4 - Happiness

7.9K 607 21
                                    

🎶Whether skies are grey or blue?
Any place on earth will do
Just as long as I'm with you

My happiness.🎶

🎤 : Elvis Presley


🍭🍭🍭

"Apa nih?" Tanya Satrio kepo sambil membolak-balik surat edaran yang baru saja diberikan Satria.

"Baca sendiri." Ucapnya datar.

Satrio merengut, lalu mulai membacanya. 'Formulir perekrutan anggota band SMA Nusa'?

"Eh ini, beneran, Sat!?" Tanya Satrio dengan wajah tak percayanya.

Satria duduk menyender pada tembok kelas lalu mengangguk. "Ikutan aja."

Memang dari dulu Satrio ingin mengikuti ekstrakurikuler band di sekolahannya ini tetapi selalu kehabisan formulir. Dan tadi kebetulan saat Satria melewati koridor ruang musik ia ditawari formulir oleh Ken-si gitaris teringat pada keinginan temannya Satria mengambilnya. Begitulah mula ceritanya.

"Gue masih gak nyangka bisa dapet formulirnya. Astaga gimana ini? Gue gemeteran. Satria sumpah, gue ga nyangka banget." Kedua bola matanya terlihat berbinar. Softboy detected. "Makasih banyak ya, Sat. Gue seneng banget!" Satria mengangguk dan tersenyum simpul.

Brak!

Pintu kelas dibuka kasar membentur tembok hingga menimbulkan suara yang cukup keras. Ya, pelakunya adalah Henry. Di ikuti oleh bacotan-bacotan Caka dan Chandra disampingnya. Shaka hanya diam memutar bola matanya malas atas kelakuan teman-teman absudrnya.

"HELLO EPERYBADIEH! KANGEN KAN SAMA ABANG? OWH, OWH, TENTU SAJA!" Pekik Caka heboh kepada Siska-anak pendiam dikelasnya yang sedang membaca buku. Siska hanya memasang ekspresi dinginnya menatap Caka seolah mengatakan, 'jangan ganggu gue kalo lo masih mau hidup'. Ditatap sedemikian rupa oleh si anak pendiam itu Caka melemparkan senyuman kaku lalu ngibrit menghampiri teman-temannya.

"Ih, itu si siska angker banget anjir!" kata Caka. Lalu, mendaratkan pantatnya diatas meja.

"Makanya jangan diganggu. Lagian lo seneng banget deh gangguin dia." Ucap Chandra.

"Tau lo! Kasian lah anak orang lagi serius belajar emang lo buka buku kayaknya males banget buat di lakuin." Caka menatap tajam Henry yang dibalas cengiran jahilnya. "Lo ngaca dong babi!" Balas Caka kesal.

"Sorry Bang, seenggaknya gue gak bego-bego amat mapel kimia. Ya ... Jadi, ada yang bisa gue banggain lah." Henry menepuk dadanya, menyombongkan diri.

"Sombong!" Balas Caka kesal.

"Coba liat dong abang satria and abang shaka aja gak sombong walaupun nilainya hip-hip hura-hura. Nah elo? Bisa kimia seupil doang gayanya udah kayak bisa nguasain desa Konoha." Chandra menyindir.

"Bercanda doang, anjir! Pada baperan amat kayak perawan." ketus Henry.

"Itu apa?" Tanya Shaka saat melihat kertas yang dilipat diatas meja tanpa mengambilnya.

"Oh, ini, formulir anggota band." Jawab Satrio senang. Kedua matanya menampilkan binaran bahagianya.

Shaka mengernyit, "Lo ikut?"

"Ikut dong! Ini kan udah jadi impian gue dari lama," Shaka mangut-mangut mendengar jawaban temannya itu.

"Lo mau ikut gak, Ka?" Tanya Satrio.

"Gak." Balasnya singkat, padat, jelas.

"Yhaa, macam Shaka ikut ginian? Nanti yang ada stik drumnya malah dijadiin sumpit pangsit." Sahut Chandra kurang ajar.

The Boys Secret [Selesai] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang