1 - Manis dan Pahit

963 71 198
                                    

SATU

"Happy anniversary pasangan tergoal tahun ini!"

Aku tersenyum sambil mempause video yang sedari kuputar terus-terusan. Setelah aku mendapatkan tangkapan layar yang menurut penglihatanku aku kelihatan cantik, aku langsung melanjutkan aktifitasku menonton video rekaman satu bulan yang lalu itu.

"Cintamu senyaman mentari pagi,"

"Seperti pelangi, selalu kunanti,"

Aku makin mengembangkan senyumanku, sambil ikutan menyenandungkan lirik lagu yang dinyanyikan oleh seorang cowok yang sedang berjalan ke arahku, dengan tangan yang membawa sebuket bunga.

"Cintamu tak akan pernah terganti,"

"Selamanya di hati,"

"Aku bahagia, milikimu seutuhnya."

Dia kemudian merangkul pundakku.

"Happy anniversary Sagita Anastasya yang ke satu tahun, i love u," ucapnya di microphone, yang setelahnya langsung menghasilkan tepukan tangan yang luar biasa hebohnya dari teman-teman kami berdua.

Setelah adegan itu lewat, aku memilih untuk tidak melanjutkan menonton videonya lagi, hal itu karena aku tidak sanggup menahan pipiku yang terus mengembung dan bersemu merah melihat lelaki dalam video itu memperlakukanku dengan sangat manis.

Lelaki itu namanya Devano, dia adalah kakak kelas kelasku sekaligus pacar pertamaku. Aku sama sekali tidak menyangka bahwa hari jadian kami yang ke satu tahun, satu bulan yang lalu itu akan dirayakan semeriah itu.

"Kak Devan lagi apa ya? Gue udah kangen banget sama dia."

Ting...

Sabil:

Git, coba lo tanya cowok lo ada di mana.

Aku menghela napas panjang membaca pesan dari salah satu sahabatku.

Me:

Apaan sih lo gajelas banget! Jangan bilang ini karena lo liat kak Devan bareng cewek lagi?

Aku mendengus. Mengingat bagaimana perjuangan kak Devano dari masa PDKT sampai ke tahap kami pacaran, rasanya omongan teman-temanku yang katanya melihat dia berjalan dengan cewek lain itu rasa-rasanya sama sekali tidak benar. Jadi aku sama sekali tidak berpikiran macam-macam pada dia yang akhir-akhir ini sibuk mengurusi perkuliahannya di Bandung. Yah meskipun dia akhir-akhir ini sangat jarang punya waktu bahkan untuk sekedar membalas whatsappku sih.

Sabil:

Buruan!! Telpon dia sekarang juga!!

Aku berdecak sebal, Sabil ini tipe orang kalau udah nyuruh harus langsung diturutin, kalau orang yang disuruhnya membantah maka dia akan meneror orang itu habis-habisan. Karena males berdebat dengan dia aku memilih menuruti ucapannya yaitu menelpon kak Devano.

Panggilan pertama dia tidak mengangkatnya. Tapi karena sudah terlanjur menelpon aku memilih untuk menelponnya sekali lagi.

"Halo kak! Ke mana aja? Kok lama banget ngangkat telepon aku?"

"Maaf Git, aku lagi sibuk ngurus berkas pendaftaran kuliah aku nih."

"Oalah. Btw Kakak sekarang lagi di mana?"

"Masih di Bandung, mungkin lusa baru bisa pulang."

"Yah masih lama, padahal aku kangen."

Mahesagita✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang