Mino duduk dibalkon tentu dengan sebotol soju ditangannya. Ia menatap langit dan memikirkan ucapan Kai. Ia menghirup rokoknya dalam-dalam, sesekali ia melirik ke handphonenya berharap mendapat pesan dari Jennie.
Mino mengambil handphonenya dan membuka aplikasi pengirim pesan dan mencari nama Jennie disana. Tangannya mengetik sesuatu lalu dihapus lagi, begitu terus.
"Bisakah kita bicara?"
Ketik Mino pada layar handphonenya dan mengirimnya kepada Jennie. Mino terus menatapnya mengharapkan balasan yang cepat. Selagi menunggu ia terus menghirup rokoknya dan meminum soju ditangannya. Pikiran Mino terus berputar kembali ke masa dimana ia bermain dengan banyak wanita, para wanita mengejarnya, ingin bersamanya. Tapi matanya hanya tertuju pada satu wanita, wanita yang selalu ia lihat dari masa dimana ia bahkan belum mengerti apa itu cinta. Perubahan perilakunya setelah mendapatkan Jennie sungguh drastis. Ia tidak pernah clubbing lagi, tidak mabuk-mabukan setiap malam, setiap hari setelah pulang kerja ia hanya ingin pulang dan bertemu dengan Jennie.
1 menit...
15 menit...
30 menit...
45 menit...
1 jam...
Jennie tidak juga membalas pesan Mino. Mino menghela nafasnya panjang. Ia mencoba menelepon nomor Jennie namun tidak aktif. Mino mematikan rokoknya dan membulatkan tekadnya untuk terbang menemui Jennie lagi besok.
***
Mino berdiri berhadapan dengan Jennie dihalaman rumah Jennie di Jeju. Tangannya memegang kertas perceraian. Jennie menatan Mino lalu melirik kearah kertas yang dibawa Mino.
"Kamu sudah menandatanginya?"tanya Jennie.
"Nggak."jawab Mino singkat. Jennie terdiam menatap Mino. "Jennie-ya, mianhae. Hari itu aku kesini aku mau kasih tau kalau aku dijebak oleh Irene, ini buktinya."Mino memberikan handphonenya pada Jennie. Jennie melirik dan membaca screenshot yang diberikan Mino.
"Lalu?"lanjut Jennie.
"Oppa minta maaf. Aku udah nyakitin kamu, aku udah nyuruh kamu pergi, tapi yang paling utama aku minta maaf karena menyerah ketika kamu gak pernah menyerah."ucap Mino menghampiri Jennie. Jennie menunduk menutupi wajahnya.
Tubuh Jennie gemetar, Mino tau Jennie menangis. Mino melempar kertas perceraiannya dan memeluk Jennie.
"Oppa jinjja mianhae, Jennie-ya."ucap Mino lagi. Jennie tidak menjawab, ia hanya menangis terseguk-seguk dipelukan Mino.
Mino melepaskan pelukannya dan menatap kedua mata Jennie.
"Aku mencintaimu, Kim Jennie. Apakah kamu masih mencintaiku?"tanya Mino sambil menghapus air mata Jennie.
"Iya. Aku masih mencintai, Oppa."ucap Jennie dengan air mata membasahi pipinya.
***Mino menatap Jennie yang sedang asik melihat laut. Mino terkagum-kagum melihat elok wajah Jennie. Jennie yang merasa diperhatikan menoleh kearah Mino.
"Waeyo?"tanya Jennie. Mino tersenyum.
"Yeppuda."jawab Mino singkat sambil tertawa.
"Aigoo... liat mulut gombal ini."ujar Jennie sambil mencubit pipi Mino.
"Matamu sembab... pasti kamu nangisin aku tiap detik."ejek Mino.
"Annyia!"protes Jennie. "Oppa yang kelihatan kurus, matanya sembab, pasti deh gak mau makan karena nangisin aku tiap detik kan?"ejek Jennie balik.
"Nde."Mino mengakuinya. "Oppa gak mau makan sampai mau mati, cairan tubuh Oppa semua keluar lewat air mata."tambahnya. Jennie tertawa mendengarnya.
"Jeongmal?"ucap Jennie sambil tertawa. Mino mendekat dan mencium bibir Jennie.
"Naega saranghae, Jennie-ya."ujar Mino sambil menggenggam tangan Jennie.
"Nado saranghae."ucap Jennie yang langsung memeluk Mino.
'You melt my fears away
And reach inside me with your eyes
And light a burning fire
And I cannot stop staring
And I am changed by you
The more I get to know you
The more I want you close to me
And I'll take care of you
Please just say you'll let me
Forever be whatever you need'
Between The Trees - Changed By You
KAMU SEDANG MEMBACA
I DO (I REALLY DON'T)
FanfictionKim Jennie memiliki segalanya. Ia cantik, pintar dan lahir dari keluarga kaya. Di umurnya yang baru saja berumur 24 tahun, ia menjadi pewaris tunggal KJM Group. Memiliki sepupu seorang penyanyi dan penari terkenal di Korea yaitu Lisa Manoban membua...