Jennie terbangun dengan kepalanya yang terasa begitu sakit. Mino mendekat membawakannya segelas teh hangat.
"Gomawo, Oppa."ucap Jennie. Mino duduk dipinggir kasur. Jennie melihat kearah Mino.
"Jangan mabuk-mabukan lagi ya."ucap Mino sambil mengelus kepala Jennie. Jennie terdiam dan mengangguk pelan.
"Oppa... boleh aku nanya sesuatu?"tanya Jennie.
"Iya... boleh"jawab Mino.
"Apa Oppa menyukaiku?"tanya Jennie lagi. Mino menghela nafasnya.
"Jennie-ya, beri aku waktu ya. Aku janji sebelum pernikahan kita aku akan jujur sama kamu."jawab Mino. "Pengacara ayahmu telepon aku tadi pagi. Kapan pernikahannya diadakan? Lisa akhir bulan ini akan berhenti masa kontraknya dengan agensi lamanya."lanjutnya.
"Arraseo, Oppa. Minggu depan aja."jawab Jennie sambil tersenyum. Mata Mino terbelalak dan tertawa.
"Minggu depan? Emangnya persiapannya udah?"tanya Mino.
"Oppa, percaya deh sama aku. Kita pulang dari sini semuanya udah siap."jawab Jennie sambil tersenyum mengejek.
"Arraseo, Jennie-ya."ucap Mino.
***
"Omo... yang bener?"ucap Lisa kaget mendengar cerita dari Jinwoo perihal Mino dan Jennie.
"Iya... jangan beritahu Jennie ya."balas Jinwoo.
"Si brengsek itu!"ucap Lisa kesal dan beranjak berlari menghampiri Mino yang sedang merokok sambil berjemur. Jinwoo dengan panik mengejar Lisa.
"Ya! Cowok brengsek!"omel Lisa kepada Mino yang kaget melihat Lisa.
"Ada apa, Lisa?"tanya Mino.
"Kau! Bisa-bisanya kau membuat perjanjian dengan ayah Jennie untuk menikahinya dengan niatan memang untuk sementara?! Kau sudah tau mengenai ini bahkan sebelum ayah Jennie meninggal?! Kau sebut dirimu laki-laki?!"omel Lisa. Tiba-tiba Jennie mendekat, dengan tangan gemetar ia menghampiri Mino.
"Mino Oppa, apa itu semua benar?"tanya Jennie. Mino terdiam, Jinwoo berkali-kali mengisyaratkan maaf dari belakang Lisa. Mino berdiri dari kursinya untuk berjemur, ia mendekat pada Jennie.
"Jennie, mianheo."ucap Mino pelan. Jennie menangis dan berlari menjauh. Mino berlari mengejar Jennie.
Jennie masuk kedalam bungalownya dan menangis sejadi-jadinya. Mino mengikuti Jennie masuk.
"Jennie... dengerin aku dulu ya. Aku mohon."pinta Mino.
"Andwae Oppa."Jennie membereskan segala barang-barangnya. "Aku akan kembali ke Korea."ucap Jennie lagi. Jennie berjalan keluar meninggalkan Mino.
'Ayo kejar dia. Tahan dia'ucap Mino dalam hati namun seperti tidak sejalan, kakinya tidak melangkah untuk menghentikan Jennie.
Lisa melihat Jennie bersiap pergi dari sana, Lisa buru-buru bilang kepada Rose bahwa ia juga akan pulang bersama Jennie dan menitipkan kopernya. Rose setuju dan Lisa mengejar Jennie.
***
Lisa merangkul Jennie disepanjang lorong airport. Lisa diam dan tahu ia tidak perlu menanyakan apakah Jennie baik-baik saja karena ia tahu Jennie tidak baik-baik saja.
"Jennie... kamu gak perlu buru-buru menikahi Mino. Aku gak apa perihal agensi."ucap Lisa. Jennie menggeleng dan mengenggam tangan Lisa.
"Aku akan tetep menikah, Jennie. Bukan hanya untuk kamu tapi untuk perusahaan ayahku."ujar Jennie. Lisa memeluk Jennie.
"Semua akan baik-baik aja, Jennie. Aku janji."hibur Lisa. Jennie mengangguk dan air mata mengalir lagi.
'I still remember the day we met I was hanging on your every word
I didn't think I would ever let somebody see into my world
Honestly, can't you see, I'm on your side
Say what it is you're trying to say
But if you lie to me again
I'll be the one that's walking away
Is it in you to be honest?
Honest
Is it in you to be honest?'
Kodaline - Honest
KAMU SEDANG MEMBACA
I DO (I REALLY DON'T)
FanfictionKim Jennie memiliki segalanya. Ia cantik, pintar dan lahir dari keluarga kaya. Di umurnya yang baru saja berumur 24 tahun, ia menjadi pewaris tunggal KJM Group. Memiliki sepupu seorang penyanyi dan penari terkenal di Korea yaitu Lisa Manoban membua...