"Bang, besok sore kita ada event di Jakpus. Kira-kira lo bisa ikut gak?" tanya Ken sambil mengelap alat bandnya.
Satrio mengendikkan bahu. "Gak tau gue, Ken. Takut ada pendalaman materi. Eventnya gede?"
"Lumayan sih, Bang. Ngundang artis-artis ternama juga. Ada Hindia, Pamungkas, Ardhito. Kita disana jadi tamu. Tapi, kalo lo emang gak bisa gak pa-pa, Bang." jawab Ken.
"Gue liat dulu deh, nanti,"
"Siap, Bang!"
Selanjutnya Satrio lebih memilih menyetel senar gitarnya dan mulai memetiknya bersamaan dengan suara serak-serak basahnya dalam menyanyikan lagu Pink Sweat$ - Honesty.
"She said, 'What if I dive deep?
Will you come in after me?
Would you share your flaws with me? Let me know'.
I told her, 'Thinking is all wrong
Love will happen when it wants
I know it hurts sometimes, but don't let it go'. ""Anjir Bang, mantappu jiwa!" Ken mengangguk-angguk menikmati suara dari Satrio yang sangat enak untuk didengar itu.
" 'Cause I want you, I want you, I want- I want you. 'Cause I want you, I want you, I want ... I want you." Satrio menyudahi aksi bernyanyinya. Lalu tiba-tiba seorang menyembulkan kepalanya dari daun pintu.
"Ken gue—" kata-katanya terputus saat matanya menangkap sosok lain yang bersama dengan Ken. Tatapannya begitu datar dan dingin saat menyambut kedatangannya.
"Eh, Zihan? Masuk Han, kenapa?" sapa Ken menyuruh cewek itu masuk. Tapi, yang dilakukan Zihan hanya tersenyum lalu menggeleng. "Eum ... Nanti aja deh, Ken. Gak enak gue." jawab zihan ragu.
Saat Zihan ingin membalikan badannya berniat pergi, tetapi Satrio menginterupsinya.
"Gak perlu. Gue aja yang pergi. Duluan, Ken," Satrio menyenderkan gitarnya pada soundsystem lalu menepuk bahu Ken sebelum keluar dari ruang musik. Saat melewati Zihan Satrio sama sekali tak melirik. Tatapannya lurus kedepan membuat Zihan tidak nyaman saat diabaikan seperti itu.
Saat Satrio benar-benar hilang dari pandangannya barulah Zihan menghampiri teman sekelasnya itu. Duduk dikursi plastik samping Ken.
"Ken, lo kenal sama orang tadi?" tanya Zihan.
"Orang tadi yang lo maksud punya nama kali, Han," gurau Ken. Ken meletakan kedua stik drumnya yang habis ia bersihkan itu diatas meja kayu dibelakangnya.
Zihan mendengus. "Yaudah pokoknya intinya itu. Lo kenal dia?"
"Kenal lah! Kak Satrio salah satu anggota band gue yang paling berbakat. Anehnya, dia baru sempet masuk band sekarang. Dulu-dulu kemana ya? Padahal dia serba bisa loh. Main drum bisa, perkusi, apalagi gitar. Udah menyatu banget sama jiwanya kayaknya." cerocos Ken.
"Gue gak nanya keistimewaan dia bodoh. Yang gue tanya cuma kenal apa enggak. Ck."
"Mulut lo emang pedes banget ya, Han. Pantes aja ditinggalin mulu." Zihan langsung menatap tajam temannya itu. Ken mengangkat tangannya membentuk salam damai.
"Lagian, lo tumbenan amat sih, nanya-nanya. Kenapa? Demen ya lo sama dia? Cie ... " Ken menusuk-nusuk lengan Zihan bermaksud menggodanya tetapi yang didapat jitakan mau darinya.
"Nyebelin lo!" Zihan beranjak dari duduknya dengan perasaan kesal lalu pergi meninggalkan Ken begitu saja sampai melupakan tujuan utamanya ia ingin menemui Ken.
Ken mengusap-usap dadanya melihat kepergian Zihan. Sepertinya, menghadapi temannya yang sedikit ajaib ini yang hobby nya marah-marah dan memaki orang itu membutuhkan kesabaran yang ekstra.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boys Secret [Selesai] ✔
Novela JuvenilSiapa bilang kalau cowok gak punya rahasia? Start : 16 April 2020 End : 23 Agustus 2020 [Aku gak suka kalau ceritaku dicopas karena itu aku gak pernah copas cerita orang. Jadi, jika ada kesamaan tokoh atau hal-hal yang berkaitan itu bukan unsur dise...