A Secret

366 25 3
                                    

Mino terbangun dengan rasa sakit kepala yang hebat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mino terbangun dengan rasa sakit kepala yang hebat. Ia meringis dan terkejut melihat tubuhnya tanpa busana dan hanya berbalut selimut. Dengan perasaan berkecamuk ia menoleh kesebelahnya, fakta yang ia tak mau percaya. Irene, tertidur disebelahnya tanpa busana juga.

Mino mengehela nafasnya dan berberes secepat mungkin dan segera beranjak pergi dari sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mino mengehela nafasnya dan berberes secepat mungkin dan segera beranjak pergi dari sana.

~

Jennie terbangun tanpa Mino disebelahnya, ia mengecek handphonenya dan mencoba menelepon Mino namun tidak ada jawaban. Tanpa ingin berpikir buruk ia berjalan kearah dapur dan mulai menyiapkan sarapan. Saat sedang sibuk memanggang rotinya, pintu depan dibuka dan Mino masuk dengan wajah dan baju yang kusut. Jennie tersenyum dan berlari kearah Mino.

"Oppa semalam kemana?"tanya Jennie. Mino menoleh dan tersenyum.

"Maaf, aku kebablasan minum-minum dan menginap dirumah Jinwoo hyung."jawab Mino berbohong. Jennie mengangguk dan memeluk Mino. Jennie sedikit mencium wangi parfum wanita disana tapi ia segera menepis segala pikiran negatifnya dan menawarkan Mino sarapan. Mino hanya menggeleng dan segera masuk ke kamar.

"Oppa.. aku kerja dulu ya."ucap Jennie bersiap-siap.

"Hmm.. hati-hati."ucap Mino membalas Jennie. Jennie berjalan menjauh keluar dari rumah.

~

From: Irene
Bukankah terlalu kasar untuk segera pulang setelah meniduri seorang wanita?

Mino melirik kearah layar handphone nya. Ia mengerang kesal. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Ia tidak mau kehilangan Jennie.

To: Irene
Itu semua kesalahan. Tolong rahasiakan.

Setelah menunggu sesaat tak ada balasan dari Irene. Mino merasa gelisah tanpa tau apa yang harus ia lakukan.

***

Jennie pulang dari kantor dengan perasaan lelah. Ia berjalan kearah kamar dan melihat Mino tertidur pulas. Jennie mengganti pakainnya dan ikut merebahkan tubuhnya disamping Mino. Mino membuka matanya perlahan dan melihat wajah Jennie menatapnya.

"Oppa... bogoshipo."ucap Jennie. Jennie segera memeluk Mino. Mino terdiam tanpa membalas ucapan Jennie. Ia merasa sedih dan bersalah. Dengan suara parau, ia membalas ucapan Jennie.

"Hmm.. nado."

Jennie memeluk erat Mino dan merasakan detak jantung Mino. Sambil tersenyum lebar ia mulai menceritakan kejadian dikantor hari ini.

"Oppa... tau gak siapa yang bakalan jadi model mall baru yang akan dibangun? KAI."kata Jennie semangat. Mino tersenyum dan membelai rambut Jennie.

"Hmm... gwaenchanha."ucap Mino singkat. Jennie tersenyum lagi.

"Karena Oppa percaya padaku, aku juga akan percaya pada Oppa."ucapan Jennie membuat mata Mino terbelalak. Ucapan tulus yang membuat hati Mino sedih dan tersayat. Ia telah melukai kepercayaan Jennie, istrinya. Bahkan ia tidak ingat apapun soal tadi malam. Bagaimana bisa ia melakukan hal buruk itu pada Jennie bahkan tanpa mengingat satupun hal mengenai itu?

"Aku akan bersama Oppa sampai tua. Dan aku akan membuktikan bahwa Oppa orang baik dan bukan playboy."tambah Jennie sambil tersenyum lebar.

"Gomawo, Jennie-ya. Mian."bisik Mino. Jennie tak begitu mendengarnya dan terus memeluk Mino seakan ia tak mau melepaskannya, sekarang atau kapanpun.

***

Jennie berjalan kearah luar kantor setelah menghadiri meeting dadakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie berjalan kearah luar kantor setelah menghadiri meeting dadakan. Ia memijat keningnya dan bergumam sendiri bahwa ia butuh kopi. Dari keajauhan ia melihat sosok yang ia kenal, Kai.

 Dari keajauhan ia melihat sosok yang ia kenal, Kai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oppa!!!"panggil Jennie. Kai menoleh dan tersenyum lalu menghampiri Jennie.

"Wahh... bisa ketemu CEO muda ini."ejek Kai. Jennie tersenyum.

"Mau pemotretan?"tanya Jennie. Kai menggeleng.

"Bukan mau tapi udah selesai."jelas Kai. "Mau minum kopi? Aku denger-denger kantin disini enak."ajak Kai.

"Boleh. Sudah pasti enak dong karena aku cuma mau yang terbaik untuk kantor ini."jelas Jennie sambil tertawa. Mereka berjalan berdampingan menuju kantin kantor dan memesan 2 cup ice americano.

Mereka memilih tempat duduk dipojok sebelah kiri yang tertutup oleh hiasan pohon imitasi agar nyaman saat berbicara.

Kai menatap tangan Jennie dan melihat ke cincin yang melingkar dijari manisnya.

"Kau masih menggunakan cincin itu? Kau bilang hanya pernikahan bohongan?"tanya Kai menunjuk cincin Jennie.

"Awalnya. Tapi kami saling mencintai sekarang."jelas Jennie. Kai mengangguk kecil

"Berarti kita tidak ada kesempatan dong?"tanya Kai nyengir

"Opseo."jawab Jennie sambil tertawa.

"Btw, aku mau ke kantor suamimu. Mau ketemu Jiwon Hyung."ucap Kai.

"Eun Jiwon? Hmm.. Aku juga mau kesana!"ujar Jennie semangat. "Bareng ya? Supirku sakit. Aku kesini aja naik taksi."curhat Jennie. Kai mengangguk setuju.

Setelah menghabiskan kopinya, mereka berjalan bersama menuju mobil Kai.

Jennie menatap layar handphonenya hanya untuk memandang wallpapernya yang sekarang sudah bertengger manis foto Mino.

'Aku ingin kali ini jauh lebih baik.'batin Jennie.

'Oh how I love how the sun lays upon us
Staining the inches of skin
Oh says the clouds as they whisper above us
Oh what a life it's been
And all of the lies we've lied
And all of the time thats timed our lives
How do we know whats wrong or right this time'
Mree - Goodnight & Goodbye

I DO (I REALLY DON'T)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang