15 - Hari Valentine

4.4K 425 14
                                    

Hari Valentine pun tiba. Semua murid-murid SMA Nusa berbondong-bondong berselfie ria dengan para pacarnya. Ada juga yang sibuk meratapi kejombloan dan keuwuan para buciners itu.

Kini Salwa dan Chandra melipir ke balakang taman untuk membicarakan kemajuan dari rencana mereka.

"Gimana kemarin? Sakura cerita apa aja sama lo?" tanya Chandra kepo tingkat dewa.

Bukannya menjawab, cewek berkuncir satu dua itu menodongkan tangannya ke depan wajah Chandra. "Cokelat! Aku mau cokelat!" tanyanya menuntut.

Chandra memutar bola matanya malas lalu memberikan sebuah cokelat tobleron pada Salwa dari kantung celana putih panjangnya.

"Nih, cepet. Gimana kemarin?"

Salwa menerima cokelat pemberian Chandra senang lalu ia kantongi pada tas kecil slingbag abu-abunya. Lalu ia menjelaskan semuanya tentang Sakura kemarin kepada Chandra sedetail-detailnya dalam satu tarikan nafas. Chandra pun menganga mendengarkan penjelasan Adik kelasnya itu yang tidak ada remnya alias blong.

"Ngerti kagak?"

Chandra mendengkus. "Lo cerita apa lagi ngerap sih? Sekalian aja sono lo duet sama Pak Tarno!"

"Sejak kapan si Pak Tarno beralih profesi jadi rapper. Iya-iya nih, aku jelasin ulang. Kali ini lebih santui." Salwa menjelskan A-Z nya kepada Chandra secara pelan-pelan agar Kakak kelasnya ini tidak ngegonggong.

"Lah, kemaren lo gak bahas gue? Sekedar basa basi gitu gak ada?" tanya Chandra kaget. Pasalnya mereka hanya pergi ngemall biasa layaknya sepasang teman akrab. Padahal kemarin moment penting lho ... Cewek itu sendiri yang mengatakannya tetapi kenapa jadi berakhir gini?

Salwa menggeleng polos.

"Terus buat apa lo kemaren jalan-jalan sama dia tapi gak membantu hubungan gue sama dia, tuyul?!!!" Chandra mengacak rambut yang tadi pagi ia sisir selama 3 jam itu frustasi. Kalau begini caranya mending ia yang gerak sendiri!

"Kemaren boncel sekarang tuyul nanti apalagi?!" Salwa mengerucutkan bibirnya kedepan. "Gini ya, Kak. Kita tuh harus one step two step gak asal finishing aja. Prinsip kita itu harus Selow, perlahan-lahan tapi sukses. Seperti nama aliansi kita. Sukses-sukses oyey!" kata Salwa malah menceramahinya.

Chandra mengurut dadanya sabar. Ia mengangguk saja biar si tuyul tidak mengoceh yang tidak-tidak lagi.

"Yaudah, aku mau pergi duls. Eh btw, Kak Satria dimana?"

"Di lapangan indoor. Mau ngapain lo?"

"Mau nembak Kak Satria dong. Bye!" setelah mengatakan itu, Salwa ngacir dengan kekuatan kilatnya meninggalkan Chandra yang menganga ditempatnya.

Apa tadi katanya?

Nembak Satria?!

Kedua bola matanya membulat sempurna. Celaka! Cewek itu bisa-bisa dicaci maki oleh Satria. Tak mau berpikir lama-lama lagi, Chandra segera menyusul cewek itu cepat sebelum terlambat.

🍭🍭🍭


"Kak Satria!" panggil Salwa ceria lalu menghampiri Satria yang sedang duduk dibawah ring basket. Seragam batik yang dipakainya sudah lepek oleh keringat. Kepalanya dipakaikan headben untuk menghalau rambut yang menghalangi wajahnya itu.

Merasa terpanggil, Satria langsung menoleh kepada si pelaku. Ia cukup kaget dengan kehadiran cewek itu yang selalu tiba-tiba.

"Kak Satria ngapain disini?" tanyanya masih dengan nada riangnya.

The Boys Secret [Selesai] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang