42

368 36 2
                                    

Ify's side ya gaes...

🌈🌈🌈

Pasca kembali dari Riau satu minggu yang lalu, gue dan Rio langsung mempersiapkan pertemuan dua keluarga besar. Papa, Mama dan Shello menyusul ke Payakumbuh begitupun dengan mama nya Rio. Keluarga gue banyak membantu terlepas dari sikap mereka yang suka menjulid, tentunya.

Gue juga udah mulai mempersiapkan diri untuk mengajar di Universitas tempat gue menimba ilmu dulu. Alhamdulillah gue keterima disana. Sepertinya semesta memang mentakdirkan gue tetap di Sumatera Barat. Hihi.

"Uni!!" Itu suara Eca yang sangat menggema dirumah. Gue mendengus malas tapi tetap menggubris nya.

"Apa?"

"Besok yang nge make up Eca siapa?" Dasar anak baru puber.

"Gak ada. Ngapain sih make up segala? Kamu itu masih kecil, gak boleh make up dulu." Bocah itu langsung cemberut.

"Tapi kan Eca mau cantik juga kayak Uni, masa Eca gak boleh sih?" katanya memelas. Gue menghela nafas berat. Sejak kkecil dia emang selalu menjadi pengikut setia gue. Selalu minta kembaran dengan gue. Heran deh, untung nikah gak minta barengan sama gue, bisa gawat nanti.

"Boleh, tapi gak tebal ya! Tipis tipis aja." Dia mengangguk semangat karena mengizinkan kemudian.

"Iya gak tebal kok! Makasih Uni sayang!" Dia pun mencium pipi gue dan berlari keluar kamar.

Nenek dan Ante Nur datang ketika gadis itu menyongsong pintu keluar, "Eca kenapa?" tanya nenek.

"Dia seneng banget waktu aku ngizinin boleh pakai make up, Nek." Nenek ikut tersenyum dan membelai rambut gue. Pancaran matanya mengusik hati gue. Gue tau nenek pasti sedih sekaligus bahagia. Tapi entah kenapa ada rasa aneh yang menggelayuti hati ini.

"Nenek sedih ya?" Nenek hanya menggeleng pelan dan kemudian membelai pipi gue.

"Nenek bahagia, Fy. Akhirnya kamu menikah juga. Nenek takut, nenek gak bisa lihat kamu dipersunting oleh lelaki impian kamu."

"Nenek gak boleh ngomong gitu! Nenek selalu bisa lihat Ify, kapan pun nenek mau." bantah gue tak suka. Nenek malah tersenyum lembut dan mengangguk sekilas.

Gue menoleh ke Ante Nur dan beliau juga ikut tersenyum kecil. "Malam ini gak boleh tidur lama-lama ya! Yang jemput mama dan papa kamu nanti biar Om Faras aja." kata Ante Nur.

Gue mengangguk patuh, "iya Tante."

Besok adalah hari lamaran gue dan Rio. Keluarga Rio sudah di Payakumbuh sejak dua hari yang lalu. Sementara Mama dan Papa baru datang nanti sore. Terlalu mepet memang, tapi mau bagaimana lagi.

"Setelah acara lamaran, kamu bakalan sibuk di padang Fy?"

"Iya Nte, aku harus prepare untuk mengajar disana." jawab gue seadanya. Ante Nur mengangguk saja tanpa mau bertanya lebih. Selebihnya beliau memberikan gue nasihat seputar persiapan pernikahan.

🌈🌈🌈

Ponsel gue bergetar panjang menampilkan id call Rio. Senyum gue langsung terbit mengingat hari ini adalah hari bahagia bagi kami.

As Possible Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang