Mino duduk berhadapan dengan Jinwoo. Jinwoo menatap Mino dan mulai meminum minum yang disediakan oleh Mino.
"Aku harap, aku nggak ganggu kamu."ucap Jinwoo.
"Andwae, Hyung. Aku bersyukur kamu datang. Kalo enggak, pasti aku udah kehilangan kendali."jelas Mino sambil meremas rambutnya.
"Wae?"tanyanya.
Mino menjelaskan apa yang terjadi dengan Jennie tadi dikamar. Bagaimana ia hampir saja melakukannya dengan Jennie.
"Woooo Song Mino."sorak Jinwoo. Mino menatap sinis Jinwoo. "Waeee? Kalian saling menyayangi dan kalian udah nikah. Dan ini bukan yang pertama untuk kamu kan? Harusnya gak perlu pikir 2 kali."lanjut Jinwoo.
"Arra... tapi ini yang pertama untuk Jennie. Aku ingin ia melakukannya ditempat yang spesial denganku. Bukan dikamarku yang berantakan karena banyak kertas lagu."jelas Mino. Jinwoo mengangguk seakan mengerti.
"Kenapa gak honeymoon? Maksudku kalian kan pengantin baru. Pasti akan berkesan untukmu dan Jennie."saran Jinwoo. Mino terdiam dan tersenyum.
"Ya... Hyung!"ucap Mino tanda setuju. "Btw, kenapa kesini?"tanya Mino. Jinwoo memakan snacknya.
"Aku berusaha memperingatimu tentang Irene. Ia masih mengejar kamu. Dan kita gak tau sampai mana ia akan berbuat nekat."jelas Jinwoo.
"Ahh... tenang aja, Hyung. Aku gak akan terjebak."ucap Mino tertawa. Jinwoo hanya mengangguk
***
Jennie terbangun dengan Mino yang masih tertidur pulas disampingnya. Jennie berjalan kearah kamar mandi dan berkaca. Ia melihat tubuhnya dan berdecak kesal.
"Aku gak seksi. Apa Mino suka?"ucapnya kesal pada dirinya.
Jennie mengisi bathtub untuk berendam. Ia mulai menanggalkan bajunya satu demi satu. Ia melihat deretan berbagai macam wangi sabun. Dengan santai ia memilih wangi bunga mawar.
Perlahan ia menuangkannya kedalam bathup dan mematikan keran. Ia pun masuk kedalamnya. Iapun memejamkan matanya. Dengan santai ia menikmati hangatnya air dan wangi bunga yang membalut tubuh kecilnya.
Kreeekkk...
Tiba-tiba pintu terbuka dan Mino masuk.
"KYAAAAAA"teriak mereka berdua berbarengan. Mino segera keluar dan menutup pintunya.
"Jennie-ya, mianhae. Aku belum terbiasa ada orang dikamarku."ucap Mino panik.
"Gwenchana, Oppa. Aku lupa kunci pintu."ucap Jennie malu. Untung saja busa ini menutupi tubuhku, batin Jennie.
Mino berjalan kearah dapur meninggalkan Jennie dikamar. Ia segera membuat roti untuk sarapannya dengan Jennie. Sesekali ia mengumpat pada dirinya sendiri.
"Pabo-ya, Mino."umpatnya pada dirinya.
Tidak lama Jennie keluar dengan rambutnya yang setengah basah. Ia duduk dikursi dan memuji roti buatan Mino.
"Ya... Oppa. Ternyata pintar masak ya. Enak banget!"puji Jennie sambil tersenyum lebar.
"Hanya roti biasa. Gak usah nyindir, ya."balas Mino sambil menyentil dahi Jennie sambil tertawa.
Jennie mengunyang rotinya dengan lahap. Mino terkekeh melihatnya.
"Jennie-ya, kamu mau jalan-jalan berdua ke Vietnam gak?"tanya Mino gugup.
"Maksud Oppa honeymoon?"tanya Jennie balik. Mino terbatuk.
"Annyia... bukan gitu. Jalan-jalan aja."jawab Mino malu dan mengalihkan pandangannya dari Jennie. Jennie tertawa melihat tingkah Mino.
"Arraseo."jawab Jennie singkat dan mengangguk. Mino tersenyum lebar.
"Jennie-ya, ini semua terasa seperti mimpi ya. Gomawo, udah mau memberikan ruang untuk aku"ucap Mino mengelus pipi Jennie dan mencium Jennie.
'Cause when you love someone
You open up your heart
When you love someone
You make room
If you love someone
And you're not afraid to lose 'em
You'll probably never love someone like I do
You'll probably never love someone like I do'
Lukas Graham - Love Someone
KAMU SEDANG MEMBACA
I DO (I REALLY DON'T)
FanfictionKim Jennie memiliki segalanya. Ia cantik, pintar dan lahir dari keluarga kaya. Di umurnya yang baru saja berumur 24 tahun, ia menjadi pewaris tunggal KJM Group. Memiliki sepupu seorang penyanyi dan penari terkenal di Korea yaitu Lisa Manoban membua...