Lintang dan Delia bermain di tempat main mall, sebut saja funworld. Lintang selalu memohon pada Delia untuk bermain basket. Berkali-kali, Delia cukup lelah menunggu Lintang.
Setelah Lintang puas bermain basket, Delia menariknya menuju mesin pengambil boneka. Meski sudah berusaha, Delia tidak dapat boneka satu pun.
" Pecahin aja kacanya kalo capek " usul Lintang. Yakalee
Delia pun meminta Lintang memainkan mesin tersebut. Lintang menolak, ia tak pernah bermain mesin ini. Delia merengek, ia tak pernah dapat satu boneka pun dari mesin ini. Walau ia telah mencobanya dari kecil.
Ia mengerucutkan bibirnya, lalu mengembungkan pipinya. Wajahnya sangat imut menurut Lintang. Ingin rasanya Lintang mencubit pipi Delia yang dikembungkan. Karena hal itu, terukirlah senyum pada bibir Lintang.
Walaupun telah berusaha membujuk, Lintang tetap menolak. Delia menyerah, lalu Lintang tertawa. Kemudian mereka bermain yang lain.
" Itu aja permen! " usul Lintang. Delia mengangguk, lumayan untuk ngemil.
+-☀-+
" Jangan lupa sholat Isya ya Matahari, tenang aja cepat atau lambat aku akan menjadi imammu "
" Iya iya iya " Delia pasrah dan senang
" Assalamu'alaikum "
" Wa'alaikumussalam "
Kemudian Lintang pergi. Delia menunggu sampai tubuh Lintang tak terlihat lagi. Biasanya pasangan akan bercekcok mengenai siapa yang duluan pergi atau masuk.
Tetapi bagi Lintang itu tak berguna. Justru lebih baik ia yang pergi duluan sehingga diperhatikan oleh Delia. Ia suka menjadi pusat perhatian.
Delia masuk ke dalam rumahnya. Ia mendapat sambutan dari keluarganya. Keluarganya menggoda Delia. Ia tak tahu harus bagaimana, ia hanya menghindar. Malu sekali digoda oleh keluarga.
" Ih, udah dikasih hadiah aja.. " goda adiknya sembari menunjuk boneka kecil yang Delia genggam.
Delia memang dapat menghindari ayah dan ibunya, tetapi tidak dengan adiknya yang selalu mengikuti Delia.
Boneka itu adalah hasil dari bermain mesin pengambil boneka. Bukan Lintang yang mendapatkannya, melainkan Delia sendiri. Delia sangat senang, setelah bertahun-tahun mencoba akhirnya berhasil.
Disaat-saat terakhir, Delia memohon pada Lintang untuk bermain mesin itu. Akhirnya Lintang memainkannya, tetapi ia juga tidak dapat mengambil satupun boneka dari berkali-kali percobaan.
Dan saat saldo kartu hanya cukup untuk dapat melakukan sekali, Delia mencoba. Dengan bantuan doa dari Lintang, mas-mas funworld dan beberapa pengunjung didekatnya ia berhasil.
Yup, Lintang yang meminta mas-mas tersebut berdoa, alhasil mas-mas tersebut tak dapat menolak customernya. Lintang juga melakukan hal tersebut pada pengunjung disekitarnya. Malu? tidak sama sekali. Hanya senyum Delia yang membuatnya malu. A mazha??
+-☀-+
Hari keempat Delia dan Syawal saling mengacuhkan. Kuat sekali mereka, walau terkadang mereka lupa bahwa mereka sedang marahan.
Sebagai contoh Delia memanggil Syawal, bertanya bahasa arab, kemudian Syawal tak berkutik. Lalu Delia sadar bahwa ia sedang marahan. Begitupun sebaliknya.
Banyak teman yang telah tahu mereka sedang marahan. Bagaimana tidak, hal itu jelas sekali terlihat.
Kini Syawal berada di masjid. Ia baru saja selesai shalat dhuha.
![](https://img.wattpad.com/cover/221140291-288-k789065.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan MATAHARI ✔
Teen FictionDelia, seorang gadis cantik yang merasakan jatuh Cinta. Ia terlena oleh Cinta didasari nafsu dan berpacaran. Pacaran memang sudah dianggap hal yang wajar. Namun dalam islam, tak ada istilah tersebut. Terutama disaat lelaki dan wanita yang belum mah...