Mino berjalan masuk kedalam rumah bersama Jennie. Mereka bergandengan tak terlepaskan dan mereka sampai di depan kamar masing-masing. Jennie melirik Mino.
"Oppa... haruskah aku tidur dikamarmu?"tanya Jennie. Mino menengok kearah Jennie yang berdiri dengan cantiknya.
Mino terbatuk dan melihat Jennie lagi
"Ya... tidur sana. Shuuu."ucap Mino sambil mengibaskan tangannya menyuruh Jennie masuk ke kamar.
'Sadar, Mino. Tahan dirimu.'ucap Mino pada dirinya dalam hati.
"Oppa... biarkan aku lihat kamarmu sekali. Boleh yaa??"pinta Jennie dengan puppy eyes. Mino menghela nafas. Dan mengangguk.
'Aku masih bisa tahan.'ucapnya lagi dalam hati.
Jennie melangkah masuk ke kamar Mino. Disana ia melihat banyak kertas Mino menulis lagu. Jennie melangkah mendekat untuk melihat namun ditahan Mino.
"Aaaa waeeee???"keluh Jennie. Mino menggerakan jari telunjuknya sambil berkata,
"No."
Jennie merungut dan duduk ditepi kasur, matanya tertuju ke ruang duduk dikamar Mino. Disana terdapat lukisan seorang wanita. Jennie menunjuk lukisan tersebut.
"Oppa... apakah itu aku?"tanyanya. Mino mengikuti tangan Jennie dan melihat lukisannya pada pameran pertamanya 3 tahun lalu. Mino melangkah mendekat dan ikut duduk dekat Jennie.
"Iya. Itu lukisanku pada pameran pertamaku. 3 tahun lalu."jelas Mino. Jennie menoleh lalu memeluk Mino.
"Gomawo..."ucap Jennie. Mino tersenyum dan menatap wajah Jennie. Mino mendekatkan wajahnya ke wajah Jennie. Dengan lembut Mino menempelkan bibirnya ke bibir Jennie. Semakin lama ciuman mereka semakin panas.
"Oppa... ini pertama kalinya untukku."ucap Jennie dengan terengah-engah.
"Aku akan melakukannya dengan perlahan, Jennie."ucap Mino sambil terus mencium Jennie. Mino perlahan membuka baju Jennie.
Ting Tong...
Bel rumah berbunyi. Mino dan Jennie terkejut dan buru-buru merapihkan baju mereka. Jennie berjalan menuju pintu depan dengan terburu-buru dan merapihkan rambutnya. Mino terduduk dan memukul-mukul kepalanya.
'Ya... Mino-ya... kau hampir saja hilang kendali. Pabo-ya"ucapnya dalam hati sambil memukul-mukul kepalanya. Mino seperti melihat devil tertawa karena ia hampir terhasut godaan devil.
Tidak lama Jennie masuk kekamar dan menginfokan kepada Mino bahwa Jinwoo ada di ruang tamu menunggu Mino. Mino mengangguk dan berjalan keluar.
"Jennie, kamu bisa tidur duluan."ucap Mino tanpa menoleh karena malu.
"Arraseo, Oppa."balasnya. Jennie merebahkan tubuhnya di kasur Mino. Ia menutup mulutnya dengan tangannya. Jantungnya tidak berhenti berdetak.
'You make me feel like I'm living a, teenage, dream
The way you turn me on
I, can't, sleep
Let's runaway
And don't ever look back
Don't ever look back'
Katy Perry - Teenage Dream
KAMU SEDANG MEMBACA
I DO (I REALLY DON'T)
FanfictionKim Jennie memiliki segalanya. Ia cantik, pintar dan lahir dari keluarga kaya. Di umurnya yang baru saja berumur 24 tahun, ia menjadi pewaris tunggal KJM Group. Memiliki sepupu seorang penyanyi dan penari terkenal di Korea yaitu Lisa Manoban membua...