KING CONSORT [Tamat✓]

12. Perayaan Membosankan

"Aku, bisa jadi Bulan. Yang cemburu pada Bintang-Bintang."

- KING CONSORT -

*****

Sunny sama sekali tidak terlihat menikmati pesta Pernikahannya sendiri, bahkan kini dia hanya duduk diam diatas Tahtanya. Sembari menonton Para Gisaeng Istana yang sedang menari didepan sana.

"Terlalu menekuk wajahmu tidak baik." tegur Jungkook yang melihat wajah Sunny terlihat masam. Sama sekali tidak enak untuk dipandang.

"Kalau begitu alihkan pandangan Yang Mulia, dari wajahku."

"Masih marah denganku?"

"Marah? untuk apa?" balas Sunny yang masih menopang dagunya dengan sebelah tangannya.

"Malam yang lalu, aku meninggalkanmu di Istana Bunga. lalu setelahnya malah menghabiskan waktu bersama Selir Utama Jennie, dan paginya aku justru menuduhmu telah memanggil Ibunda untuk mengadu yang tidak-tidak."

"Eoh? Yang Mulia sedang berusaha jujur padaku?" sindir Sunny secara halus.

"Ratuku, apa tidak bisa memaafkan kesalahanku?"

"Yang Mulia, hidup anda sangat sempurna. Anda tidak pernah melakukan kesalahan apapun." balas Sunny sembari menatap bola mata Jungkook yang juga sedang menatapnya.

"Aku juga seorang manusia, bukan Dewa atau pun----"

"Berhentilah merendah. Hari ini, bagi rakyatmu. Kau adalah Dewa mereka, Yang Mulia tidak pantas untuk merendahkan diri." potong Sunny sembari memegang lengan Jungkook yang berada disisi kursi Tahta yang mereka duduki.

Persetan! untuk ngambek dengan Rajanya itu.
Saat ini, Sunny harusnya berpikir. Bagaimana caranya agar Jungkook meliriknya, takut kehilangannya, dan tiba-tiba menjadi sangat mencintainya.

"Apa sekarang Ratuku sudah tidak marah?"

"Yang Mulia, bagaimana bisa aku marah pada sesosok dewa sepertimu." Puji Sunny dengan senyuman manisnya, tentu saja Jungkook yang melihat itu pun ikut tersenyum.

Sedangkan Jennie, yang sadari tadi memperhatikan keduanya terlihat sangat cemburu.
Bagaimana bisa Jungkook diam saja ketika tangan jalang itu menyentuh sebelah lengannya.

Harusnya Jungkook menepis kasar tangan Sunny!

Bukan malah menerima tangan itu dengan sukarela!

"Bagaimana? apa kau masih yakin untuk tetap mempertahankan cintamu?" bisik Seokjin yang lagi-lagi selalu berada disampingnya.

"Cinta? apa Pangeran Seokjin sedang membahas cinta? padahal anda saja belum pernah merasakan apa itu cinta." sindir Jennie dengan tawa kecilnya, lalu tidak lama ekspresi wajahnya pun berubah seperti sedang mengingat sesuatu.
"Ah aku ingat, Pangeran Pertama pernah mencintai seorang gadis. Tapi sayangnya malah Pangeran Taehyung yang berhasil mendapatkannya, apa itu masih bisa disebut cinta. Pangeran?" lanjut Jennie sembari menoleh ke arah Seokjin yang sedang menahan amarahnya.

"Ternyata, Selir Utama Jennie semakin lama. Semakin berani untuk melawanku."

"Aku sedang tidak melawanmu, sayangnya sedikit tertarik saja dengan kisah cintamu yang bertepuk sebelah tangan." ledek Jennie masih dengan tawa kecilnya.

"Berkata seperti ini dengan calon suamimu, bukankah terdengar tidak sopan?" balas Seokjin dengan kepalan ditangannya.

"Jika bukan karena Keluarga, aku mana sudi menikah dengan Pangeran sepertimu. Akan lebih baik aku menikah dengan adikmu Pangeran Kedua."