Mino berlari menuju apartemen Irene setelah memarkir mobilnya. Ia menekan bel berkali-kali sampai Irene membukanya.
Irene tersenyum menyambut Mino. Mino juga memasang senyum palsunya didepan Irene. Irene mempersilakan Mino masuk. Mino melangkah masuk dan segera duduk di sofa empuk milik Irene. Irene tanpa ragu melangkah mendekat dan duduk disebelah Mino dan bersandar padanya."Mino, aku rindu."ucap Irene. Mino mengelus kepala Irene dengan berat hati.
"Nado."balas Mino singkat. Irene mendongakan kepalanya dan mendekatkan bibirnya ke bibir Mino. Mino menerima ciuman Irene, ia merasa jijik tapi apapun akan ia lakukan untuk membuktikan ada yang salah dengan malam itu.
Irene menatap mata Mino dan menuntun Mino menuju kamarnya. Mino mengikuti Irene.
"Haruskah kali ini kita menjalaninya perlahan?"tanya Mino. Irene menghentikan lagkahnya dan menoleh ke Mino.
"Maksudmu?"tanya Irene balik.
"Jangan terburu-buru. Cuddling sounds fine?"ucap Mino tersenyum. Irene ikut tersenyum.
"Cuddling sounds fine."ucapnya.
~
Irene terlelap disamping Mino. Dengan hati-hati Mino mengambil handphone Irene yang ditaruh dimeja lampu sebelah kasurnya. Mino terdiam dan mencoba berpikir apa password Irene.
Mino mencoba memakai password 04082017, tanggal jadian mereka dulu. Dan terbuka. Mino tersenyum sinis.
Mino membuka notes di handphone Irene dan mencari diary nya pada tanggal malam after party. Ia menemukannya.
'Itu terjadi.
Aku menaruh obat tidur pada minuman Mino. Aku membawanya ke apartemenku. Aku menanggalkan pakaiannya dan pakaianku. Aku menaruhnya dikasurku. Kami tidak melakukannya, tapi keadaan ini akan membuat ia berpikir kami melakukannya kan?'Mino membaca notes setelahnya.
'Mereka bertengkar hebat. Setidaknya itu yang ku dengar. Apakah ini membuatku menjadi orang jahat? Aku ingin bisa memiliki Mino lagi. Aku merindukannya.'
Mino meng-capture notes itu dan mengirimkannya ke handphonenya. Dengan sigap ia segera bangun dan bersiap pulang ketika Irene tiba-tiba bangun.
"Mau kemana?"tanya Irene mengucek matanya.
"Pulang. Mengejar Jennie."jawab Mino.
"Apa? Kau pikir dia mau kembali setelah apa yang kamu lakukan?"sindir Irene.
"Aku tau semuanya, Irene. Teganya kau melakukan itu."ucap Mino menahan amarahnya sambil menunjukkan notes yang ia ambil dari handphone Irene. Irene terkejut dan gelagapan.
"Mino—.."belum sempat Irene menyelesaikannya. Mino melanjutkan ucapannya.
"Kau adalah wanita terburuk yang pernah aku temui, Irene. Jangan pernah muncul lagi dihadapanku. Aku akan membayar penalti kontrak, silakan cari agensi lain."ucap Mino marah dan berlari keluar apartemen Irene. Ia segera menelepon Lisa.
"Dimana Jennie?"tanyanya sambil menyalakan mesin mobilnya.
~
Hujan turun deras di Seoul, menurut berita akan ada badai. Seluruh penerbangan dibatalkan, termasuk penerbangan Mino ke Jeju untuk menemui Jennie. Mino mencoba menghubungi Jennie, namun terus ke voice mail. Mino melempar handphonenya dengan kesal.
Mino mencoba lagi dan tetap voice mail. Dengan suara bergetar ia meninggalkan pesan untuk Jennie.
"Jennie-ya... Oppa akan ketempatmu besok. Aku akan menjelaskan semuanya. Ayo kita perbaiki ini semua. Telepon aku jika kamu sudah mendengarkan pesan ini."ucap Mino lirih.
Mino membanting tubuhnya ke kasur. Lagi-lagi dengan soju ditangannya. Sesekali ia melihat kearah jendela menyadari hujan turun begitu lebat. Tiba-tiba terdengar bunyi bel dibunyikan. Mino bangun dan berjalan kearah pintu. Ia menekan ke monitor untuk melihat siapa yang ada disana. Ia terkejut karena Irene berdiri dengan basah kuyup diluar. Dengan berat hati Mino membukakan pintu.
"Wae?"tanya Mino kasar. Irene menggigil.
"Bolehkah aku masuk?"tanya Irene lembut.
"Andwe."jawab Mino kasar. Mino melihat Irene menggigil. Dengan kesal Mino melangkah masuk dan mengambil jaketnya dan melemparnya ke Irene. "Pakai ini dan pulanglah."lanjutnya.
"Mino, mianhae."ucap Irene lirih. Mino berdecak kesal.
"Aku tau, aku pernah melakukan salah padamu. Aku sudah meminta maaf padamu ribuan kali. Kau tau? Karena mu aku kehilangan orang yang sangat berarti untukku!"teriak Mino. Irene menangis.
"Aku juga kehilangan orang yang sangat berarti untukku, kamu. Aku minta maaf. sudah menyakitimu."tangis Irene. Mino tertawa sinis. Ia mendekatkan wajahnya kepada Irene.
"Aku tidak butuh maafmu, Noona. Aku tidak peduli kamu menyakitiku seperti apapun. Tapi kamu menyakiti wanita yang sangat aku cintai! Kau tau seperti apa kamu menghancurkannya?!"teriak Mino didepan wajah Irene. "Pergilah. Jangan pernah kembali."usir Mino membanting pintu rumahnya.
Mino berjalan ke kamarnya dan meminum sojunya sampai habis. Ia menyesal membiarkan Jennie pergi. Ia ingin segera malam ini cepat berakhir.
'I'm in my bed
And you're not here
And there's no one to blame but the drink and my wandering handsForget what I said
It's not what I meant
And I can't take it back
I can't unpack the baggage you leftWhat am I now?
What am I now?
What if I'm someone I don't want around?
I'm falling again
I'm falling again
I'm falling'
Harry Styles - Falling
KAMU SEDANG MEMBACA
I DO (I REALLY DON'T)
FanfictionKim Jennie memiliki segalanya. Ia cantik, pintar dan lahir dari keluarga kaya. Di umurnya yang baru saja berumur 24 tahun, ia menjadi pewaris tunggal KJM Group. Memiliki sepupu seorang penyanyi dan penari terkenal di Korea yaitu Lisa Manoban membua...