🍭🍭🍭
Chandra sengaja melempar bola basketnya tepat pada Elvan yang kebetulan sedang duduk dipinggir lapangan bersama kedua temannya hingga mengenai punggung cowok itu.
Tentu saja, Elvan langsung meringis karena bola yang Chandra lempar tidak bisa dibilang pelan melainkan sangat keras.
"Siapa yang lempar!?" teriak Elvan sedikit kesal sambil mencari si pelempar bola ini.
Chandra tersenyum penuh arti sebelum menghampiri Elvan. Kedua teman Elvan saling menyenggol satu sama lain karena yang datang adalah rival Terbesarnya sekaligus mantan dari cewek yang Elvan sukai.
"Sorry, bro. Gue gak sengaja." kata Chandra seakan merasa bersalah.
Elvan mengangguk saja walaupun ia setengah mati kesal dengan chandra.
"Kalo gak bisa main jangan sok-sokan, saran gue itu aja sih,"Chandra menunduk, mengambil bola basket, menatap Elvan sinis. "Namanya juga lagi ngelatih skill. Tapi harus gue akui sih, gue emang gak ada bakat main basket, tapi kalo urusan cewek sekali gaet langsung jadi. Eh, gue gak bermaksud sombong loh, ya,"
"Bacot!"
"Selow-selow. Gak usah ngegas dong." Chandra terkekeh geli sambil berjalan meninggalkan sekawanan Elvan tetapi tiba-tiba emosinya menjadi saat suara Elvan menyindirnya.
"Lo emang gak pantes sama Sakura. Lo itu cowok brengsek yang cuma. Bisa nyakitin hati dia doang. Eh, tapi Bagus deh, sekarang lo udah jauh-jauh dari dia. Karena lo gak pernah pantes ada disisinya."
Chandra berbalik kebelakang lagi. Mencengkram bola basket ditangannya kuat. "Ulangin!" tegas Chandra.
"Gue yakin lo gak budeg buat minta gue ngomong ulang. Eh, bro, tapi itu si Sakura masih perawan 'kan? Ya gue cuma takut aja udah pernah lo coba-coba. Soalnya, gue alergi sama bekasan orang." ucap Elvan santai yang menyulut bara dalam diri Chandra.
Chandra melempar bola basket itu asal, berjalan cepat kearah Elvan lalu menarik kerahnya kuat membuat Elvan tercekik. Kedua teman Elvan pun ikut memisahkan. Beberapa siswa mulai berkumpul melihat perseturuan mereka.
"Kenapa? Mau marah?" tantang Elvan.
"Lo boleh nginjek-nginjek gue tapi gak sama Sakura. Mulut anjing lo ini sekali-kali harus gue beri pelajaran!"
Bugh!
Satu bogeman mentah terhempas ke wajah Elvan. Tak sampai disitu, Elvan balas menonjoknya lebih kuat sampai tubuh Chandra sedikit terhuyung kebelakang sebelum kembali memberikan bogeman lagi dan lagi.
Dan terjadilah aksi perkelahian disana. Beberapa orang berusaha memisahkan tetapi tak cukup tenaga karena kekuatan mereka berdua sangat kuat. Beberapa orang lainnya menonton mereka layaknya sinetron.
"Kalian apa-apaan, sih?!" bentak Pak Kubil yang tiba-tiba hadir ditengah perkelahian mereka. Pak Kubil secara paksa melerai mereka.
Kedua sudut bibir robek, pipi mulai membengkak, dan pelipis yang kini mulai mengeluarkan darah. Kondisi mereka benar-benar memprihatinkan. Tetapi, Pak Kubil tak diam saja, ia langsung menjewer masing-masing telinga mereka.
"Aduh, aduh, sakit Pak!" ringis Chandra memegangi tangan Pak Kubil yang bersemayam di telinga kanannya.
"Aduh, Pak, sakit. Tolong lepasin dong!"
"Kalian itu udah kelas 12 masih saja bermain tonjok-tonjokan. Ayo! Ikut Bapak ke ruang BK!"
Dengan pasrah mereka mengikuti Pak Kubil yang menggiringnya menuju ruang BK.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Boys Secret [Selesai] ✔
Ficção AdolescenteSiapa bilang kalau cowok gak punya rahasia? Start : 16 April 2020 End : 23 Agustus 2020 [Aku gak suka kalau ceritaku dicopas karena itu aku gak pernah copas cerita orang. Jadi, jika ada kesamaan tokoh atau hal-hal yang berkaitan itu bukan unsur dise...