47 - Penyesalan Brian

3.7K 351 6
                                    

"Om Darwan!" panggil Satrio kemudian berjalan pelan-pelan menggunakan kruk menghampiri Pamannya yang sedang berdiri didepan meja administrasi sembari mengecek data-data pasien.


"Satrio?" Darwan memandangnya bingung sembari menutup kembali lembaran kertas itu. Merangkul pundak Satrio. "Kamu dateng kesini sendirian?"

"Iya, aku dateng sendiri. Gimana? Keren, 'kan?" Satrio menerbitkan senyuman lima jarinya yang dihadiahi cubitan kecil dilengannya.

"Keren kata kamu!?" Darwan melotot.

Satrio mengangkat dua jarinya, membentuk salam perdamaian. "Ampun, ampun. Habis, aku kangen banget sama Om, jadi pengen buru-buru ketemu. Kalo nunggu Pak Wawan kayaknya kelamaan. Apa boleh buat deh?" balas satrio, mengendikkan bahunya tak acuh.

"Terus kamu naik apa kesininya? Gak mungkin motor, 'kan?"

"Iyee, Om. Nanya mulu kayak Uya Kuya. Terus gimana keadaan Regina sekarang? Udah ada kemajuan?"

"Belum ada, Yo. Kondisinya masih sama. Ya, kemungkinan sekitar dua mingguan lagi dia bisa sadar. Selebihnya kita serahkan kepada yang diatas."

"Begitu ya?"

"Kamu banyak berdoa aja ya, Yo."

Satrio mengangguk lesu.

"Anyway, orang tua Regina masih ada, 'kan? Kok, Om gak pernah lihat mereka jenguk dari awal Regina dirawat disini ya?" tanya Darwan.

"Masih ada kok. Ya memang, Regina tinggal sendiri selama ini. Orang tuanya sibuk dengan bisnisnya diluar negeri. Aku sempet ngabarin mereka tapi sampe sekarang belum ada balasan sama sekali. Nanti deh, aku coba kabarin lagi."

"Yasudah, gak pa-pa. Terus sekarang kamu mau kemana?"

"Jenguk Regina dong." jawab Satrio.

Darwan mencibir. "Dih, mana katanya kamu kesini gara-gara kangen sama Om?? Huu ... Dasar KB!"

"Apa tuh, KB? Keluarga berencana?"

"KB itu singkatan dari Kaum Bucin! Kamu 'kan, bucin banget tuh sama Regina. Setiap jam setiap nafas tanyain Regina melulu. Emang dia siapanya kamu sih, Yo? Pacar?"

"Gak jelas banget. Udah, ah, aku mau jenguk Regina aja. Males Om Darwan-nya bawel." kemudian Satrio pergi begitu saja tanpa berpamitan.

"Yee ... Dasar bocah gemblung!" cibir Darwan lalu melangkah pergi menuju ruangannya.

Sementara Satrio langkahnya harus tertahan ketika melihat sosok Brian berdiri didepan pintu kaca ruang rawat Regina, memandang kedalam dengan tatapan sendunya. Satrio dapat melihat sejuta penyesalan didalam raut wajah Brian.

Perlahan, Satrio mendekati Brian.

"Bri, kenapa gak masuk aja?" tanya Satrio menyentakan kesadaran Brian.

"Eum ... Gue cuma sebentar." jawab Brian tergagap.

"Gak pa-pa, masuk aja dulu. Gue tau kok, lo pengen ketemu Regina."

"Gue gak bisa." Brian menjauhkan dirinya dari gapaian tangan Satrio saat menggiringnya untuk masuk kedalam. "Gue terlalu malu nampakin muka didepan Regina setelah semua yang gue lakuin sama dia. Gue malu, Yo." lirihnya.

Satrio menggelengkan kepalanya, memegang bahu Brian memberi pengertian. "Setiap manusia pernah berbuat kesalahan. Karena kita bukan makhluk yang sempurna, Bri. Tapi, kalo kita udah sadar akan apa kesalahan yang kita perbuat dan ada keinginan buat berubah kita bisa masuk kedalam jajaran orang yang paling mulia dimata Sang Pencipta."

"Lagipula, Regina bukan pendendam. Dia selalu maafin lo. Jadi, lo gak perlu khawatir, Bri." lanjut Satrio disertai senyuman tulusnya.

"Maafin gue, Yo. Gue gak tau dengan cara apa gue harus menebus semua dosa-dosa gue ke lo."

Pundak Brian bergetar menahan tangis. Ia merasa amat bersalah pada Satrio. Kilas balik ketika ia menyakiti Satrio kini berbanding terbalik dibalas dengan senyuman tulus laki-laki ini. Jika saja waktu bisa berputar kembali, Brian janji tidak akan melakukan hal sebodoh ini lagi.

"Iya Bri, is okey. Udah lewat juga. Mending kita masuk bareng-bareng yuk?"

Brian mengangguk lalu merangkul bahu Satrio, membantunya untuk berjalan memasuki ruang rawat Regina. "Ayo, gue bantu, Yo."

🍭🍭🍭

Gaboleh misuh-misuh ini part spesial untuk Babang Satrio.

Gak suka? TANGAN KOSHOONG KALO BERANEE!! NYIHA!

Btw, dikit lagi ending gaisss!!!

Aku tidak sabar nyelesain cerita ini YA ALLAH! Udah gerah bodi banget gara-gara suka stuck disatu chap dan bingung gue mau nulis apa di chap selanjutnya shiaa!!!

*sialan dalam bahasa Thailand.

Tapi untungnya, berkat Selir baru aku a.k.a Abang Patrick Nattawat yang gantengnya mengalahi Tukang Cireng depan SD aku jadi semangat buat menulis lagi.
ヽ(*´з`*)ノ

Nih, kenalin selir baru aku. (GAK BOLEH DIAMBIL YA WAN-KAWAN!)

Ambyar organ dalamku melihat ketampanan yang tidak bisa di diskon itu cemiw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ambyar organ dalamku melihat ketampanan yang tidak bisa di diskon itu cemiw. Maklum ya, namanya juga jomblo jadi kebanyakan halu.

Salam sayang,
Istri Bright
Istri Gulf
Pacar Taehyung
Selir Patrick.

The Boys Secret [Selesai] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang