17

261 27 11
                                    

Ify's side ya gaes..

🌈🌈🌈

Keesokan harinya gue disidang habis-habisan oleh Shilla setelah gadis itu ujian skripsi. Gue dibawa ke hima dan terpaksa menceritakan apa yang sudah gue lalui selama empat bulan terakhir.

Respon Shilla, ya dia kaget dan tidak percaya bahwa status gue sekarang hampir terikat penuh dengan seorang lelaki tampan.

"Gila sih ini! Lama ga ketemu lo udah tunangan aja. Jadi yang kemarin itu calon lo?" gue mengangguk santai sembari menyeruput minuman yang gue beli tadi. Untunglah sekre HMJ sedang tidak ada orang, hanya ada kami berdua. Itupun karena Shilla punya kunci cadangan. Sebenernya gue juga punya, cuma tinggal di gantungan kunci motor dan motor gue ada dirumah.

"Terus nikah nya kapan?"

"Dua tahun lagi." kata gue mantap. Shilla meringis mendengar jawaban gue.

"Seriusan? Bukannya kalau udah tunangan itu gak boleh lama-lama ya? Secepatnya setelah itu menikah, biar gak menimbulkan prasangka buruk." jelas Shilla. Gue mengedikkan bahu tak acuh.

"Mama dan Papa maunya gitu. Lo bayangin aja, mereka gak pernah ketemu Keenan, gak tau apa-apa rupanya gue udah ada yang ngelamar. Ya mereka juga mau melihat kesungguhan Keenan sih kalau menurut gue. Lagi pula, beasiswa magister yang lo bilang waktu itu, mau gue apply rencananya." balas gue.

"Ah, iya beasiswa itu ya! Diperpanjang jadwal pendaftaran nya. Gue saranin sih lo buruan daftar deh."

"Iya nanti gue daftar."

"Ehm... Tapi ya Fy, lo udah bener-bener yakin sama pilihan lo ini? Secara dari cerita awal yang gue denger tadi, kalian haven't interaction each other gitu loh!" seloroh Shilla mengemukakan pendapat nya.

Alis gue menukik bersama, memahami atensi dari pertanyaannya. Lalu, gue menghela nafas sejenak.

"InshaAllah yakin. Gue mau mencoba, Shill. Apa salahnya 'kan--," Shilla mengangguk kemudian.

"But, ya... ini pernikahan loh. Suatu hal sakral dan gak main-main kayak main monopoli yang udah menang abis itu udahan. Gak gitu, Fy--,"

"Iya Shill, tapi gue bener-bener mau nyoba membangun suatu hubungan serius dengan Keenan. Dia yang menawarkan suatu hal yang pasti, yaitu menikah. Lo tau sendiri selama ini gue gak pernah deket sama cowok di kampus."

"Iya yang deketin lo mah banyak, lo nya aja yang ogeb gak mau naggepin serius." Gue mendengus sebal mendengar ucapannya itu. Tapi Shilla memang benar, hampir dua tahun belakangan ini, banyak yang mendekati gue. Bukan serta merta serius, hanya saja mendekat hanya untuk kesenangan dan singgah semata. Itu yang membuat gue sedikit trauma jika berdekatan dengan lelaki. Terlebih jika tidak untuk serius.

"Gue harap, dia bener serius sama lo. Lo gak akan tersakiti setelahnya." Gue pun mengaminkan harapan Shilla.

"Makasih ya, Beb!" Dia mengangguk seraya tersenyum tulus.

Tak lama sekre HMJ di penuhi oleh penghuni lain. Mereka berfoto bersama Shilla, jelas karena gadis itu baru saja menyelesaikan ujian skirpsi nya tadi.

🌈🌈🌈

Dua minggu kemudian..

Hari ini gue akan melaksanakan Ujian skripsi sesuai jadwal yang sudah disepakati dengan dosen pembimbing dan dosen penguji. Rasanya deg-degan sekali. Sekarang jam 3 subuh, gue tidak bisa tidur kepikiran ujian, tentu saja.

As Possible Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang