Setelah Lisa pulang, Jennie berjalan kearah dvd player untuk memainkan album yang diberikan Lisa. Dengan tangan gemetar dan nafas berat, ia mulai memainkan lagu-lagu yang ada disana.
Perlahan terdengar suara dari setiap member Winner Disetiap bait yang ia dengar air matanya mengalir deras. Seakan lagu-lagu itu mampu menyayat hatinya secara langsung.
Dengan cepat ia mematikan lagu tersebut. Terisak-isak ia mencoba mengehentikan tangisannya. Ia berlari kedalam kamarnya dan mengambil handphone yang sudah ia matikan selama ini, lalu menyalakannya.
Dalam 3 bulan ini, Mino telah mencoba menghubunginya ratusan kali. Namun hanya meninggalkan satu voice mail. Dengan tangan gemetar Jennie menekan tombol play untuk voice mail tersebut.
"Jennie-ya... Oppa jinjja mianhae. Pagi ini aku bangun karena suara alarm, biasanya kamu yang bangunin sambil teriak 'oppaaaa bangun kerja!!' Hahaha. Biasanya kamu suka nendang aku dan bilang 'oppa sanaan sempit.' dan sekarang kasur ini rasanya besar sekali tanpa kamu. Setiap hari aku selalu mengatakan pada diriku sendiri, 'Aahh... ini mimpi. Besok dia akan ada lagi disini.' Tapi kamu gak pernah ada lagi. Jennie-ya, bogoshipoyo."
Tuuut... voice mail selesai.
Jennie terdiam dan menangis. Ia menyadari ada banyak sekali tag-an masuk ke instagramnya. Ia membuka akun instagramnya dan melihat banyak tag an saat Winner konser bagaimana Mino menangis saat menyanyikan lagu-lagu tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I DO (I REALLY DON'T)
FanfictionKim Jennie memiliki segalanya. Ia cantik, pintar dan lahir dari keluarga kaya. Di umurnya yang baru saja berumur 24 tahun, ia menjadi pewaris tunggal KJM Group. Memiliki sepupu seorang penyanyi dan penari terkenal di Korea yaitu Lisa Manoban membua...