"hei, baru pulang kamu, Nya?" tanya kak Verly sesaat setelah kakiku menjajaki lantai batu carport rumah kami.
"hei, kakak? kakak di sini.." ucapku sedikit terkejut.
"siapa dia? pacar kamu? mengapa tidak memperkenalkan diri?" tanyanya seraya menunjuk mas Rezzy yang tengah melambai memberi salam lewat jendela yang terbuka - dengan ujung matanya.
"Oh.. tunggu sebentar, biar kukenalkan" ucapku pada kak Verly kemudian melongokkan kepalaku ke jendela, kearah mas Rezzy.
"mas, turun sebentar yuk.. aku mau kenalkan mas dengan kakakku" ajakku padanya. Kemudian ia turun dari mobil dan menghampiri kami.
Dan tiba-tiba mereka saling terkejut menatap satu sama lain sembari saling menunjuk.
"Rezzy khan?" tanya kak Verly kaget.
"ya tuhan, Kak Verly?" tanya mas Rezzy tak percaya.
"hei, kalian saling kenal?" kini giliranku yang terheran-heran.
"Oh.. jadi dia bos kamu, Nya?" tanya kak Verly ketika aku meletakan tiga cangkir white coffee hangat di meja. Mas Rezzy pasti sudah menceritakannya pada kak Verly. Tapi aku tak tahu sejauh mana yang ia ceritakan. Kini ku rasa aku yang butuh cerita dari mereka berdua. Bagaimana sebenarnya mereka bisa saling mengenal?
"iya, kak.. Lalu bagaimana kalian bisa saling kenal?" tanyaku straight to the point. Aku tak bisa membendung rasa penasaranku lagi.
"Memang Rezzy ga pernah cerita kalau dia pernah bersekolah di SMA 98?" tanya kak Verly membuatku membungkam sembari melirik lelaki disampingku yang kini tampak kikuk.
"mm.. kami memang belum terlalu saling mengenal, kak.." jawabku datar.
"oh.. iya, jadi waktu kakak sebagai ketua OSIS di 98, Rezzy ini wakil kakak. Wah waktu zaman kita, 98 lagi maju-majunya tuh ya Rez?! Pokoknya seantero sekolah mengakui kolaborasi kita yang benar-benar spektakuler deh!" Ucap kak Verly dengan bangga.
"huuu.. pede banget kakak, muji diri sendiri gitu.." cibirku.
"yee.. gak percaya.. ya khan Rez? Rezzy tuh dulu dingin banget, angkuh, sombong, kaku! susah banget deh buat bikin dia tunduk padaku.." ucap kak Verly membuat Mas Rezzy dan aku tergelak.
"hahahahaaa.. kalau itu aku percaya kak! Pertama kali aku kenal mas Rezzy juga begitu kak.." ucap menyetujuinya.
"hei, tapi sekarang khan aku sudah berubah.." ucapnya seraya mencubit pipiku dengan gemas.
"aduduuhh.. sakitt.. iya, iya.. sekarang dia lembut banget kak.. malah kadang agak mellow-mellow gituu.." godaku membuat ia tampak malu. Kemudian ia membungkam mulutku dengan telapak tangannya yang lebar sebelum aku melanjutkan ke hal-hal yang membuatnya merasa semakin malu.
Sementara kak Verly kini hanya menatap kami sambil tersenyum setelah sebelumnya mengernyit heran. Pasti kini ia sudah bisa mengira seperti apa hubungan kami.
"Ah, sudahlah.. jujur padaku, kalian tak sekedar bos dan sekretaris khan? hayoo.. mengakulah.. kalian tidak bisa membohongiku. Memangnya bos dan sekretaris mana yang pulang pukul setengah sebelas malam di malam minggu seperti ini?" cibir kak Verly pada kami berdua.
Aku dan mas Rezzy sama-sama terpaku. Refleks aku langsung menjauh dari tubuh mas Rezzy, dan ia sedikit terkejut dengan kelakuanku itu.
hhhh.. sifat buruk kakakku yang satu ini memang tak pernah menghilang, selalu ingin tahu urusan orang lain! Menyebalkan..

KAMU SEDANG MEMBACA
Part of Life
RomanceAndra, cinta pertama Vanya. Laki-laki yang sudah sejak awal masuk SMP ia sukai tiba-tiba saja menghilang ketika mereka masih duduk di kelas 2 SMA. Vanya yang merasa benar-benar kehilangan pun terus berusaha mencarinya hingga ia bertemu dengan Radit...