I Miss Your Body (18+)

681 26 1
                                    

Jennie merungut kesal di mobil dari airport menuju rumahnya di Seoul. Mino meliriknya dan menghela nafas

"Ya... beneran mau ngambek?"goda Mino sambil mendekatkan wajahnya pada wajah Jennie.

"Kita kan baru baikan, masa langsung balik dan kerja."keluh Jennie. Mino tersenyum gemas melihat Jennie.

"Memangnya kenapa? Wahhh.. kamu masih pengen manja-manja ya? Atau kamu ingin..."goda Mino sambil menutupi dadanya seakan apa yang Jennie minta berbau mesum.

"Ya!"Jennie mencubit pinggang Mino kesal.

"Aaaa.. appa."teriak Mino. Mino memegang dagu Jennie hendak menciumnya namun Jennie mendorong Mino.

 Mino memegang dagu Jennie hendak menciumnya namun Jennie mendorong Mino

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oppa... gak malu?"tanya Jennie kesal.

"Sama siapa?"balas Mino. Jennie melirik kearah supir Mino, Mr. Go.

"Aaa... Pak Go, apakah aku harus malu karena mencium istriku?"tanya Mino pada supirnya. Supirnya hanya menggeleng. Mino tertawa mengejek pada Jennie yang sudah lelah dengan segala sikap Mino yang frontal. "Arraseo... dirumah ajayaaa..."lanjut Mino menggoda Jennie.

Drrrtttt... telepon Mino bergetar. Terlihat nama Jinwoo dilayar. Mino mengangkatnya dan ngobrol dengan Jinwoo.

"Pak, tolong antar kerumah Jinwoo hyung aja."ucap Mino. "Jinwoo hyung bilang kita kerumahnya aja. Keponakannya sedang dititipkan dirumah, minta bantuan katanya."tambah Mino. Jennie tersenyum dan mengangguk karena dia sangat suka anak kecil.

***

Jennie dan Mino sampai dirumah Jinwoo. Jinwoo membukakan pintu dan mereka disambut dengan seorang anak kecil perempuan yang cantik.

"Annyeong..."sapa Jennie.

"Annyeong..."sapa balik anak itu.

"Siapa namanya?"tanya Jennie.

"Kim Ae Ra."jawab anak itu singkat.

"Aaaa... Ae Ra-ya, aku Tante Jennie dan ini Om Mino."ucap Jennie memperkenalkan dirinya dan Mno. Jinwoo mempersilakan mereka masuk dan tanpa butuh waktu lama Jennie sudah dekat dengan Ae Ra. Jennie membantu Jinwoo menidurkan Ae Ra. Dengan jiwa keibuannya, Jennie berhasil menidurkan Ae Ra.

Setelah berhasil menidurkan Ae Ra, Jennie keluar dari kamar dan menghampiri kedua laki-laki yang sedang sibuk ngobrol dan minum bir.

"Jinwoo Oppa, Ae Ra cantik dan lucu sekali!"puji Jennie sambil duduk disebelah Mino.

"Haruskah kita buat satu?"goda Mino sambil menatap Jennie.

"Oppa jinjja..."Jennie lagi-lagi mencubit Mino yang selalu mengusilinya. Jinwoo tertawa melihat pasangan tersebut.

"Tapi kamu terlihat cocok kok jadi Ibu."tambah Jinwoo. Jennie mendengus kesal dan melotot kearah Jinwoo.

"Oppa jangan ikut-ikutan ya."omel Jennie.

"Hyung, Jennie ini lebih suka membuatnya daripada punya anaknya."ejek Mino lagi. Jinwoo dan Mino tertawa sementara Jennie hanya bisa tertawa kesal. Ia tidak bisa membayangkan dirinya hamil dan memiliki anak. Apalagi melihat Mino yang masih seperti anak kecil, bukankah rasanya seperti merawat 2 anak kecil nantinya?

~

Mino dan Jennie berjalan memasuki rumah mereka. Sesaat melangkah kedalam rumah, Mino menarik tangan Jennie dan mencium Jennie penuh gairah. Kedua tangannya memeluk Jennie erat hingga Jennie kehilangan keseimbangan dan terjatuh.

 Kedua tangannya memeluk Jennie erat hingga Jennie kehilangan keseimbangan dan terjatuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka bertatapan mata dan menertawai kebodohan mereka. Mino membelai rambut Jennie.

"Haruskah kita pindah ke kamar?"bisik Mino. Jennie mengangguk pelan. Mino membantu Jennie bangun dan menuntunnya kedalam kamar. Mino menutup pintu kamarnya dan mendekap tubuh Jennie sambil menciumnya. Perlahan-lahan Mino terus memojokkan tubuh Jennie menuju kasur. Mino membuka baju Jennie dan tersenyum.

"I miss your body."bisik Mino sambil mencium telinga Jennie dan turun ke leher. Jennie mendesah kecil. Mino semakin bergairah mendengar desahan Jennie. Ia membuka pakaiannya dan memperlihatkan tubuhnya yang berotot dan tato-tato yang menghiasi tubuhnya.

Jennie mendorong Mino dan berpindah posisi. Mino terkejut dan tersenyum senang. Jennie mencium bibir Mino dan menghilang dibalik selimut. Mino dapat merasakan kehangatan dari saliva Jennie dibagian kebanggaannya.

Tidak lama Jennie muncul dari balik selimut dengan senyum menggoda, Mino menarik Jennie dan merubah posisinya lagi, ia ingin mengontrol malam ini. Jennie menarik leher Mino dan mencium Mino lagi. Mino lalu mencium leher, dada dan terus turun kebawah. Jennie mendesah nikmat dan tersenyum.

Mino kembali mencium bibir Jennie dan menatap mata Jennie.

"Saranghae."ucap Mino sebelum ia menyatukan dirinya dengan Jennie.

***

Pagi tiba dan Jennie terbangun dengan Mino disebelahnya sedang menatapnya. Jennie menggerakan bibirnya 'wae' tanpa suara.

"Tadi malam hebat sekali."ucap Mino. Jennie tersenyum.

"Oppa gak bangun bersihin pengaman semalam?"tanya Jennie. Mino terdiam. Senyumnya hilang. Jennie yang melihat perubahan itu menatap Mino. "Wae?"tanya Jennie lagi.

"Aku lupa gak pake pengaman."jawab Mino tergagap-gagap karena ia juga lupa dan tidak merencanakannya.

"Yaaaa!!!"teriak Jennie. Mino terdiam.

"Jennie, ottoke?"tanya Mino panik. "Gak lah. Gak mungkin langsung hamil, ya kan?'tanya Mino lagi. Jennie menggeleng dan memegang kepalanya. Mino memukul kepalanya kesal dengan kebodohannya.

'Can you feel the warmth, yeah
'Cause my kiss goes down you like some sweet alcohol
Where I'm coming from, yeah
Is a darker side of me that makes you feel so numb
'Cause we're hot like hell
Does it burn when I'm not there?
When you're by yourself
Am I the answer to your prayers
I'm giving you the pleasure of heaven
And I'll give it to you
Hotter than hell
Hotter than hell.'
Dua Lipa - Hotter Than Hell

I DO (I REALLY DON'T)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang