44

652 35 12
                                    

Ify's side ya gaes..

🌈🌈🌈

Dan disinilah gue berada. Di kafe sederhana yang tak jauh dari minimarket. Gue meminta Rio untuk pulang duluan meskipun  dia banyak bertanya ada apa. Tapi gue hanya menjawab bahwa gue bertemu dengan teman lama. Untunglah Rio mau memahami nya.

"Jadi langsung ke intinya saja. Saya sibuk setelah ini." kata gue. Mita menghela nafas sebelum berbicara. Seperti nya akan ada banyak cerita setelah ini.

"Aku mau minta maaf untuk semua kesalahan Mas Keenan, Fy." dahi gue mengeryit tak paham. Kenapa harus Mita yang meminta maaf?

"Kamu benar, harusnya aku bisa melarang dia untuk menikah lagi. Apalagi istrinya sudah dua. Ketika itu, aku hanya tau kalau dia memang butuh kamu tanpa harus mencari aku dikemudikan hari. Tapi nyatanya hati ku berkata lain. Aku sakit hati melihat betapa memuja nya dia kepada kamu. Aku cemburu, Fy." Bukan lo aja, gue juga. Dulu ya.

"Sekarang Keenan masih mendekam dipenjara, Fy. Perkara kecelakaan yang dialaminya dulu menjadi akar masalah setelah dia ingin mencelakai kamu." Gue ingat, waktu itu Keenan bilang dia menabrak sebuah mobil dan menewaskan seseorang.
Pantaslah kurungannya selama itu.

"Dia menerima hukuman dan konsekuensi nya. Aku mencoba untuk berlapang dada, terlebih ada Maila ya harus aku hidupi." Mita berkali-kali menguatkan diri sepanjang cerita yang mengalir dari bibir nya.

"Aku minta maaf. Maaf telah menyuruh kamu waktu itu untuk menerima Mas Keenan. Aku tau kamu sekarang sudah menikah dan hidup bahagia dengan suami kamu."

"Tau dari mana?"

Mita malah tertawa kecil, tawa yang sangat anggun menurut gue. "Aku lihat di postingan kamu. Udah satu bulan kalian menikah, aku ikut bahagia." Ujarnya sembari tersenyum tulus.

"Aku harap kamu menerima permintaan maaf ku, atas nama Mas Keenan. Karena dia, hidup kamu menjadi runyam, Fy. Kamu gak berhak mendapatkan cibiran itu."

Gue mengehela nafas pendek, seharusnya gue sudah bisa berdamai dengan itu semua. Seharusnya gue bisa hidup tenang setelah itu. Tapi nyatanya, semua kembali terkoyak ketika Mita mengingatkan kepingan luka yang entah kapan mulai bernanah.

"Saya ingin egois, dan itu terjadi. Saya egois ingin Keenan mendekap di penjara. Saya sakit hati, Mita. Saya di bohongi sampai mendekati waktu pernikahan. Saya mendapatkan cela dari lingkungan sekitar karena tidak jadi menikah. Saya mendapatkan itu semua. Saya gak habis pikir." Gue tersenyum perih.

"Tapi saya berpikir ulang, saya gak boleh egois. Saya harus bisa kuat untuk kesembuhan hati saya. Dan saya mendapatkan itu semua dari Rio. Dia yang membantu saya untuk berjuang dari rasa sakit itu." Saat menyebutkan nama Rio, gue teringat lelaki itu. Senyum teduh kembali gue torehkan untuk Mita.

"Saya juga berharap kalau kamu bisa membahagiakan Mailia setelah ini."

Kemudian kami berpelukan hangat karena sejatinya gue gak pernah menaruh kebencian kepada Mita. Justru dia juga sebagai korban menurut gue. Korban yang dipaksa menjadi tersangka oleh pikiran licik seorang Keenan.

🌈🌈🌈

Sesampainya dirumah, gue melihat Rio yang tengah duduk bersantai di ruang TV. Dia masih memangku setoples cemilan yang tadi gue beli. Iya, sebelum gue pulang gue memberikan semua belanjaan kepada Rio. Supaya dia bisa menyusunnya dirumah.

As Possible Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang