Gadis-gadis kembali berjalan menuju tempat awal. Setelah keluar dari kereta gantung, kak echa mengambil jalan berbeda. Ia pergi menemui adik lelakinya, Ridwan.
Sering dipanggil kak Ridwan oleh gadis-gadis saman tersebut. Ia yang memukul darbuka sekaligus menyanyikan lagu iringan tari saman. Ia berkeliling TMII bersama Gilang.
Jika tidak ada Gilang, ia akan jalan-jalan sendiri begitupun sebaliknya. Bagaimana mereka bertemu, tak perlu ku jelaskan.
Berbeda dengan gadis-gadis saman tersebut, kak Echa dan 'rombongannya' tidak menghabiskan waktu terlalu banyak untuk beristirahat. Jadi, mereka sampai lebih awal.
+-☀-+
Penampilan terakhir sedang berlangsung dan gadis-gadis tersebut telah datang. Kecuali Delia, gadis-gadis tersebut sama sekali belum melihat batang hidungnya dari tadi siang.
" Kawan! mohon perhatian! "
" Dih, kurang kerjaan ngasih perhatian ke kamu " ucap Nabila
" Ahahah " Kiky
" Ih,, aku mau ingetin, jangan pernah kalian pacaran! siapa disini yang pacaran?? NGAKU!! " ucap Cecile tegas, walau wajahnya seperti sedang melawak.
Mereka saling melirik, menggeleng, menyenggol satu sama lain. Cecile menyebutkan satu persatu nama dari mereka. Dan dijawab 'tidak' dengan yakin.
" Gua disindir gak ya? iya gak ya? iya gak ya?? kalo bener, gua sentil ginjalnya " batin Shifa
" Alhamdulillah, aku percaya sama kalian. Tapi, jangan TTM-an juga... aku gak mau jelasin disini. Tapi kalau kalian butuh penjelasan kenapa gak boleh, kalian bisa calling-calling aku. " jelasnya
/plakk
Satu sentilan mendarat didahi glowing minyak milik Cecile.
" Aduhh " ringisnya
" Ada apa ini?? " tanya Lia dengan nada aneh
" Nyindir?? " tanya Shifa sinis
" Gak nyai ampun, ratu Imeh bantulah rakyatmu ini.. umi Syawal, ruqiyah diaa.. Nabila, serang dia dengan omongan sadismu.. Lia, serang dia dengan imajinasimu yang liaar.. "
" Alhamdulillah gak disebut " ucap Dini penuh syukur.
" Yang gak disebut gak berguna " ucap Nabila datar. Ia langsung mendapat tatapan penuh kebencian dari gadis-gadis yang namanya tak disebut oleh Cecile. Nabila hanya dapat menunduk, menghindari kontak mata dengan mereka. Hawanya sangat menyeramkan.
" Aish parah banget ahahah " ucap Syawal sembari tertawa renyah
" Ada apa ini gaes? " tanya Kiky
" Gada " jawab Shifa dan Cecile bersamaan.
" Sakarep klian lah " Fira
+-☀-+
Delia dan Lintang datang. Gadis-gadis menatap Delia dan Lintang dengan tatapan tak biasa. Maksud dari tatapan mereka tak dapat diketahui. Membuat gadis-gadis tersebut terlihat menyeramkan. Ayolah, kenapa kalian selalu terlihat menyeramkan??
Delia sangat gugup, bagaimana jika teman-temannya marah. Bagaimana jika teman-temannya curiga Delia pacaran. Ia bingung.
Sebelum Delia duduk diantara mereka, Syawal menghampirinya. Bertanya ini-itu, untunglah tidak ada pertanyaan yang membuat Delia gelisah.
Tetapi saat Syawal mengajak Delia ke tempat yang sepi, Delia takut. Entah apa yang ditakutkan gadis ini.
Teman-teman menatap mereka berdua pergi dengan penuh rasa penasaran. Ingin mengikuti, tetapi menguntit bukanlah jalan ninja mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan MATAHARI ✔
Fiksi RemajaDelia, seorang gadis cantik yang merasakan jatuh Cinta. Ia terlena oleh Cinta didasari nafsu dan berpacaran. Pacaran memang sudah dianggap hal yang wajar. Namun dalam islam, tak ada istilah tersebut. Terutama disaat lelaki dan wanita yang belum mah...