15.☀

22 10 11
                                    

Gadis-gadis kembali berjalan menuju tempat awal. Setelah keluar dari kereta gantung, kak echa mengambil jalan berbeda. Ia pergi menemui adik lelakinya, Ridwan. 

Sering dipanggil kak Ridwan oleh gadis-gadis saman tersebut. Ia yang memukul darbuka sekaligus menyanyikan lagu iringan tari saman. Ia berkeliling TMII bersama Gilang. 

Jika tidak ada Gilang, ia akan jalan-jalan sendiri begitupun sebaliknya. Bagaimana mereka bertemu, tak perlu ku jelaskan.

Berbeda dengan gadis-gadis saman tersebut, kak Echa dan 'rombongannya' tidak menghabiskan waktu terlalu banyak untuk beristirahat. Jadi, mereka sampai lebih awal.

+-☀-+

Penampilan terakhir sedang berlangsung dan gadis-gadis tersebut telah datang. Kecuali Delia, gadis-gadis tersebut sama sekali belum melihat batang hidungnya dari tadi siang.

" Kawan! mohon perhatian! "

" Dih, kurang kerjaan ngasih perhatian ke kamu " ucap Nabila

" Ahahah " Kiky

" Ih,, aku mau ingetin, jangan pernah kalian pacaran! siapa disini yang pacaran?? NGAKU!! " ucap Cecile tegas, walau wajahnya seperti sedang melawak. 

Mereka saling melirik, menggeleng, menyenggol satu sama lain. Cecile menyebutkan satu persatu nama dari mereka. Dan dijawab 'tidak' dengan yakin.

" Gua disindir gak ya? iya gak ya? iya gak ya?? kalo bener, gua sentil ginjalnya " batin Shifa

" Alhamdulillah, aku percaya sama kalian. Tapi, jangan TTM-an juga... aku gak mau jelasin disini. Tapi kalau kalian butuh penjelasan kenapa gak boleh, kalian bisa calling-calling aku. " jelasnya

/plakk

Satu sentilan mendarat didahi glowing minyak milik Cecile.

" Aduhh " ringisnya

" Ada apa ini?? " tanya Lia dengan nada aneh

" Nyindir?? " tanya Shifa sinis

" Gak nyai ampun, ratu Imeh bantulah rakyatmu ini.. umi Syawal, ruqiyah diaa..  Nabila, serang dia dengan omongan sadismu.. Lia, serang dia dengan imajinasimu yang liaar.. " 

" Alhamdulillah gak disebut " ucap Dini penuh syukur.  

" Yang gak disebut gak berguna " ucap Nabila datar. Ia langsung mendapat tatapan penuh kebencian dari gadis-gadis yang namanya tak disebut oleh Cecile. Nabila hanya dapat menunduk, menghindari kontak mata dengan mereka. Hawanya sangat menyeramkan.

" Aish parah banget ahahah " ucap Syawal sembari tertawa renyah

" Ada apa ini gaes? " tanya Kiky

" Gada " jawab Shifa dan Cecile bersamaan.

" Sakarep klian lah " Fira

+-☀-+

Delia dan Lintang datang. Gadis-gadis menatap Delia dan Lintang dengan tatapan tak biasa. Maksud dari tatapan mereka tak dapat diketahui. Membuat gadis-gadis tersebut terlihat menyeramkan.  Ayolah, kenapa kalian selalu terlihat menyeramkan?? 

Delia sangat gugup, bagaimana jika teman-temannya marah. Bagaimana jika teman-temannya curiga Delia pacaran. Ia bingung.

Sebelum Delia duduk diantara mereka, Syawal menghampirinya. Bertanya ini-itu, untunglah tidak ada pertanyaan yang membuat Delia gelisah. 

Tetapi saat Syawal mengajak Delia ke tempat yang sepi, Delia takut. Entah apa yang ditakutkan gadis ini.

Teman-teman menatap mereka berdua pergi dengan penuh rasa penasaran. Ingin mengikuti, tetapi menguntit bukanlah jalan ninja mereka. 

Bukan MATAHARI ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang