38

341 35 34
                                    

Ify's side ya gaes..

🌈🌈🌈


Hal yang gak pernah gue duga adalah ketika mengetahui bahwa Rio telah berubah keyakinan sejak 6 tahun lalu, dia memang gak memberitahukan selama ini karena gue gak tanya. Tapi kemarin, sebuah fakta terungkap. Gue bahagia banget, akhirnya orang yang gue cintai satu iman dengan gue.

Alhamdulillah juga keluarga disini menerima dengan tangan terbuka lamaran Rio. Meskipun  kami harus LDR dulu untuk sementara, tapi gapapa. Melatih rindu yang sesungguhnya, eahh. Tinggal berjuang untuk mendapatkan restu Mama dan Papa yang ada di Riau.

Hari ini Rio kembali ke Medan. Gue gak bisa nganterin dia ke bandara karena ada jam mengajar full. Sebagai gantinya, dia mengirimkan sebuah video saat akan take off. Hal itu sudah membuat gue sedikit lega. Setidaknya dia mengabari bagaimana keadaan disana sebelum berangkat.

Tiba-tiba ponsel gue bergetar panjang dengan nada dering khusus. Ada nama mama tertera disana.

"Hallo, assalamu'alaikum Mama."

"Waalaikumsalam, Fy. Lagi dimana, Nak?"

"Di sekolah, Ma. Kenapa tu?" Suara Mama sedikit aneh menurut gue.

"Kamu..kamu gak ngajar, Fy?"

"Bentar lagi, Ma. Lima menit lagi pergantian jam baru Ify masuk. Mama kenapa?" Gue gak bisa menahan rasa penasaran terhadap suara beliau yang tak wajar.

"Ehm...gak ada kok. Gapapa."

"Serius? Mama gak bohong 'kan?"

"Enggak, Nak! Kamu kenapa sih?"

"Mama yang kenapa? Kenapa suaranya kok beda gitu?" Mama malah tertawa di sana.

"Mama cuma pilek dikit, besok juga sembuh. Ya udah, mama cuma nanya itu aja kok."

"Hm, iya deh! Mama jangan lupa makan ya, bilang ke Papa juga."

"Iya, Nak. Udah ya!"

Gue menghela nafas panjang melihat layar ponsel yang kembali ke mode awal. Kenapa perasaan gue sedikit kurang nyaman setelah Mama menelepon?

Gue melirik jam dinding yang ternyata sudah akan pergantian jam. Tapi gue terpikir untuk mencari nomor Shello, menghubungi anak itu.

Tak butuh waktu lama, panggilan gue disambut cepat oleh nya.

"Hallo, Uni. Kenapa?" Sapanya disana

"Hallo, Dek! Dirumah ada apa?"

"Maksud Uni?" Gue berdehem sejenak untuk menjelaskan maksud yang gue tuju.

"Tadi Mama nelepon Uni. Tapi suaranya agak beda gitu. Mama cuma bilang lagi pilek sedikit. Dirumah ada kejadian apa gitu belakangan ini?"
Tanya gue hati-hati.

"Enggak ada apa-apa, Un. Emang Mama pilek dari kemarin."

"Jujur, Uni khawatir--," sahut gue cepat.

"Shello yang akan terus kabari Uni soal rumah. Jadi jangan parno gitu ya! Uni juga harus ngajar kan? Jangan sampai gak fokus." Gue mendesah lega mendengar ucapan Shello. Gue menaruh rasa percaya yang besar padanya.

As Possible Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang