11

257 20 10
                                    

Rio's side ya gaes..

🌈🌈🌈

Besok adalah hari keberangkatan gue ke Padang. Dimana gue ingin berencana menginap ditempat Sifyah satu malam. Gue memutuskan mengajak dia untuk pergi hangout bersama Sion dan juga Angel hari ini. Tapi entah kenapa nomornya tidak bisa dihubungi. Chat yang gue kirimkan sejak tadi siang hanya ceklis satu abu-abu. Sementara sekarang sudah pukul lima sore. Gue khawatir terjadi sesuatu dengan Ify.

"Bro, jadi gak nih?" tanya Sion untuk kesekian kalinya. Pasalnya ia menunggu gue yang sedang menunggu Ify untuk pergi bersama. Tapi gadis itu tak kunjung membalas pesan gue.

Gue menghela nafas lelah akhirnya bergabung bersama Sion untuk pergi ke kafe yang ada di daerah Koto Nan Ampek. Angel sudah duluan kesana bersama teman yang lain. Sedangkan Sion dengan gue.

"Lesu amat Bosque! Ify gak bisa pergi kenapa?" tanya Sion sembari melirik gue disampingnya.

"Enggak tau kenapa. Chatnya cuma ceklis satu. Gue telponin juga gak aktif nomornya." jawab gue.

"Mungkin dia ada acara keluarga, jadi gak bisa diganggu untuk sementara waktu." kata Sion mencoba membuat gue berpositif thinking. Gue mengiyakan ucapan Sion, semoga memang benar.

🌈🌈🌈

Sesampainya di Kopmil Ijo, disana sudah ada beberapa teman gue sedang main bersama. Gue tebak mereka main uno. Memanglah, manusia gak pernah lupa dengan permainan kuno.

"Hoi Pak Pol! Kemana aja sih? baru bisa gabung." celutuk Ray. Terakhir gue ketemu dia saat pesta pernikahan Kak Agnes.

Gue duduk disebelah Ray, "Sibuk gue" jawab gue santai. Praktis di menoyor kepala gue tanpa beban sedikitpun.

"Anjing! Aset gue ini!" gerutu gue tak suka. Ray malah terbahak seakan itu hal lucu. Padahal tidak sopan menurut gue.

"Lo gak ngajak Sifyah, Yo?" tanya Irsyad. Gue ragu untuk menjawab.

Diam-diam ternyata Sion melirik gue ketika gue akan meminta bantuannya, "Sifyah gak bisa ikut. Ada acara keluarga" sahut Sion sesudahnya.

Mereka tak memusingkan kehadiran Sifyah, tapi gue beda. Gue memikirkan gadis cantik berkulit eksotis itu. Sehingga apa yang mereka perbincangkan tidak bisa gue tanggapi dengan sempurna.

"Lo kenapa sih, Yo? Gue lihat kayak banyak pikiran gitu." kata Angel. Gue pun menyesap Kopmil hangat sembari menatap kepadanya.

"Enggak ada. Gue cabut duluan gapapa 'kan? Ngantuk banget, besok mau ke Padang soalnya". Mereka mengangguk saja lalu membiarkan gue pulang sendiri.

Selama perjalanan pulang gue masih memikirkan Ify yang tak kunjung membalas pesan gue hingga malam menyongsong kelam.

🌈🌈🌈

Keesokan harinya gue berangkat ke Padang pukul 8 pagi. Jam 6 pagi Ify baru membalas pesan gue.

Alhamdu Sifyah : Rio, maaf aku baru balas chat kamu. Kemarin di rumah ada acara lamaran keluarga, jadi gak bisa cek HP. Maaf ya, gak bisa ikut kamu hangout. Oh ya, jam berapa ke Padang? Aku udah sampai di Padang Panjang sekarang. Nanti kalau udah masuk Padang, kabari aku ya!

Begitulah isi balasan yang ia kirimkan. Gue akhirnya bisa bernafas lega dan menikmati perjalanan ke Padang pagi ini. Gue bisa memaklumi kalau acara sakral itu memang harus jauh dari jangkauan ponsel, supaya momen nya benar-benar dapat.

As Possible Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang