahu tepatnya di mana. Bahkan ibunda Andra juga tidak tahu sekarang Andra ada di mana!"
"maksud ibu? Saya agak kurang mengerti.."
"orang tua Andra baru saja bercerai, lalu Andra kabur dari rumah!"
DEGG..
Andra kabur dari rumah?
Bagaimana mungkin?
Tidak, ini tidak mungkin! Andra bukan orang yang seperti itu! Ia pasti akan menyelesaikan masalahnya, bukan lari seperti ini.
Seberat itukah beban yang ia tanggung hingga memutuskan untuk pergi dari rumah seperti ini?
Andra.. apa itu benar?
di mana kamu sekarang?
Bagaimana perasaanmu saat ini?
Apa kau begitu tak sanggup menghadapi persoalan ini? hh.. Aku mengerti, ini pasti sangat sulit untukmu. Ini tak seperti soal Matematika ataupun Fisika yang biasa kita pecahkan.
Oh tuhaaann.. Aku ingin, ingin sekali duduk di sampingmu saat ini, menepuk pundakmu seraya berkata "kamu pasti kuat melewati semua ini, kamu harus kuat!"
Dan aku akan dengan senang hati menawarkan bahuku sebagai tempat bersandarmu kapanpun kamu ingin menangis..
Aku ingin kamu tahu, kalau kamu tak sendirian. Ada aku, Andra.. ada aku.. aku selalu bersedia menanggung sebagian beban beratmu. Ya, jika kamu ingin membaginya denganku. Aku siap, sungguh..
![](https://img.wattpad.com/cover/1951162-288-k900155.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Part of Life
RomanceAndra, cinta pertama Vanya. Laki-laki yang sudah sejak awal masuk SMP ia sukai tiba-tiba saja menghilang ketika mereka masih duduk di kelas 2 SMA. Vanya yang merasa benar-benar kehilangan pun terus berusaha mencarinya hingga ia bertemu dengan Radit...