Syawal dan yang lain telah turun dari kereta gantung, sekarang mereka menuju tempat berkumpul. Walau waktu tinggal 2 setengah jam lagi.
Ingin rasanya berhenti di tempat-tempat yang mereka lewati. Tetapi nanti terlalu asik sampai lupa waktu. Mereka berhenti di pinggir jalan tempat para pedagang kaki lima berkumpul. Beristirahat sebentar.
Beberapa dari mereka berkeliling mencari makan ataupun minuman.
" Gada angkot gitu ya disini? " tanya Dini sembari menengok kanan-kiri dengan cepat dipinggir jalan. Ia berdiri tepat dipinggir jalan, tubuhnya sedikit condong kedepan. Ia seperti menggeleng-gelengkan kepala.
" Yeu kali " jawab April
" Gada taksi gitu yang lebih praktis? " kini Kiky yang bertanya. Ia menuju Dini, lalu melakukan hal yang sama seperti Dini.
Kini mereka berdua seperti pajangan mobil kepala goyang taukan? Cocok sekali, kecil-kecil imut. Bedanya, kepala mereka menggeleng arah kanan-kiri, pajangan mobil bergoyang kesegala arah.
Diperhatikan? tentu. Orang-orang memandangi mereka dengan tatapan bingung dan prihatin. Teman-temannya membiarkan mereka.
" Ini lagi, lebih aneh " ucap Syawal terheran-heran
" Yah percuma sih kalo ada.. aku mah levelnya naik pesawat " celetuk Lia
" Masa sih li? naik pesawat yang aku bawa aja ga mau.. " ucap Fira sinis
" YANG LOE TAWARIN WAKTU ITU PESAWAT MAINAN SHAPPIREEEHHH 😭😭" ucap Imeh geregetan.
Mereka tertawa. Terkecuali Lia dan Imeh. Karena mereka memang pernah ditawarkan menaiki pesawat mainan milik Fira. Pengunjung lain memperhatikan mereka.
Ada yang ikut tertawa tetapi ditahan sampai tubuhnya bergetar seperti kejang-kejang sehingga ia dilarikan keperlombaan lari jarak 100 meter,
Ada bapak-bapak yang kesal dengan ucapan Fira sehingga ia sampai banting tulang, Ada yang menatap mereka sinis tapi setelah dilihat lebih dekat, matanya memang sipit.
" Shaffira kebanyakan bergaul sama rumus matematika " Rahma
" Kenapa ma? " tanya Syawal
" Ga jelas " jawab Rahma sembari tertawa renyah. Ahahahah.
Gadis cilik bergigi kelinci imut yang sedang mengambil makanan jatuh mendengar pernyataan Rahma. Seketika hidungnya megar dan terlihat bulu hidungnya bergoyang-goyang bagai rumput terkena angin sepoi-sepoi.
" Itu karna lo ga ngerti rammm.. ya Allah..😭😭😭" Dini menangis hiks hiks ala-ala drama. Ia telah kembali dari pinggir jalan. Tempat duduk mereka dekat dengan jalanan.
" Punya temen gada yang bener.. cape aku tuh " keluh April
" Mati aja kamu pril, biar capenya ilang " saran Kiky. Kiky juga telah selesai.
Ayolah, kenapa ia sesadis itu?? apa karena kepalanya pusing? ia seperti psikolog saja.
Syawal mulai memancing kedua gadis tersebut. Karena ulah Syawal, mereka mulai maaf-maafan. Menangis tersedu-sedu. Kemudian mengucapkan selamat idul fitri mohon maaf lahir dan batin.
Setelah itu bagi-bagi THR. Bukan uang, tetapi sendok. Kebetulan ada rak sendok didepan mereka. Syawal sebagai pemberi THR. Gadis lain mengantri secara horizontal untuk mendapatkan THR.
Dua gadis lain yang hanya berjarak 1 gerobak bakso dari tempat sekumpulan gadis tersebut berbalik arah.
" Yo beli yang lain lagi " ajak Cecile
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan MATAHARI ✔
Teen FictionDelia, seorang gadis cantik yang merasakan jatuh Cinta. Ia terlena oleh Cinta didasari nafsu dan berpacaran. Pacaran memang sudah dianggap hal yang wajar. Namun dalam islam, tak ada istilah tersebut. Terutama disaat lelaki dan wanita yang belum mah...