31 - Bully

4K 380 27
                                    

Caka memasukkan sebelah tangannya pada saku celana panjang abu-abunya. Sesekali membenarkan kerah seragam batik ungunya agar terlihat sempurna.

Caka menyisirkan pandangannya kepada lapangan sekolahnya yang luas. Beberapa orang sudah mengisi lapangan itu dengan bermain bola atau basket padahal matahari saja belum muncul dari ufuk timur. Ketika, matanya tidak sengaja menangkap sosok cewek yang belum lama ini ia ajak debat itu kening Caka mengerut. Pasalnya, cewek itu sedang berdiri dipinggir lapangan bersama dengan cowok yang diduga mantan pacarnya itu mengobrol tak santai. Cewek itu juga sudah beberapa kali menyeka air matanya.

Kepo, Caka memutuskan untuk mendekati mereka.

"Kenapa sih, kamu harus mutusin aku demi Geby, Ki? Apa kamu pikir hubungan dua tahun kita itu cuma main-main!?" bentak Fika.

Ricki berdecak. "Gue udah ngomongin ini untuk kesekian kalinya, Fika. Gue, udah gak ada rasa sama lo. Dan Geby emang salah satu dari alasan gue buat mutusin lo."

"Jahat lo! Sampah!"

"Bodo amat! Mendingan sekarang lo lupain gue karena kemaren gue baru aja jadian sama Geby."

"Eh btw, lo gak mau ngucapin gue selamat gitu?" Ricki mengatakan hal itu secara gamblang seolah tidak akan menyakiti hatinya.

"Emang bangsat!"

Plak!

Fika memberikan tamparan maut dipipi mantan pacarnya. Caka yang sedari tadi menonton drama itu kini buka suara saat Ricki seperti sudah siap memuntahkan segala makiannya.

"Selow, bro." potong Caka lalu merangkul bahu Fika. Fika terkejut melihat kehadirannya. Begitupun Ricki tampak tak suka melihat Caka. "Ayok, yank, kita pergi." ucap Caka.

Fika menyikut rusuk cowok itu. "Lo ngapain disini, Bambang? Lepasin gak!?" bisiknya sirat mengancam.

"Cakrawala? Jadi, lo sama dia?" Ricki menunjuk kearah Fika. Cewek itu ingin membantahnya tapi Caka lebih dulu mengangguk, membenarkan tebakan dari Ricki. "Yoi. Dia cewek gue sekarang. Gak pa-pa, 'kan, bro?" tantang Caka.

Ricki terlihat syok lalu menggelengkan kepalanya tak percaya. "Gak mungkin! Masa lo mau sama cewek bar-bar kayak dia?"

"CEWEK BAR-BAR GIMANA MAKSUD LO, BABI!? LO NGERENDAHIN GUE, HAH??" bentak Fika. Niatnya untuk mencakar wajah wajah mantan pacar brengseknya itu harus terhalang saat Caka membawa tubuh Fika dibalik punggungnya.

"Udah, ya sayang. Kamu gak perlu ngotorin tangan kamu buat nyentuh dia. Biar aku yang bertindak." ucap Caka dingin. Lalu tatapan Caka menajam menusuk kedua bola mata Ricki. "Emang kenapa kalo gue sama dia?"

"Lo 'kan, populer gak seharusnya sama cewek begajulan kayak Fika. Gak ada pantes-pantesnya sumpah." balas Ricki.

"Emang gak ada adabnya ini makhluk!" geram Fika dibalik punggung Caka.

Caka mengangkat sebelah alisnya meremehkan. "Sayangnya gue gak peduli. Sekalipun dia begajulan, gila kek kalo gue sukanya sama dia lo mau apa?"

Fika mendengus. "Ya gak usah pake gila juga kali," gumamnya.

"Tapi Cak, lo bisa dapetin yang lebih dari Fika!" ucap Ricki sedikit menaikkan intonasi suaranya membuat Caka naik pitam.

"Lo ada masalah apa sih, njing? Gak usah ngatur!" Caka mendorong bahu Ricki cukup kuat hingga tubuhnya hampir saja limbung kalau ia tidak bisa menahan bobot tubuhnya.

"Gue sebagai kaum cowok merasa malu ngeliat kelakuan sampah lo. Dan lo pikir lo siapa bisa nilai orang kayak gitu, hah!?"

"Gue ingetin ya sama lo. Jangan sekali-kali lo ngerendahin cewek gue lagi terlebih didepan muka gue kalo nama lo masih mau ada di anggota tim basket sekolah." ancam Caka, telrihat tak main-main.

The Boys Secret [Selesai] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang