10

291 21 19
                                    

Ify's side ya gaes..

🌈🌈🌈

Setelah proses panjang beberapa hari mengenai lamaran Pak Keenan, akhirnya kami kedua keluarga sepakat akan melangsungkan proses lamaran resmi minggu depan menjelang gue ke Padang untuk mengurus skirpsi. Keluarga Pak Keenan meminta agar lamaran segera dilakukan agar adanya ikatan yang pasti diantara gue dan Pak Keenan. Menurut kalian, buru-buru gak sih? Hm.

Hari ini terlihat Uni Gita, Uni Gita dan Ante Nur serta keluarga gue yang lain sedang duduk di depan rumah. Seperti biasa mereka bercerita alias menggibah hal yang tak penting. Tapi kali ini, sepertinya topik gibah adalah gue. Soalnya kedengeran ada nama gue nya gitu.

"Secepat itu ya Ify dapat jodoh, padahal dia belum lulus kuliah". Mak jang, kok ngejleb gitu rasanya. Emang gak boleh ya kalau belum lulus kuliah menikah? Gue rasa sah-sah aja tuh!

"Udah disana pula jodohnya Git," sahut Ante Nur.

"Jadi kapan mau nikahnya?" tanya Uni Gita.

"Mama sama papa Ify mintanya dua tahun lagi, soalnya Ify harus kuliah S2 dulu." lagi Ante Nur yang menjawab.

Gue masih setia mendengarkan gibahan  mereka dari balik pintu penghubung. Bodo amat dengan tata krama, karena bagi gue kehidupan gue gak cukup bagus untuk dikulik.

"Yah, semoga ajalah dia bahagia sama pilihannya." tambah Uni Giya. Setelahnya gue mendengar mereka membahas tentang pesta pernikahan yang masih lama akan digelar.

Tiba-tiba ponsel gue bergetar menampilkan nama Via disana. Tumben anak itu menelpon, pasti ada sesuatu nih.

"Hallo, assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam, beb. Lagi dimana you sekarang?"

"Gue di rumah. Kenapa?"

"Lamaran doi udah lo jawab?" ah gue lupa ngasih tau Via soal jawaban gue waktu itu karena saking sibuknya. Hehe, pantes lah dia nanya.

"Sudah gue jawab. Dan yah, i keep him for my destiny." kata gue tenang. Via di seberang sana sudah terbahak mendengar jawaban gue. Memang dasar lah anak itu! Dia suka sekali mencibir. Seperti sekarang contohnya.

"Sudah yakin bu guru?" tanyanya.

"InshaAllah yakin. Lo doa kan yang terbaik buat gue lah! Jangan sampai enggak loh!" kata gue memaksa.

"Harus dong! Jadi kapan lamaran resminya?"

"Minggu depan sebelum gue ke Padang. Nanti di Padang gue cerita versi lengkapnya ke elo, ya! Kita meetup di kampus."

"Oke! Gue tunggu janji lo." Setelah itu panggilan pun terputus. Gue kembali ke kamar untuk tidur siang. Jangan salahkan gue kalau rebahan lebih nikmat daripada gibahan diluar sana.

🌈🌈🌈

Ananda Takdirio : Fy, lagi apa?

Ah, Rio. Sudah lama sejak pulang dari rumah Rika itu kami tidak pernah berkomunikasi. Perihal lamaran gue pun belum ada gue kasih tau ke dia. Entahlah, gue hanya belum mau memublikasikan hubungan ini. Meskipun besok adalah hari lamaran tiba.

As Possible Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang