Sebuah wangi membangunkan Mino yang merasakan sakit hebat dikepalanya. Ia melihat dimeja samping kasurnya sudah ada semangkuk sup hangat. Mino menoleh ke kanan dan ke kiri mencari asal sup ini. Ia terlalu pusing untuk mengambil sup itu jadi ia hanya duduk terdiam berusaha menyadarkan dirinya.
Tak lama kemudian Jennie mengetuk pintu kamar Mino dan masuk. Jennie menghampiri Mino.
"Boleh aku duduk?"tanya Jennie. Mino mengangguk. Jennie duduk disisi pinggir kasur Mino. "Aku rasa sekarang aku siap untuk mendengarkan mu."lanjut Jennie. Mino menoleh kearah Jennie, Mino tersenyum dan memulai ceritanya.
"Waktu itu bulan Agustus tahun 2002, aku yang nemenin ibu berobat karena sakit dirumah sakit sedang bermain ditaman rumah sakit. Disitulah pertama kalinya aku bertemu kamu, Jennie. Kamu sedang terapi setelah kecelakaan pesawat yang kamu alami, yang membuat kamu kehilangan seorang ibu. Sejak itu, aku selalu ada disana menemani kamu. Aku menemani kamu selama 1 bulan sampai dimana kamu tidak lagi datang ke taman."cerita Mino. Jennie menatapnya dalam.
"Kamu, aku selalu ingat setiap hari. Di hari ibuku meninggal dirumah sakit, aku melihat kamu lagi. Kamu sedang terburu-buru berlari dengan seragam sekolahmu. Aku tidak cukup berani menghampirimu. Kamu pasti tanya kenapa? Karena aku lihat kamu masuk kedalam mobil mewah. Sedangkan aku saat itu hanya anak yatim piatu yang tidak tau akan jadi apa."
"Namun Tuhan menakdirkan aku bertemu lagi dengan kamu setiap pagi di jalan menuju sekolah. Aku selalu mengamati kamu. Memastikan kamu baik-baik sampai sekolah. Tapi suatu hari ayahmu menghampiriku dan menanyakan kenapa aku mengawasi putri cantiknya setiap hari. Aku lupa bahwa kamu punya bodyguard. Disitulah ayahmu menyadarkanku."
"Aku bocah miskin katanya. Aku tidak pantas untukmu. Disitu aku berusaha mengejar mimpiku menjadi Idol. Agar aku memiliki banyak uang dan pantas bersanding denganmu. Tapi ternyata tidak cukup, aku harus jadi pengusaha. Saat itulah aku datang ke ayahmu untuk membantuku membangun MINO Ent."
"Tapi ayahmu membantuku tidak dengan gratis. Disitulah aku melakukan kesalahan terbesar, Jen. Aku menyetujui dana yang ayahmu berikan dengan kontrak untuk menjagamu sampai kamu menemukan orang yang kamu sukai. Tapi, ia ingin menyiksaku lebih dalam. Tanpa aku sadari aku yang saat itu masih polos menandatangani kontrak menjagamu sebagai suami sampai kamu menemukan orang kamu suka dengan syarat sebenarnya aku tidak boleh menyentuhmu dan berusaha menjadikan kamu milikku atau perusahaan ayahmu tidak akan pernah jatuh ke tanganmu. Alih-alih setelah ayahmu sakit, ia merubahnya dengan menggunakan Lisa."
"Jennie-ya, mianhae."jelas Mino. Jennie meneteskan air matanya. Mino terkejut dan panik. "Jennie... jangan nangis maafkan aku."
"Andwae Oppa. Aku yang harus minta maaf karena perlakuan ayahku. Aku mengerti sekarang kenapa aku dengan mudahnya merasa nyaman denganmu. Kamu laki-laki yang memberikan ku kenyamanan saat aku dalam titik terendah dahulu."ujar Jennie sambil terus menangis. Mino memeluk Jennie. "Oppa... apakah itu artinya kamu juga menyukaiku?"lanjut Jennie.
"Andwae. Saranghae, Jennie-ya."ucap Mino yang mendekatkan wajahnya ke wajah Jennie dan mencium Jennie. Jennie mengeluarkan air mata bahagia kali ini, ia bersyukur pada akhirnya ia memberikan kesempatan Mino untuk menjelaskannya.
'And I need you to know that we're fallin' so fast
We're fallin' like the stars, fallin' in love
And I'm not scared to say those words with you, I'm safe
We're fallin' like the stars, we're fallin' in love'
James Arthur - Falling Like The Stars
KAMU SEDANG MEMBACA
I DO (I REALLY DON'T)
FanfictionKim Jennie memiliki segalanya. Ia cantik, pintar dan lahir dari keluarga kaya. Di umurnya yang baru saja berumur 24 tahun, ia menjadi pewaris tunggal KJM Group. Memiliki sepupu seorang penyanyi dan penari terkenal di Korea yaitu Lisa Manoban membua...