12 - Pengakuan Mahesa

204 39 146
                                    

DUA BELAS

Hari ini karena Mahesa ada rapat mendadak dengan para anggota osisnya yang katanya akan lama, aku diwajibkan nebeng sama Inez dan kak Elang sama Mahesa. Padahal aku bersikeras bilang tidak mau, biar aku pulang naik gojek saja atau sejenisnya, tapi Mahesa menolak. Katanya dia sudah berjanji sama bunda akan selalu mengawasiku kapanpun itu. Dan selama dalam pengawasannya aku harus ikut apapun yang dia bilang. Nyebelin banget emang! Tingkahnya kayak pacarku aja, padahal bukan.

Eh- eh bentar kok aku kesel yah? Masa aku benaran baper sih sama Mahesa? Nggak lah, nggak mungkin. Aku kan cuma menikmati peran aja.

"My sweetheart!" seru kak Elang begitu ia sampai ke sekolahku.

"Eh itu kak Elang! Yok Git!!" Inez menarik tanganku agar aku lekas mengikutinya.

"Kangen!!" Begitu Inez sampai di depan mobilnya. Kak Elang langsung mengacak rambut Inez membuat pacarnya itu langsung bersemu merah.

Astaga! Belum ikut pulang sama mereka saja aku sudah merasa gimana gitu. Ini nih salah satu alasanku nggak mau ikut sama mereka, karena kalau bersama mereka aku bakal ngerasa ngenesku makin bertambah-tambah.

"Masuk sweetheart!" kata kak Elang lagi sambil mempersilahkan pacarnya masuk dengan cara membuka pintu mobil terlebih dahulu tentunya.

"Makasih by!!" balas Inez tersenyum cerah.

"Lo nggak perlu gue bukain juga kan Git?" tanya kak Elang yang melihatku berdiri kayak orang bego.

Aku mendengus. "Nggak usah makasih!!" ketusku sembari langsung masuk ke dalam mobil.

Setelahnya mobil mulai berjalan. Berada di sini bersama dua orang kasmaran yang baru pacaran setengah tahun itu membuatku ingin menangis saja. Sungguh mereka sangat bisa bikin iri aku. Mereka membuatku benar-benar pengen punya pacar.

"By pengen ice cream," pinta Inez tiba-tiba.

"Kamu lagi dapet kan by, jadi kamu nggak boleh makan gitu-gituan."

See? Kak Elang bahkan ingat jadwal menstruasi Inez.

"Tapi aku pengen!!" Inez mulai merengek.

"Nanti pas kamu udah habis dapetnya janji deh aku bakal beliin kamu banyak ice cream," rayu kak Elang.

"Ehm, yaudah. Tapi kalau sekarang aku pengen gulali boleh kan?"

"Of course!!"

Serius kak Elang itu perwujudan dari mantanku banget. Manisnya itu lho nggak tahan. Semoga cuma manisnya aja yang sama kayak si Devano, sifat jahatnya jangan sampai turun. Karena kalau iya, aku dan teman-temanku pasti akan langsung memutilasinya. Bukan apa-apa, Inez itu anaknya lemah sekali, dia juga nggak cepat jatuh cinta, tapi anehnya pas jatuh cinta malah jadi bucin banget. Mengingat fakta itu aku, Sabil, dan Jihan tidak akan membiarkan Inez disakiti, karena kami takut ia berpikir untuk bunuh diri kalau-kalau kak Elang sampai selingkuh darinya.

Aniway tiba-tiba aku jadi kepikiran Mahesa. Aneh banget kok tiba-tiba aku jadi keingat Mahesa sih? Apa dia akan sesosweet itu kalau dia jadi pasanganku? Eh? Aku langsung menggeleng, otakku mulai error sepertinya.

"Biasa aja kali mukanya Git, nggak usah ngiri gitu juga," kekeh kak Elang melihat ekspresiku dari kaca spion.

"Idih!!" sewotku.

"Mahesa nggak kalah sosweet sama kamu juga kok by," jawab Inez entah berniat membela atau mau lanjut mengejekku.

"Mahesa sweet?" Kak Elang langsung terbahak.

"Kok ketawa sih by?" tanya Inez keheranan.

"Aku nggak tahu kalau Mahesa bisa sweet makanya aku ketawa by."

Mahesagita✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang