Trip to Bora-Bora : A Secret

491 46 0
                                    

Mino duduk ditepi pantai sambil merokok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mino duduk ditepi pantai sambil merokok. Ia merenungkan apa yang ia lakukan didalam. Bagaimana ia bisa mencium Jennie? Padahal ia tau perjanjian yang ia lakukan dengan ayah Jennie.

"Kenapa lo?"tiba-tiba terdengar suara Jinwoo. Ia duduk disebelah Mino. Mino menghela nafas dan menceritakan semuanya kepada Jinwoo. Jinwoo adalah satu-satunya yang mengetahui tentang wasiat ayah Jennie.

"Kenapa gak coba bilang aja lo suka?"saran Jinwoo. Mino menggeleng.

"Lo tau kan gue gak bisa. Gue udah ada perjanjian sama ayahnya Jennie. Gue harus jaga anaknya sampe anaknya bisa nemuin orang yang tepat kalo dia gak ada. Dan dia berpesan sama gue, kalau laki-laki itu gak boleh gue. Karena gue bukan laki-laki yang pantes buat Jennie."ujarnya. Ia menghela nafasnya lagi.

"Gak pantes gimana?"tanya Jinwoo.

"Lo liat Jennie. Cantik, pintar, kaya, anak yang baik-baik. Sedangkan gue berandal, badan gue penuh tato dan segala hal buruk lainnya."jawab Mino.

"Ya... itu gak mengartikan lo gak pantes buat Jennie. Kalo lo bisa jaga dan menyayangi Jennie dengan baik, kenapa enggak?"ucap Jinwoo sambil menepuk pundak sahabatnya itu. "Jennie udah inget lo belum?"lanjut Jinwoo.

Mino hanya membalas dengan gelengan.

"Itu udah 18 tahun yang lalu. Gue emang ada disana nemenin dia di rumah sakit saat kecelakaan pesawat. Dari situ gue selalu liat dia dari jauh. Gue ikutin semua tentang dia. Sampe gue kerja keras buat capai ini semua. Meskipun harus utang budi sama ayahnya. Apapun gue lakuin supaya gue bisa deket. Sekarang ketika gue deket, dan gue bisa aja milikin dia seutuhnya karena wasiat itu. Tapi gue sadar, apa yang ayahnya Jennie bilang soal gue gak pantes untuk anaknya bener adanya. Gue menikah hanya untuk beberapa saat. Hanya untuk jaga dia sampe dia nemuin laki-laki yang dia sayang. Pada akhirnya gue harus relain dia. Lebih baik gue gaperlu mulai apa-apa."curhat Mino dengan tatapan nanar. Entah sudah berapa batang rokok yang ia hisap. Jinwoo hanya berada disana mendengarkan sahabatnya bersedih.

***

Jennie sedang menyisir rambutnya saat Mino masuk kedalam bungalow. Jennie tidak berusaha membuka pembicaraan begitupun juga Mino. Mino duduk disofa dan membukan handphonenya. Jennie menarik nafas dan memulai pembicaraan.

"Mino Oppa... aku akan keluar bersama Lisa, Jisoo dan Rose ya."ucapnya sambil berusaha tersenyum. Mino menoleh dan mengangguk. "Oppa... gwenchana. Aku gak anggep tadi itu apa-apa kok. Oppa bisa bersikap seperti biasa."lanjut Jennie tersenyum.

"Arraseo, Jennie-ya."jawab Mino singkat. Jennie terdiam, bukan itu jawaban yang ia inginkan. Lalu ia melangkahkan kakinya keluar bungalow. Matanya terasa panas karena menahan air mata.

Jennie melangkah bertemu dengan teman-temannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie melangkah bertemu dengan teman-temannya. Lisa menanyakan ada apa namun Jennie tidak mau menceritakan apapun. Ia hanya bilang ia ingin minum-minum hingga lupa permasalahannya.

Mereka berjalan menuju klub terdekat. Disana mereka minum dan tertawa bersama. Mereka berdansa dengan banyak orang.

 Mereka berdansa dengan banyak orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu gelas...

Dua gelas...

Tiga gelas...

Sampai entah gelas keberapa Jennie mabuk. Lisa berusaha mengajak Jennie kembali. Jennie menggeleng dan terus berjoget bersama orang-orang tak dikenal. Teman-teman Jennie menuntun paksa Jennie agar keluar dari klub dan kembali ke bungalow.

Lisa mengetuk pintu bungalow Mino. Mino keluar dan mendapati Jennie yang sudah mabuk.

"Mianhae, Mino. Jennie sedang tidak terkendali malam ini. Tolong bantu Jennie."ucap Lisa sambil menyerahkan Jennie.

"Apa yang terjadi, Lisa?"tanya Mino sambil memeluk Jennie di pinggangnya agar Jennie tidak jatuh.

"Jennie gak cerita apa-apa. Mino, tolong berbaiklah pada Jennie. Dia belum pernah merasakan jatuh cinta sebelumnya. Kalo kamu gak suka, tolong selama hubungan palsu kalian jaga Jennie seakan Jennie adalah pasanganmu sebenernya."pinta Lisa. Mino mengangguk.

"Gomawo, Lisa."ucap Mino yang dibalas senyuman oleh Lisa dan Lisa pamit untuk kembali ke bungalownya.

Mino menuntun Jennie ke kasur. Ia merebahkan Jennie dikasur dan membantu melepaskan sepatu Jennie. Ia memakaikan selimut ke tubuh Jennie. Lagi-lagi Jennie menginggau.

"Mino Oppa... Na neoreul johayo."gumamnya. Mino memeluk Jennie yang tidak sadar dan membalasnya.

"Nado."Mino mengecup kening Jennie dan beranjak menuju sofa dan ia tidak bisa tidur karena memikirkan perasaannya.

'How would you feel, if I told you I loved you?
It's just something that I want to do
I'll be taking my time, spending my life
Falling deeper in love with you
So tell me that you love me too'
Ed Sheeran - How Would You Feel

I DO (I REALLY DON'T)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang