[3]. Bocil🌱

2.4K 115 2
                                    

AWAS TYPO BERTEBARAN

☘︎ HAPPY READING ☘︎

Saat waktunya bel pulang menggema, Arkan langsung menjalankan motornya dengan kecepatan tata-rata. Berharap bisa mengistirahatkan tubuhnya yang seharian beraktifitas di sekolah.

Tidak butuh waktu lama, akhirnya ia mendarat dengan selamat, "assalamualaikum, mah" kata Arkan sambil menenteng tas sekolahnya

"Waalaikumsalam sayang, udah pulang?" Tanya Windi yang datang dari dapur

"Iya mah, yaudah Arkan ke kamar dulu mau istirahat" pamit Arkan kepada Windi

"Yaudah sana istirahat, kalau laper langsung ke bawah" kata Windi sambil tersenyum tipis

"Iya mah" balas Arkan sambil berlalu ke arah kamarnya

Setelah itu Arkan langsung meletakan tas sekolahnya ke kursi di samping meja belajarnya, dan merebahkan tubuhnya yang masih berbalut seragam sekolah di king sizenya. Tidak butuh eaktu lama akhirnya netranya yang sayu mulai terpejam.

Baru saja hendak menyelangi mimpi, "abang" teriak seseorang di depan kamarnya dengan keras. Arkan berusaha membuka matanya pelan, "siapa sih ganggu mulu" batinnya kesal

Ternyata di depan pintunya terdapat anak laki-laki dengan balutan seragam tknya, "gangguin abang tau nggak" kata Arkan dengan nada sewotnya

"Ares kan mau main ko abang marah si, Ares nangis nih" ancam bocah itu

"Tumben mau ke sini pasti ada maunya" curiga Arkan

"Bener banget, Ares mau minta jajan sama abang" jawabnya dengan suara gemasnya

"Menyebalkan" batin Arkan

Ya anak laki-laki itu adalah, Arestya Fahrezil Pradikta. Anak pertama dari pasangan Rahsel Arnold Pradikta dan Airin Zasarat Berlin. Rahsel adalah adik dari Samuel, papanya.

"Enak aja gue bukan bank berjalan. Lagian ngapain minta ke gue, bapak lo udah bangkrut?"  Tanya Arkan sewot

"Nggak boleh sombong abang kata bunda, abang mau masuk neraka. Ayok beli jajan, biar perut Ares kenyang" ajak Ares dengan wajah polosnya

"Oke, gue ngalah. Sana izin dulu" kata Arkan pasrah pada akhirnya, dan di bales dengan wajah berseri Ares

Dan di sinilah mereka berdua sedang duduk di taman kota sambil menikmati es krimnya, "wuih seger bener deh bang" kata Ares dengan wajah polosnya

"Seger lah orang tinggal makan aja" ledek Arkan sambil menghabiskan cup es krimnya

"Iya apalagi kalo Ares es krimnya nambah satu lagi" sahut Ares sambil tersenyum

"Nggak ada, nanti yang di marahin kalau sakit siapa hm?"  Tanya Arkan

"Ya abang dong masak Ares, nggak mungkin banget anak kesayangan kayak Ares di marahin" jawab Ares dengan wajah yang menyebalkan

"Abisin terus pulang" kata Arkan 

"Oke, tapi sebelum pulang beliin cilok dulu" balas Ares dengan puppy eyesnya

"Oke, ayok" sahut Arkan mengalah

Sesuai janjinya di sinilah mereka di depan gerobak cilok, "Pak cilok 2 bungkus, yang satu kecap aja" kata Arkan ke pedagang cilok

"Punya Ares nggak usah pakai kecap, di kasih bawang goreng aja" kata Ares dengan wajah tanpa dosanya

"Sekedap bapak bikinkan dulu pesenannya" kata pedagang cilok itu

Pedagang cilok itu hanya bisa tersenyum maklum mendengar pertengkaran kecil mereka, "mang, cilok 2 bungkus pedes" kata cewek di samping Arkan

"Familiar" batin Arkan, kemudian Arkan menoleh dan damn... Erika lagi.

"Kakak cantik" celetuk Ares sambil menarik baju Erika

"Iya ?" Tanya Erika kebingungan, siapa tahu bukan dia kan yang di panggil

"Boleh kenalan ndak ?" Kata Ares dengan gaya genitnya mengedipkan sebelah matanya

"Boleh" jawab Erika

"Nama aku Arestya" kata Ares sambil tersenyum manis

"Namanya bagus, kesini sama siapa?" Tanya Erika

"Gue" jawab Arkan yang ada di sampingnya, awalnya Erika kaget tapi ia langsung menormalkan ekspresi wajahnya

"Pangilannya siapa ?" Tanya Erika

"Ares bisa, Tya juga bisa apalagi kalau kakak cantik manggil sayang malah boleh banget" jawab Ares dengan wajah genitnya

Erika hanya bisa tersenyum menanggapinya, "kenalin nama kakak, Erika" Kata Erika memperkenalkan dirinya

"Nama kakak cantik kaya orangnya nanti kalo Ares udah besar kakak mau kan jadi pacarnya Ares ?" Tanya Ares dengan muka imutnya yang semakin membuat Arkan jengkel terhadap kelakuan genit bocah itu.

"Bisa bisanya gue kalah telak sama bocil ini " kata Arkan membatin

"Res" tegur Arkan

"Kenapa abang, abang cemburu sama Ares karena kakak cantik sukanya sama Ares ya ?" Kata Ares dengan pedenya

Arkan mendengus bisa bisanya bocil satu ini mempermalukannya di tempat umum apalagi di depan cewek incerannya lagi, "huh tidak bisa di biarkan" batinnya

"Nggak" ketus Arkan

"Neng mas ini atuh pesanannya" kata pedagang cilok tersebut sambil menyerahkan pesanan mereka masing-masing.

Setelah membayar ciloknya, ia berpamitan kepada Ares, "kakak pulang dulu ya" kata Erika dan di angguki Ares

"Inget kakak cantik kalo udah besar harus jadi pacarnya Ares" teriak Ares dengan kencang

"Pulang Res dah sore" kata Arkan dengan wajah kusutnya

"Lets go bang" jawab Ares dengan suara cadelnya

"Bener bener nih bocah nguras kesabaran gue banget dari tadi" batin Arkan meronta-ronta

"Bener bener minta di slepet nih bibirnya biar kapok sekalian" lanjut Arkan membatin

Selasa 14 April 2020

𝐂𝐨𝐨𝐥 𝐆𝐢𝐫𝐥 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang