As Possible

1.4K 37 2
                                    

Masa tahun akhir masih berkisah seputar itu saja. Ify harus segera merampungkan masa studi nya dan beranjak dari kampung halamannya. Ia malas mendengar ocehan sanak saudaranya yang terus saja bergunjing tidak jelas.

Ia memang, dia suka dirumah. Jarang keluar dan itu sudah terjadi sejak ia menginjakkan kaki di tempat ini.

Bersosialisasi pun bisa dibilang sering tidak sering. Ia tak ingin merepotkan diri dengan cokolan tak berfaedah.

"Kalau harus memilih, gue lebih pilih gak tinggal disini. Demi Tuhan!".

"Kenapa sih Fy? Rumah itu kan punya mama lo". Iya Ify membenarkan hal tersebut.

"Gak suka gue! Keluarga gue itu kebanyakan gibah nya! Hal gak penting aja diomongin. Malesin banget!". Di seberang sana teman satu PL nya terkekeh. Ia pernah mendengar cerita ini sebelum nya.

"Trus lo mau nya kemana?".

"Jauh dari sini deh! Ikut suami aja. Tapi gak dirumah mertua juga kali!". Kali ini Via terbahak. Rumah mertua memang momok yang menakutkan.

Begitulah, Ify harus memilih berjalan dengan masa lalu yang masih terngiang di kepala nya atau berjalan angkuh dengan masa depan yang belum tau akan seperti apa menurutnya.



****






Haeeeeegaessss!!!
Anggap aja ini kunyahan sebelum dua lapak lagi berakhir ya, wkwkwkw

Semoga suka dengan cerita baru ini. Ini bakalan di update setelah Regret dan Tabula Rasa selesai. 🤭

Makasih udah antusias sama describe yang aku buat kemarin, heheh 💗💗

Stay tune di setiap cerita2 aku ya

#SalamAnakRantau

As Possible Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang