》》"Vero"
Suara bariton yang dikenali oleh vero tersebut terperanjat kaget. Vero membalikkan badannya dan melihat seseorang yang menyebut namanya.
"Eh kak Richard" balas vero ketika sudah melihat richard. Vero menegang, dia melihat tatapan tajam richard kepadanya.
Sedangkan lelaki yang berada dibalik mobil tersebut segera turun dari mobilnya ketika melihat Richard.
"Eh pak Richard" sapa lelaki tersebut sambil memberikan tangannya hendak berjabat tangan dengan bosnya tersebut. Namun richard mengabaikan tangan lelaki tersebut.
"Kau! Kau salah satu karyawan ku yang di seksi keuangan bukan?" Tanya richard lantang.
"Eh iya pak. Saya Olan" jawab Olan yang setelah itu menarik tangannya kembali yang tidak disambut oleh bosnya tersebut.
"Aku tak butuh namamu. Buat apa kau datang kesini malam malam?" Tanya richard dengan mata tajam nya yang masih menatap olan.
"Oh, e.. tadi saya mendengar ada keributan di loby kantor pak. Terus saya mendengar bahwa itu keributan antara salah satu karyawan dan anak magang. Setelah saya cari tau anak magang yang mana ternyata vero pak. Jadi saya menghubungi nya untuk memberitau bahwa saya segera kesini untuk melihat keadaannya pak" jelas Olan dengan lantang.
"Segera kesini? Emang sebelumnya kau sudah tau rumah ini?" Tanya Richard kembali.
"Tadi pagi saya menjemput vero kesini pak. Jadi sudah tau duluan rumah ini. Saya tidak tau kalau ternyata ini rumah...." ucap Olan sambil memberi jawaban dari Vero.
"Hm, iya kak. Ini rumah kak richard. Ee.. maksud saya pak Richard" ucap vero. Yang sebelumnya mendapat ekspresi terkejut dari olan ketika mendengar vero menyebut bosnya dengan sebutan Kak.
"Vero tinggal dirumah pak richard selama magang kak" ucap vero kembali.
"Ooh.. begitu. Maaf kalau begitu pak. Saya tidak tau ini rumah bapak. Saya kesini hanya mengkhawatirkan vero" ucap olan yang sepertinya tau maksud dari apa yang sedang dimarahi bosnya tersebut.
Olan merasa suasana rada tegang, melihat bos nya itu menatapnya tajam terus. Ternyata kesalahannya adalah ini rumah bosnya yang tidak diketahui olan sebelumnya.
"Bukan, aku yang seharusnya minta maaf. Maaf pak richard. Aku kemarin minta tolong kak Olan mengingat dia pernah bercerita bahwa rumahnya sekitaran sini juga" ucap vero menjelaskan.
"Wah, ternyata kalian sudah sejauh itu perkenalannya sehingga sudah saling tahu tempat tinggal masing masing" ucap richard yang sudah menggeram.
"Tidak! Aku belum mengetahui rumah kak Olan. Kak Olan hanya menjelaskan kalau rumah dia disekitaran sini juga. Dia hanya baru tau aku tinggal dimana, bukan dengan aku tau juga dimana kak olan tinggal" ucap vero menjelaskan. Karna vero sudah tau arah dari maksud richard tersebut.
Richard yang mendengar jawaban dari vero hanya memberikan balasan dengan tertawa meledek. Richard muak mendengar sudah sejauh mana perbincangan orang ini. Sedangkan olan bingung melihat keadaan yang sekarang sedang terpatri di depan matanya.
"Ku peringatkan sekali lagi dengan mu. Jangan sesuka hati mu untuk datang kesini apa lagi malam malam begini. Setidaknya kau menghubungi dia dan menyuruh dia untuk minta izin dengan ku. Aku tidak suka tetangga nanti berfikir negatif karna mengingat ini rumahku" ucap richard yang menatap tajam olan dan vero secara bergantian.
"Baik pak. Maaf. Saya tidak akan mengulanginya lagi" jawab olan.
"Dan satu lagi" ucap richard sambil menggenggam tangan vero.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU GENDUT
RomanceGadis yang memiliki badan gendut, dengan paras yang cantik, putih tapi tidak putih pucat. Putih bening, dengan rambut hitam panjang. Cerita ini 21++ pastinyaa.