Hari cerah namun sedikit dingin di Korea. Jennie dan Mino sudah kembali ke Korea setelah menjalani honeymoon yang indah.
Pagi itu Mino terbangun dengan Jennie yang masih tidur dan terlihat lelah di kasurnya. Mino bersiap-siap berangkat kerja dan meninggalkan Jennie yang tertidur lelap.
Jalanan begitu lenggang di pagi hari itu. Dengan santai ia menyetir dan mendengarkan lagu di radio.
"Ahh haruskah aku mewarnai rambutku?"ucapnya sambil bercermin.
Mino menyetir mobil dengan santai sampai ke kantornya. Setelah parkir dan berkaca memastikan dirinya sudah keren, ia turun dan berjalan masuk kedalam kantornya.
Ia berjalan santai memasuki kantornya didampingi sekretarisnya. Sesekali Mino bertanya jadwal apa yang sudah menunggunya hari ini. Dan pagi ini ia ada meeting dengan Irene untuk albumnya.
Mino memasuki ruangan kantornya mendapati Irene sedang duduk santai di kursi.
"Waahh... bukankah pakaianmu hari ini berlebihan, Song Mino-ssi?"ucap Irene. Mino menaruh tasnya dimeja dan duduk dikursinya.
"Aku hanya memberikan apa yang ingin orang lihat."ejek Mino sambil tersenyum. Irene mendengus sambil tertawa.
"Kenapa gak pernah balas pesanku?"tanya Irene tiba-tiba. Mino terdiam dan menatap Irene.
"Noona... kita udah berakhir lama. Aku udah menikah. Can we just let it go?"ucap Mino. Irene berdiri dan melangkah mendekat.
"Let it go? Haha. Setelah merusak orang lain, kamu lari. Tipikal Mino."ucap Irene menggebrak meja kerja Mino. Mino berdiri dan berkata kesal,
"Pergi. Jangan muncul kesini selain pekerjaan!"bentak Mino. Irene tersenyum dan beranjak pergi.
"Jangan meremehkan aku, Mino."ucap Irene sebelum menghilang dibalik pintu. Mino memukul mejanya keras.
***
"Oppa surprise!!!"ucap Jennie yang tiba-tiba masuk kedalam ruang kantor Mino. Mino yang sedang bekerja terkejut.
"Ah kamchagiya!"ucap Mino kaget. Tapi mata Jennie membelalak dan berlari mengahampiri Mino.
"Ya.. Oppa!!"ucap Jennie sambil mengancingkan jas Mino. Mino terlihat bingung.
"Wae?"tanyanya polos.
"Oppa kamu ngapain, sih?! Badanmu bisa diliat orang!"teriak Jennie. Mino tertawa melihatnya.
"Peluk aku, Jennie."pinta Mino. Jennie memeluk Mino dan mencium keningnya. "Hah! Sekarang aku sudah memiliki tenaga untuk bekerja lagi!"ucap Mino yang disambut tawa Jennie.
"Oppa aku keluar sebentar ya mau lihat-lihat."ucap Jennie. Mino mengangguk.
Jennie berjalan menyusuri lorong luas dan mewah MINO Ent. Disepanjang lorong banyak lukisan-lukisan yang bahkan Jennie tidak tahu mana karya Mino ataupun karya pelukis lain yang Mino beli. Selagi melihat-lihat, Jennie berpapasan dengan Irene.
"Annyeong, Unnie."sapa Jennie ramah. Irene berjalan melewati Jennie tanpa membalas sapaan Jennie. Jennie terdiam lalu berjalan lagi tanpa memedulikan Irene.
"Jaga baik-baik suamimu. Aku punya cara-cara untuk merebutnya kembali."ucap Irene tanpa menoleh ke Jennie dan terus berjalan menjauh dan menghilang dari lorong. Jennie tersenyum sinis dan mengumpat dalam hatinya.
"Perempuan iblis! Perang dimulai!"omelnya.
'You need to give it up
Had about enough
It's not hard to see
The boy is mine
I'm sorry that you
Seem to be confused
He belongs to me
The boy is mine.'
Brandy & Monica - The Boy is Mine
KAMU SEDANG MEMBACA
I DO (I REALLY DON'T)
FanfictionKim Jennie memiliki segalanya. Ia cantik, pintar dan lahir dari keluarga kaya. Di umurnya yang baru saja berumur 24 tahun, ia menjadi pewaris tunggal KJM Group. Memiliki sepupu seorang penyanyi dan penari terkenal di Korea yaitu Lisa Manoban membua...