4.☀

31 11 6
                                    

Delia menatap buku milik Lintang. Ia membuang nafasnya sedikit kasar. Menggelengkan kepalanya pelan. Ini lebih dari kata sedikit. Ini sangat. Nilai latihan Lintang dibawah 5. Bagaimana ia bisa naik kelas dengan nilai seperti ini?

" Jadi.. kamu parah banget ya di mata pelajaran ini? "

" Iya.. ehehe.. ajarin aku sampe jadi karkulator ya matahari.. " pintanya

Delia mengangguk pelan dan tersenyum tipis. Manisnya,

Kemudian ia mulai menjelaskan dimana letak kesalahan, lalu ke cara pengerjaan. Lintang menatap tangan Delia yang terus menari-nari diatas kertas putih tersebut. Sesekali ia menatap wajah serius Delia.

" Yang ini udah paham? " tanya Delia dengan lembut

" Udah bunda matahari 😊 " jawab Lintang meledek

Delia tak menghiraukannya dan lanjut mengajar Lintang. Setelah beberapa soal berhasil Lintang pahami, Delia memberinya latihan. Wajah Lintang langsung menjadi datar. Seakan berbicara bahwa ia lelah. Tetapi, ia harus mengerjakannya.

Wajah Lintang kini menjadi sangat serius. Seperti thanos. ehh,. Berkali-kali Lintang menghela nafasnya. Delia yang melihat hal tersebut tersenyum berkali-kali seperti tak waras. Benar, ia seperti anak TK saja. Walau badannya manly, wajahnya seperti balita.

Kini Lintang menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal sama sekali. Delia harus berusaha untuk tidak membantunya dulu kali ini. Lintang semakin menjadi. Ia duduk sila dilantai sembari berfikir. Lalu ia jongkok sembari menulis jawaban. Tak hanya itu, ia juga push up, sit up dan back up sembari berfikir.

Lagi-lagi Delia tertawa melihat Lintang. Kali ini, tawanya lepas. Wajah Lintang menunjukan ekspresi bingung. Lalu ia menatap Delia yang sedang tertawa dan memberinya senyum yang lebar.

Delia dibuat malu olehnya. Bagaimana tidak? Lintang menunjukan senyum lebarnya sangat manis.

Delia terdiam. Lintang lanjut push up. Kemudian akhirnya ia selesai.

" Aku udah selesai matahari! "

Delia tersadar dari lamunannya. Dan tepat setelah itu, bel masuk berbunyi.

" Na-nanti aku periksa. Kamu nanti ke kelas aku dulu sebelum pulang "

" Tapi, bukunya mau aku pake matahari "

" Oh iya.. "

Delia langsung memeriksa jawaban Lintang dengan cepat. Lintang memandangi wajah Delia lagi. Sepertinya Delia merasa diperhatikan. Lalu tanpa disengaja, pandangan mereka bertemu. Mereka terlalu sering tatap-menatap. Ya, aku harus membeli obat mata untuk mereka karena hal ini..

Tak lama, Delia selesai

" Dd-dah Lintang aku duluan ya, kelasku jauh dari sini " ucap Delia sembari berlari ke kelasnya dengan pipi merona

" IYAA MAKASIH MATAHARIII " teriak Lintang sembari tersenyum.

+-☀-+

" Delia!! kamu kemana aku cariin? dateng telat.. untung gurunya suka telat " tanya Syawal

" Ehehe aku selamat, aku abis dari aula syaw.. " jawab Delia

" Ngapain kamu? di aula kan sepi " tanya Syawal lagi

" Ngajarin temen "

" Ihh cowo yang tadi ya " lagi lagi ditanya

" Iya "

" Kamu BERDUAAN??? " kini ia semakin penasaran

" Iya "

" DELIA!! ga boleh berduaan lagi!!! ihh kamu mah, kan ga boleh laki-laki sama perempuan berduaan. Dosa!! menimbulkan fitnah juga!! " nasehat Syawal

Bukan MATAHARI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang