16.☀

25 10 1
                                    

Upacara telah selesai. Delia segera menuju kelas. Sembari berjalan, ia bercakap-cakap dengan Shifa. Ketika ia memasuki kelas, Syawal belum ada dibangku sebelahnya. Ia bingung bagaimana jika mereka bertemu nanti?

Delia duduk, kini ia tak menghiraukan masalah dengan Syawal. Sampai akhirnya Syawal masuk, tatapan keduanya saling bertemu. Kemudian saling membuang muka.

Delia diam seribu bahasa dan terus menunjukan wajah sinis. Tak mau kalah, Syawal juga melakukan hal tersebut. Tak ada obrolan sedikitpun.

-

Terus berlangsung sampai saat ini, 1 jam sebelum istirahat. Walau Delia tak menunjukan wajah sinis lagi. Ketika ada hal yang tak ia ketahui, ia akan bertanya pada teman didepannya, Fira dan Shifa. Begitu pun Syawal.

" Kalian kenapa si diem bae?? " tanya Shifa pada keduanya

" Iya, aura kalian tuh serem banget.. mana di belakang pojok lagi.. " tambah Fira

Keduanya tak menjawab dengan kata-kata. Hanya tatapan mematikan yang Shifa dan Fira dapat. Seketika, Fira dan Shifa menghadap kedepan dan terdiam layaknya patung.

+-☀-+

Syawal sedang berada di perpustakaan sendiri. Entah mengapa ia tak mengajak temannya. Mungkin ia perlu waktu untuk menyendiri. Padahal perpustakaan ramai. 

Ia terus mengerjakan PR untuk beberapa hari kedepan. Karena ia malas mengerjakan sesuatu disaat-saat terakhir. Meja untuk 4 orang cukup penuh dengan buku-buku yang sedang terbuka. 

Sesekali ia disapa oleh teman yang melihatnya. Lia, Nabila dan Cecile menghampiri Syawal. Bertanya kenapa ia tak jajan, tak hanya itu mereka mengira Syawal sedang puasa, diet, tidak membawa uang dan banyak lagi.

Syawal memutuskan untuk mengusir mereka dengan cara yang halus. Menawarkan mereka pergi ketempat yang sering mereka datangi, Atap sekolah. Mungkin kalian bertanya-tanya, kenapa hanya ketiga manusia itu yang ada diatap sekolah, murid lain jarang sekali ke atap.

Itu semua karena dulu, atap sekolah menjadi sarang para kecoak berkeliaran. Beberapa bunga dalam pot tak terawat. Lalu ketiga gadis itu terkadang menyiram bunga, sehingga atap menjadi indah. Hanya itu, tetapi faktor utama murid-murid tidak ke atap, karena ada kecoak. 

Aku juga bingung mengapa atap yang selalu diterangi matahari, menjadi sarang kecoak. Ada rumor yang mengatakan, atap adalah tempat wisata kecoak untuk sunbathing.

Ketiga gadis dapat bertahan karena tidak takut. Mereka akan langsung menendang kecoak yang lewat. Sehingga, mereka dijuluki the three mbapetir oleh para kecoak. Beruntung kawanan kecoak tidak tahu bahwa mereka takut kecoak mode fly. Cukup tentang kecoak-

Awalnya mereka bertiga berdebat,, ke atap? atau tidak sebab mereka mager. Tetapi karena mereka bertekad menjadi rajin, walau hanya satu yang bertekad. Mereka pun ke atap.

Syawal hanya dapat menggelengkan kepalanya saja. Tak lama, pengganggu lain datang. Kali ini gangguan datang dari Fira, Dini dan Shifa.

Setelah mereka duduk, Dini bertanya mengapa Syawal tidak bersama Delia dan Kiky. Tetapi kemudian Dini menjawab pertanyaannya sendiri. Lalu Shifa menambahkan alasan tak logis Syawal tidak bersama Delia dan Kiky.

Diikuti dengan tertawa receh milik Fira. Syawal terus mengerjakan, menunggu saat yang pas untuk mengusir ketiga manusia menyebalkan tersebut.

Syawal menghentikan aktivitasnya sementara. Ia ingin membicarakan sesuatu pada mereka. Apakah ia akan mengusir tiga gadis pengganggu lain?

Tidak, ia terdiam sebentar. Berfikir mengapa ia sangat sensitif hari ini? akhirnya ia tak jadi mengusir tiga gadis tersebut, dan ikut bercakap-cakap sembari mengerjakan seperti Syawal yang biasanya.

Bukan MATAHARI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang