9.☀

51 11 9
                                    

Cuaca sedang sangat indah. Cerahnya matahari ditemani dengan gumpalan kapas-kapas berwarna putih bersih. Sama seperti saat Lia dan Cecile duduk di tengah lapangan.

Perpustakaan akan sangat indah dengan cuaca seperti ini. Delia kini berada di perpustakaan. Tak hanya sendiri, ia bersama Kiky, Syawal dan Nana. 

Sepertinya Nana masih ingin berbicara tentang drama. Setelah kemarin ia dihalangi para gadis. Disini, hanya kemungkinan kecil ia diganggu.

Sesekali mereka tertawa lepas lalu ditegur oleh sang librarian. Bahkan librarian juga hampir mengusir mereka. Sebenarnya apa yang membuat mereka tertawa berkali-kali?

Benar juga, Fira pernah mengatakan bahwa Nana sangat asik. 

" Udah na, makin lama makin mirip dilan " Syawal

" Ya Rabbi, Nana ya nana bukan Dilaniqbal. Eh, tapi bisa jadi aku ama Dilan kembar yang terpisah ya gak? "

" Gak na, ga mungkin! " Kiky

Nana tersenyum.

" Gimana? masih gak mungkin? " ucap Nana sembari tersenyum. Curang! ia menggunakan senyumannya yang mirip Dilan agar mereka tak membantahnya.

" Katanya Nana ya Nana bukan Dilaniqbal.. " Delia

" Tau.. huu gak konsisten! " Kiky

" Huu.. " Syawal

" Ihh cewe-cewe kenapa jadi pada mojokin atuh? " ucap Nana dengan logat sundanya.

Ketiganya menyengir. Ditengah keasikan mereka, tiba-tiba Lintang datang. Ia meletakkan buku dimeja mereka. Kemudian duduk di kursi sebelah Nana.

Rupanya Lintang datang dengan maksud meminta pertolongan. Ia ingin diajari oleh Delia. Lintang dan Nana saling menatap sinis. Kemudian mereka berjabat tangan.

Berkenalan, mencari topik pembicaraan, membahas topik tersebut, pindah kelain topik dan pada akhirnya Lintang tak jadi belajar. Kedua lelaki itu seperti mengabaikan tiga gadis didepannya.

Pembicaraan kedua lelaki itu asik. Kini mereka membahas peternakan nyamuk. Nyambung sekali otak kedua manusia ini. Merasa sangat tak mengerti dengan kedua lelaki itu, Delia, Syawal dan Kiky pamit.

" Blackhole, Nana, aku syawal sama Kiky balik ke kelas ya.. " ucap Delia. Sekarang keduanya menatap Delia. Kemudian tersenyum dan mengangguk pelan.

Mungkin menurut kalian biasa. Tapi tidak, itu tak biasa kawan dua senyuman menawan dari dua lelaki tampan dalam waktu yang sama. Bayangkan, Sangat cukup untuk membuat kalian tak karuan.

Tidak. Jangan dibayangkan, senyuman itu untuk Delia bukan kalian-

" Hati-hati matahari, sesampai di kelas, jangan lupa berdoa "

" Doa? "

" Iya, berdoa agar kamu, orangtuamu, dan teman-temanmu selalu dilindungi oleh yang maha kuasa. Berdoa agar kamu, orangtuamu dan teman-temanmu selalu diberi kesehatan. Dan jangan lupa berdoa agar kita berjodoh " 

Lintang tersenyum lagi. Delia tertawa kecil. Kebiasaan sekali lelaki ini, bicara dengan aneh. Kiky dan Syawal tertawa renyah. Nana? ia tertawa terbahak-bahak. Mulutnya menga-nga lebar.

Gawat, Librarian menuju kesini.

Delia yang melihat librarian itu langsung pergi bersama Syawal dan Kiky. Gadis-gadis itu meninggalkan Lintang yang sedang tertawa malu dan Nana yang tertawa terbahak-bahak.

Gudjab girls..

Alhasil, dua lelaki tampan itu diusir. Kasihan-

+-☀-+

Bukan MATAHARI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang