Mino duduk diruang makan Jinwoo ditemani dengan sebotol soju. Jinwo duduk menatap Mino yang menegak segelas soju, Jinwo menggelengkan kepalanya mendengar curahan hati Mino.
"Menurut hyung aku kenapa?"tanya Mino serius.
"Gak kenapa-kenapa."jawab Jinwoo singkat. Mino yang merasa tidak puas dengan jawaban itu pun berdecak kesal. "Yang kamu rasakan itu cinta. Cemburu."tambah Jinwoo.
"Cemburu? Aku? Ya.. aku Song Mino."bantah Mino kesal.
"Bukannya memang kamu cemburu? Itukan yang kamu rasakan dari awal kenal Kai? Dari awal Jennie mengenalkannya padamu di Vietnam."ucap Jinwoo dengan wajah serius. "Kau... cuma belum siap menerima kenyataan bahwa ada yang menginginkan wanitamu."tambah Jinwoo. Mino menggeleng tidak setuju meskipun hatinya merasakan kebenaran dibalik ucapan tersebut.
"Hyung... gak banget."ucap Mino remeh.
"Kau terlalu sibuk membiarkan emosimu menguasaimu. Kau ingin membuktikan padanya bahwa ada wanita lain juga yang menginginkanmu. Saat itu terjadi, ada laki-laki yang memperbaiki dirinya untuk mendapatkan wanitamu. Jangan begitu, nanti kau menyesal."ujar Jinwoo memberikan nasihat. Mino diam menatap Jinwoo dan menegak segelas soju lagi.
***
Jennie mengirimkan pesan kepada Mino. Entah kenapa dia merasa harus tau dimana suaminya tersebut. Ia tidak mau apa-apa terjadi seperti kasus Irene dulu. Dengan gelisah ia terus melihat pesannya yang tidak kunjung dibaca oleh Mino.
Jennie melangkah keluar dan menatap parkiran yang masih kosong karena Mino belum pulang. Ia menghela nafas dan berjalan menuju sofa dimana ia duduk menatap nanar kesekeliling rumah.
Dulu dirumah ini mereka bersenang-senang dan bermesraan. Dulu setiap detik rasanya ucapan cinta sudah seperti obat yang membuat candu. Dulu rasanya jika tidak bertemu dunia serasa berhenti. Entah sejak kapan ia merasakan sebegini kesepiannya padahal rasanya ia sudah menggenggam laki-laki itu ditangannya.
Jennie menatap foto pernikahannya yang ia pajang di ruang tengah. Disana ia dan Mino tersenyum bahagia, padahal saat itu mereka masih berpura-pura. Jennie terdiam berpikir apakah semua perasaan Mino padanya sebatas kepura-puraan.
Ting tong...
Bel pintu dibunyikan membuyarkan lamunan Jennie. Dengan rasa malas ia berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang datang, itu Kai. Jennie membuka pintu dan melihat Kai berdiri dengan sekantung ayam goreng.
"Ini..."tiba-tiba Kai memberikannya pada Jennie.
"Aaahh.. gomawo. Mau masuk dulu? Lagian tiba-tiba dateng."ucap Jennie menerima sekantung ayam goreng dari Kai. Kai menggeleng.
"Nggak. Aku cuma mampir karen ada syuting didekat sini. Aku pamit ya."ujar Kai melambaikan tangannya pada Jennie dengan terburu-buru. Jennie terkekeh melihat Kai yang hampir jatuh karena terburu-buru. Ia melangkah masuk dan memakan ayam gorengnya sendirian. Ia kesepian. Ia mengeluarkan handphonenya lagi dan memberi tahu Mino bahwa Kai mampir membawakan ayam goreng dan ia menunggu Mino untuk memakannya bersama. Namun hingga pagi menjelang, penantiannya sia-sia. Mino tidak pernah membuka pintu itu untuk makan bersamanya.
'I'm too used to it now
Every time, we go to the end
This isn't happiness
This isn't love
Whatever I do, I have to do it on your terms
Because I'm the one
Who understands you
It's best if I just not say anything and let it go
I don't want anything huge
I don't have many expectations anymore
I'm just afraid it'll end
That I'll lose you like this
Am I too easy to you now?
Are my worries too much for you?
I think we changed too muchBaby baby lonely lonely lonely
Is this it?
Why is this happening? Why only me?
Why am I lonely again?
Baby baby lonely lonely lonely
Is this love?
Am I the only one who changed?
Are we fighting or are we dating?'
SISTAR - Lonely
KAMU SEDANG MEMBACA
I DO (I REALLY DON'T)
FanfictionKim Jennie memiliki segalanya. Ia cantik, pintar dan lahir dari keluarga kaya. Di umurnya yang baru saja berumur 24 tahun, ia menjadi pewaris tunggal KJM Group. Memiliki sepupu seorang penyanyi dan penari terkenal di Korea yaitu Lisa Manoban membua...