KING CONSORT [Tamat✓]

20. Persaingan

"Hidup manusia penuh dengan bahaya, tetapi justru di situlah letak daya tariknya."

- KING CONSORT -

*****

Sunny sedikit meringis ketika para dayang mengobati luka dipipi kanan Xinger.
"Bagaimana? apa masih terasa sakit?" tanya Sunny penuh dengan nada khawatir.

"Ratu, anda tenang saja. Saya tidak apa-apa."

"Xinger! kau itu sudah seperti kakak perempuanku, seperti ibuku, dan seperti saudariku. Kau merawatku sejak kecil, kita telah tumbuh bersama. Bagaimana bisa aku melihat orang lain melukaimu seperti ini."
Jujur saja, Sunny terlihat tidak rela ketika Kasim dari Pangeran Ketiga itu. Dengan seenaknya menampar wajah Saudarinya.

"Anda tidak perlu khawatir lagi Ratu, saya benar sudah baik-baik saja." balas Xinger begitu lembut.

Sunny pun mengangguk mengerti, lalu menyuruh para dayang yang lain untuk meninggalkan mereka didalam kamar, hanya berdua saja.
setelahnya, Sunny menghampiri Xinger yang terduduk dimeja teh miliknya.

"Sebenarnya, apa kau tahu. Masalah aku dengan Pangeran Ketiga?"

"Saya benar-benar tidak tahu apapun, tapi Ratu. Sebelumnya Pangeran Eunwoo jarang sekali mencampuri urusanmu, entah mengapa hari ini dia malah mengganggu anda." balas Xinger yang masih tidak mengerti dengan keadaan disini, bahkan Eunwoo dan Sunny sudah lama tidak bertemu.
Kenapa akhir-akhir ini, mereka sering bertemu?

Sunny yang mendengarnya hanya diam.
Dia bisa mengingat seluruh kenangan miliknya terdahulu, tapi kenapa dengan Pangeran Ketiga dia melupakan segalanya?

Bahkan dimasa depan juga, tidak ada masalah bersama Sean.

Apakah ini, kebalikan sifat Sean?

Dimasa depan pria itu begitu baik, sedangkan dimasa lalu. Dia menjadi pria kejam dan tidak punya hati.

"Aaaaah! aku tidak bisa memikirkannya." ucap Sunny frustasi.

"Ratu, tenanglah .. anda tidak perlu memaksakan pikiran anda, hamba yakin. Semuanya akan baik-baik saja."

Lagi-lagi Sunny hanya bisa mengangguk, lalu tidak lama kemudian dia teringat sesuatu.
"Oh iya, ngomong-ngomong soal para dayang utusan Ibu Suri, apakah kau sudah..."

"Anda tenang saja, saya sudah menyuruh mereka untuk tidak melaporkan apapun pada Yang Mulia Ibu Suri. Jadi sekarang, Ibu Suri tidak perlu mengkhawatirkan anda terus menerus." potong Xinger.

Sunny yang mendengarnya pun terlihat lega, mulai sekarang urusan Harem. Bukanlah, urusan Permaisuri Sena, karena dia .. tidak lagi ingin membebani ibu mertuanya itu, belum lagi sekarang kesehatan Ayahanda semakin memburuk.
Dia hanya tidak ingin, Sang Ibunda jatuh sakit memikirkan semuanya.

"Apa luka diwajahmu masih terasa sakit?" tanya Sunny.

"Ratu, harus berapa kali saya bilang.." jawab Xinger dengan helaan nafasnya.

"Ah, aku hanya ingin mengajakmu untuk menjenguk Ayahanda."

"Tetapi sebentar lagi, malam akan tiba Ratu. Bukankah kehadiran kita sekarang akan mengganggu istirahatnya Baginda Kaisar?"