Extra chap III. ☀

22 9 1
                                    

Semua telah berkumpul. Kini makanan mulai menipis. Syawal pun kembali memasak dibantu oleh Delia dan Kiky.

Seperti sebelum teman-teman datang kerumah Syawal, pengganggu datang. Ia Putri sulung Syawal.

" Eits tunggu dulu.. " ucap Syawal.

Salma menatap sang umi.

" Boleh ya umaa.. " ucap Salma dengan imut. Mata nya berkilau, pipinya tembam. Sungguh puppy eyesnya melelehkan hati.

Syawal menghela nafasnya. Kemudian ia tersenyum.

" Makannya sambil duduk ya.. " Syawal. Salma tersenyum, kemudian berlari menuju ruang tamu.

Tak lama, Salma kembali datang. Ia membawa Bintang bersamanya.

Lelaki cilik tersebut mengikuti kemanapun Delia pergi. Ia juga sering kali jinjit untuk melihat yang dilakukan bundanya. Jinjit pun tak sampai.. Sabar nak, kau masih kecil.

Karena cukup menganggu, Delia membawa Bintang pergi. Ia tidak membantu Syawal memasak lagi.

Bintang selalu ingin diperhatikan. Kini ia tak sudi sang bunda jauh sedikit darinya.

" Bintang.. Gak mau sama tante Lia sama Cecile.. " ucap Bintang lesu.

Ya, semua anak berkumpul dan bermain bersama Lia dan Cecile. Kasihan mereka.

Delia kini bingung. Ia pun meminta bantuan Lintang. Benar-benar, Bintang adalah Lintang versi kecil.

" Anak cakep.. Bundanya sama ayah dulu ya.. " Delia, kau salah meminta pertolongan Lintang.

" Cape ade sama ayah.. Mending bintang sama tante Lia, tante Cecile " ehh? Bintang menatap ayahnya tajam.

" Mending Bintang jadi suaminya bunda biar bisa dapet perhatian bunda.. Jadi anaknya, perhatian direbut sama ayah terus " batin Bintang kesal.

Selamat.

+-☀-+

" Mata cacing ada berapa? " Cecile

" Dua! " Khanza semangat

" Kok tau? " tanya Lia

" Kakak sering main cacing dihp " Khanza. Kayla menatapnya sinis.

" Surah di al-qur'an ada berapa? " Cecile

" 114! "

Kurang lebih itu permainannya. Yang dapat menjawab diberi coklat oleh Cecile dan Lia.

-

Anak-anak usia 4 tahun ke atas berada samping rumah Syawal. Mereka berdiskusi akan bermain apa.

" Main lempar uang yuuu " Raihan. Anak April dan Hasby.

" Astaghfirullah, mubazir " ingat Matahari.

" E?  Cewe ikut main? " tanya Mahdi, anak sulung Lia.

" Kenapa?  " Gina yang berusia sama seperti Mahdi balik bertanya

" Kata papa cewe cowo gak boleh berkhalwat " jawab Ahsan dengan suara imutnya. Ia adik Mahdi, hanya selisih satu tahun lebih muda.

" Berkhalwat apa? " tanya Bintang. Tunggu?  Mengapa ia disini?

" Ade jangan disini.. Masuk ya.. " perintah Matahari. Bintang menatap kakanya malas. Kemudian dengan langkah kecilnya ia kembali masuk ke rumah Syawal.

" Ya udah.. Ayo cewe kita ke dalem " ajak Kayla, anak sulung Lathifah. Ia adalah yang tertua diantara anak-anak tersebut.

" Tapi salma mau main lempar uang " ucap Salma kecewa.

" Kita main masak-masak an uang aja ya sal.. " bujuk Sellee. Mata Salma berbinar.

" Astaghfirullah mubazir selleeee " Matahari.

"Anak cewe kapan perginya??? " Batin para anak lelaki.

-

Lat tak liat tali paaaku! Pim pim pom!

Psat~ syung~ bruk~ plak~ kedupluk~ syiat~

Ya, lelaki-lelaki cilik nan imut tersebut bermain lempar sandal. Seru!

Sedangkan anak-anak perempuan mendengarkan cerita Cecile. Mereka tak jadi bermain masak uang. Tak punya uang..

-

Para ayah berkumpul diruang TV. Mereka sedang menonton. Tibalah saat iklan.

" Istri.. Itu yang namanya joko ya? " tanya Nana. Syawal mengangguk.

" Yakin, syawal malu dipanggil gitu didepan orang banyak " Renzy

" Astaghfirullah nana ga peka.. Ish ish ish " Haechan

Seketika mata Nana terbuka lebar. Ia menghampiri Syawal kemudian meminta maaf pada istrinya. Tentu dimaafkan. Walau rasa malunya tetap ada.

" Eh keknya udah mulai, ganti lagi! " Lintang.

" Lucu banget si rara.. " ujar Gilang

" Umaa.. Kan,. Jadi inget my anak " Nana

" Ya Allah semoga Bintang jadi anak shaleh kek nussa.. " Lintang

" Aamiin " sahut yang lain

Para ayah menonton nussa dan rara. Ya, seru dan bermanfaat. Hati mereka meleleh mendenger rara berbicara. Selalu teringat bayang-bayang wajah anak perempuan mereka.

Vino & Suhaid :

" pun10.. Baru punya cowo doang.. "

-

" Matahari cantik banget.. Balckhole juga ganteng.. " Lia

" Bintang! " Delia membenarkan.
Teman-teman Delia tertawa.

" E iya iya.. " Lia

Para bunda berkumpul, sharing cara mengasuh anak dengan baik. Bisa saja salah satunya efektif.

Bayi-bayi imut berkumpul ditempat yang sama. Tak tahan diriku melihat wajah imut mereka.

Tak ada suara tangisan. Para bayi tenang mendengar ayat suci al-qur'an dari hp. Damai,

" Walau udah nikah, perjalanan hidup kita masih panjang ya.. " Delia

" Banyak-banyak nabung untuk akhirat ni dari sekarang " Syawal

" Sedekah ikhlas tiap hari " Kiky

" Ngajarin anak ngaji sama belajar yang lain. Jadi ilmu yang bermanfaat " Fira

" Didik anak supaya jadi anak shaleh-shalehah " Lia

" Senantiasa berbakti pada suami " Shifa

" Sama orang tua juga.. " Nabila

" Eh bingung apa lagi ya? " ucap April sembari tertawa kecil. Sang Ratu puitis kehabisan ide rupanya.

" Yah april.. Lagi bijak-bijaknya jugaa " protes Lathifah. Ia belum mengucapkan kalimat bijak nan bermanfaatnya..

Delia dan teman-teman tertawa.

" 5 tahun, kita ketemu tiap 5 tahun aja " Delia. Semua tatapan tertuju pada Delia.

" Supaya perubahannya keliatan banget " ucap Delia sembari tersenyum.

" Insyaallah.. " sahut yang lain.

" Eh?  Pada ngomongin apaaa??  Aku ketinggalaaann... 😭 " Cecile. Ia baru kembali setelah selesai mendongengkan anak-anak perempuan.

Sabar cile..

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.

Terimakasih-
Mohonmaaf-
Janganlupavoment

Bukan MATAHARI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang